"Bismillahirrahmanirrahim". Batin Alwi sambil memejamkan matanya, kemudian ia pun meminumnya. Semuanya pun berharap Alwi akan baik-baik saja.
"Bagaimana Wii ? Apa ada reaksinya ?". Tanya Ridho khawatir. Alwi pun menaruh gelas yang berisi jus yang ia minum tadi di meja, kemudian ia pun memejamkan matanya sambil memegang dadanya.
"Wii". Panggil Masaji, tetapi tidak digrubris oleh Alwi.
"Dek, kamu dengar kakak kan ?". Tanya Ridho khawatir. Alwi pun membuka matanya, kemudian ia pun menoleh kearah kakaknya sambil tersenyum manis padanya.
"Alhamdulillah". Ucap semuanya lega, sedangkan Alwi hanya tersenyum tipis saat melihat semuanya lega karena dirinya baik-baik saja.
"Maafkan Alwi semua, Alwi sudah berbohong sama kalian semua. Alwi berbohong karena Alwi tidak ingin merusak liburan kita selama disini. Sebenarnya hanya minuman dan makanan Alwilah yang beracun, tapi Alwi tidak ingin kalian menjadi khawatir. Oleh karena itu izinkanlah Alwi untuk bersama kalian karena mungkin ini adalah yang terakhir karena racun ini memang menyebar sangat lambat tetapi racun ini sangat berbahaya. Jika yang terkena racun ini mempunyai penyakit, maka nyawanya tidak akan tertolong. Jadi, Alwi harap kalian bisa mengikhlaskan kepergian Alwi nanti". Batin Alwi.
"Dek, kok kamu malah melamun sih ?". Tanya Ridho.
"Eh maaf kak, Alwi lagi pikirin beberapa orang yang akan dipekerjakan disini nanti". Ucap Alwi berbohong.
"Maafin Alwi ya kak". Lanjut Alwi di dalam hati.
"Ohhh, kakak pikir ada yang kamu sembunyiin". Ucap Ridho.
"Ga ada kok kak. Kan Alwi udah janji". Ucap Alwi.
"Sudah, sudah, kita lanjutkan nanti sesudah kita makan nanti. Sekarang kita makan dulu, tim Ashab juga ikut makan bersama ya". Ucap Ayah Ananda.
"Iya Yah/Om". Jawab semuanya. Mereka pun makan bersama tanpa adanya suara.
Alwi pun berusaha untuk menahan rasa sakit di dadanya karena racunnya menyebar sangat cepat akibat Alwi terus memakan makanan yang berisi racun tersebut, tetapi ia tetap memakannya agar keluarganya tidak curiga terhadap dirinya.
"Wii, ada yang sakit ? Kok wajah kamu pucat banget ya ?". Tanya Suheil khawatir.
Semuanya pun menjadi fokus terhadap Alwi. Semuanya pun langsung terkejut melihat wajahnya yang sangat pucat.
"Apakah ada yang sakit, Nak ? Katakan saja pada Bunda, Nak". Ucap Bunda Inne sangat khawatir terhadap putra bungsunya itu.
"Aku baik-baik saja, Bunda. Bunda tidak perlu khawatir". Ucap Alwi yang tetap saja tidak ingin mengatakan yang sebenarnya kepada keluarganya.
"Baik-baik aja gimana, wajahnya kamu itu pucat banget, Dek. Jujur aja sama kita". Ucap Tammy khawatir.
"Aku baik-baik saja, Yunda". Ucap Alwi beranjak dari tempat duduknya, tetapi tiba-tiba rasa sakit bertambah dan membuatnya terjatuh.
Untungnya Ridho dengan sigap menangkap tubuhnya tidak terjatuh ke lantai.
"Kamu kenapa, Dek ? Ayo jujur sama kakak, jangan buat kakak khawatir kayak gini". Ucap Ridho khawatir terhadap adik kesayangannya ini.
"Tam, coba kamu cek makanannya Alwi sama minumannya. Kakak dari awal merasa hanya makanannya dan minumannya saja yang ada racunnya". Ucap Ridho
"Iya kak". Jawab Tammy kemudian ia pun memeriksanya.
"Astaghfirullah kak, ini beracun kak, dari baunya juga udah ketebak. Alwi keracunan". Ucap Tammy khawatir. Semuanya pun terkejut sekaligus khawatir terhadap Alwi.
"Astaghfirullahalazim, kenapa kamu selalu seperti ini, Dek. Kan kamu udah janji". Ucap Ridho, sedangkan Alwi hanya tersenyum tipis saja.
"Al-wi u-dah ga-ku-at la-gi k-a-k, sa-k-i-t b-a-n-g-et i-n-i". Ucap Alwi dengan terbata-bata akibat rasa sakitnya.
"Kamu yang kuat ya, sebentar lagi ambulance datang kok. Kamu harus bertahan ya demi kami". Ucap Ayah Ananda.
"Al-wi u-dah ga-ku-at la-gi Y-a-h". Ucap Alwi memejamkan matanya sambil menahan rasa sakitnya.
"Bertahan ya sayang, anaknya Bunda pasti kuat". Ucap Bunda Inne menggenggam tangannya Alwi untuk menguatkan dirinya.
"Te-rus-lah se-per-ti i-n-i Bun-da". Ucap Alwi sambil terus mencoba untuk bertahan.
"Iya sayang, yang penting kamu yang kuat ya". Ucap Bunda Inne mencoba untuk tidak menangis di depan putranya itu.
Alwi pun tersenyum tipis kepada semuanya, kemudian ia pun memejamkan matanya secara perlahan karena ia sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya itu.
"ALWI !!!". Teriak semuanya khawatir.
"Wii, bangun dong, jangan bilang mimpiku jadi kenyataan. Kamu bilang kamu akan ada di sampingku terus, tapi ini apa coba. Bangun dong, Wii, kamu ga mungkin menyerah secepat ini". Ucap Suheil sambil menangis, Masaji pun memeluk adiknya itu dengan eratnya untuk menenangkan dirinya.
"Kak, Alwi ga akan ninggalin kita kan ? Alwi kuat kan ?". Tanya Suheil di dalam pelukannya.
"Alwi akan baik-baik saja, Dek. Kamu jangan nangis gini, Alwi ga suka nanti". Ucap Masaji yang sebenarnya juga merasa khawatir terhadap Alwi.
Ridho pun memeriksa Alwi apakah Alwi masih hidup atau tidak. Setelah itu, wajahnya langsung terlihat pucat.
"Ada apa kak ? Alwi masih hidup kan ?". Tanya Tammy yang menyadari raut wajah kakaknya itu langsung berubah.
"Alwi". Ucap Ridho terhenti.
"Alwi kenapa, Dho ? Jangan diam aja". Ucap Masaji khawatir.
"Alwi meninggal, Ji". Ucap Ridho berkaca-kaca.
Deg
"Ga mungkin, Dho. Bunda ga percaya, Bunda yakin Alwi kuat". Ucap Bunda tak percaya.
"Tapi aku cek sendiri, Bun". Ucap Ridho.
"Sekarang kita bawa dulu ke rumah sakit karena peralatan disana lebih banyak. Aku belum yakin bahwa Alwi sudah meninggal karena tubuhnya masih hangat". Ucap Tante Riska.
"Yasudah, Ayah sama om Ryan ambil kunci mobilnya dulu di Villa sebentar, yang lain langsung ke parkiran dulu". Ucap Ayah Ananda
"Baik Yah/Om". Jawab semuanya. Kemudian Masaji pun menggendong Alwi ala bridal style, lalu ia pun berjalan duluan menuju parkiran, diikuti oleh yang lainnya, sedangkan Ayah Ananda dan om Ryan pulang kembali ke Villa untuk mengambil kunci mobilnya karena tadi mereka berjalan kaki saja.
.........................
Selamat membaca....
Maaf telat ya 🙏🙏
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoergeNote :
-Maaf ya kalo pendek
-Maaf juga masih ada typonya kalo ada
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ternyamanku (Selesai)
Fiksi RemajaAssalamualaikum semuanya ! Ini adalah cerita ketigaku, semoga kalian suka ya sama ceritanya. Untuk saran dan kritik terhadap ceritaku ini bisa komenn yaa... Note : Cerita ini hanya khayalan author semata -Tolong hargai cerita ini, jangan plagiat Cer...