Part 16 (Sudah direvisi)

185 22 2
                                    

Di kamarnya Alwi
Saat ini Alwi sedang duduk di pinggir kasur sambil melamun.

"Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan ? Hamba tidak ingin keluarga hamba khawatir, tetapi jika tidak segera dibicarakan, nyawa keluarga hamba dalam bahaya". Batin Alwi.

Di saat sedang memikirkannya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Assalamualaikum Wi". Ucap seseorang.

Alwi pun menoleh kearah pintu, kemudian ia pun membalas salamnya sambil tersenyum.

"Waalaikumsalam, ada apa kak Ridho kesini ?". Jawab dan tanya Alwi.

Ridho pun menutup pintunya dan menguncinya, kemudian ia pun mendekati Alwi dan duduk disampingnya.

"Hmm, kakak cuma mau berduaan sama kamu. Udah lama banget kita ga berdua kayak gini, terakhir kali waktu kamu masih kecil". Ucap Ridho.

"Iya kak, itu udah lama banget. Tapi sekarang kakak kan bisa sering ngobrol berdua sama Alwi". Ucap Alwi heran.

"Iya, kakak tau itu. Cuma entah kenapa kakak merasa ini adalah terakhir kalinya kita berdua seperti ini". Ucap Ridho.

Alwi pun terkejut dan menoleh kearah Ridho yang sedang menundukkan kepalanya.

"Kak, Alwi ga akan pergi kok. Alwi akan selalu bersama kak Ridho, yang penting kakak selalu ada disamping Alwi. Itu sudah membuat Alwi kuat dan bahagia". Ucap Alwi memegang tangannya.

"Tapi kakak takut, kakak takut mimpi itu jadi kenyataan". Ucap Ridho lirih.

"Emang kakak bermimpi apa ?". Tanya Alwi lembut.

"Kamu pergi meninggalkan kita semua, karena kamu menyelamatkan kak Tammy". Jawab Ridho lirih.

Alwi pun terdiam sejenak, ia pun bingung harus menjawab apa. Alwi pun langsung memeluk Ridho, Ridho pun merasa nyaman atas pelukan dari adiknya itu.

"Kak, Insya Allah Alwi akan baik-baik saja, lagian itu cuma mimpi aja kok. Jadi kakak jangan banyak pikiran ya, nanti kakak sakit". Ucap Alwi tersenyum

"Kalo kakak mau nangis, nangis aja". Lanjut Alwi.

Ridho pun menangis dalam diam di pelukan Alwi, Alwi pun mengusap punggung sang kakak dengan lembut. Alwi tahu saat ini kakaknya sedang ketakutan akan mimpi itu.

"Alwi sayang banget sama kak Ridho, jadi Alwi ga mungkin ninggalin kak Ridho. Tetapi jika memang sudah takdirnya Alwi pergi meninggalkan kalian semua, tolong ikhlaskan kepergian Alwi dan memulai hidup yang baru tanpa adanya Alwi". Batin Alwi.

*********

"Gimana kak ? Udah tenang ?". Tanya Alwi.

"Udah Wi, makasih ya udah buat hati kakak jadi tenang". Jawab dan ucap Ridho tersenyum.

"Iya kak, sama-sama. Itu sudah menjadikan seorang adik membantu kakaknya". Ucap Alwi sambil tersenyum juga.

"Oh ya, nanti kakak ikut kamu sama kak Tammy ke acara ultahnya temannya kak Tammy, kak Tammy yang ngajak kakak supaya kalian ga saling suka lagi". Ucap Ridho.

"Kak Tammy yang bilang itu ?". Tanya Alwi.

"Iya Wi, Tammy takutnya kamu ga nyaman". Ucap Ridho.

"Alwi nyaman-nyaman aja, lagian kak Tammy kan kakak perempuannya Alwi. Kalo kakak ikut, kak Tammy akan jadi bahan bully-an karena membawa 2 orang cowok, mereka mengiranya kakak pacarnya kak Tammy". Ucap Alwi.

"Iya juga ya Wi, tapi kakak ga mungkin nolak kan". Ucap Ridho.

"Bilang aja, Alwi yang nyuruh kakak ga ikut dan jelaskan kepada kak Tammy apa alasannya. Alasannya yang barusan Alwi ucapkan". Ucap Alwi.

"Yaudah, kakak mau keluar dulu ya, kakak mau ke kamar momoy dulu". Ucap Ridho.

"Iya kak. Ada-ada aja kakak, masa kak Tammy di panggil momoy". Ucap Alwi tersenyum geli.

"Kakak perempuanmu itu cantik dan imut Wi, masa kamu ga nyadar". Ucap Ridho kemudian ia pun keluar dari kamarnya Alwi.

"Yassalam, ada-ada aja kak Ridho". Ucap Alwi tersenyum geli.

Tiba-tiba handphonenya pun bergetar, tandanya ada pesan masuk.

Alwi pun mengambil handphonenya, menyalakannya, dan membuka kunci handphonenya itu.

Kemudian ia pun mem-klik aplikasi berwarna hijau itu, kemudian ia men-klik salah satu chat dari sahabatnya itu.

**********

Chat via WA on

Suheil : Assalamualaikum Wi

Alwi : Waalaikumsalam, kenapa El ?

Suheil : Ane cuma mau bilang, ente mesti hati-hati kalo keluar rumah.

Alwi : Setiap ane keluar rumah, ane juga hati-hati El. Emang ada apa sih ?

Suheil : Tadi ane di chat sama Arnold, katanya ia cuma mengincar ente doang, bukan om Ananda. Jadi ane saranin, jangan keluar rumah sendirian. Ente tau sendiri kan, Arnold itu anaknya licik. Mungkin aja sekarang dia lagi buat rencana sama bapaknya.

Alwi : Ane tau El, tapi ane juga belum bisa bilang ke keluarga ane

Suheil : Lah, kenapa Wi ? Ini kan menyangkut nyawa ente Wi

Alwi : Kalo itu, Alwi bisa selesaikan sendiri El, yang terpenting keluarga ane selamat. Ane cuma ga mau keluarga ane khawatir, dan pasti mereka ga setuju dengan rencana ane. Terlebih lagi, mereka udah punya firasat buruk tentang Alwi, El.

Suheil : Tapi itu bahaya Wi

Alwi : Alwi tau, tapi ini semua demi kebaikan kita semua. Itu lebih baik, El

Suheil : Percuma ente menyembunyikannya dari mereka, Wi, sebentar lagi juga akan terbongkar. Firasat seorang keluarga lebih kuat Wi, apalagi firasat seorang Ibu Wi. Ente tau sendiri kan

Suheil : Kamu coba pikirkan baik-baik tentang rencana yang kamu buat ini Wi, ini berbahaya untuk kamu dan keluargamu atau tidak. Kamu juga harus pikirkan baik-baik, apakah kamu akan terus menyembunyikan hal ini dari keluargamu atau tidak, pikirkan juga risikonya nanti Wi.

*********

Chat via WA of

Alwi pun menaruh handphonenya, dan kemudian ia pun merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk itu. Ia pun memikirkan perkataan Suheil di chat WA tadi.

"Benar yang dikatakan Suheil, Alwi harus memikirkan risiko dari rencana ini. Jika Alwi gagal, sama saja Alwi mengantarkan nyawa Alwi kepada mereka. Dan itu akan membuat keluarga Alwi sedih". Batin Alwi.

"Baiklah, Alwi memutuskan untuk memberitahukan hal ini kepada semuanya. Alwi akan katakan saat makan malam nanti". Batin Alwi yang sudah bulat akan keputusannya itu.

*********

Selamat Membaca...
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoerge



Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang