Part 52 (Sudah direvisi)

106 12 1
                                    

"ASTAGFIRULLAHALZIM, HENTIKAN !". Teriak seseorang sambil mendorong pria tersebut hingga pisau kecil yang dipegangnya terjatuh dan patah.

Alwi yang mendengar itu pun membuka matanya dan melihat orang yang selama ini ia rindukan itu sudah berhasil menyelamatkan.

"Kak Reyhan". Panggil Alwi dengan suara bergetar.

Reyhan yang mendengar itu pun menoleh kearah belakangnya kemudian ia pun tersenyum pada saudara kembarnya itu. Reyhan berjongkok dihadapannya.

"Udah ya jangan nangis, kakak udah ada disini kok". Ucap Reyhan sambil melepaskan ikatannya itu.

Setelah dilepas, Alwi pun langsung memeluk Reyhan, Reyhan pun membalas pelukannya. Ia merasakan bahwa tubuhnya Alwi bergetar ketakutan.

"Udah ya, jangan takut. Udah ada kakak disini". Ucap Reyhan. Alwi pun menganggukan kepalanya kemudian ia pun melepaskan pelukannya.

"Kamu ga apa-apa kan ?". Tanya Reyhan.

"Gapapa kok, kakak juga bisa ngerasain sendiri kan". Jawab Alwi sambil tersenyum.

Reyhan pun membalas senyumannya.

"Bagaimana kamu tahu Alwi ada disini, hah ?". Tanya pria itu sambil bangun dari jatuhnya itu. Reyhan dan Alwi pun menoleh kearahnya.

"Itu karena hubungan batin kami terhubung satu sama lain, jadi aku bisa mengetahui dimana adikku". Ucap Reyhan dingin.

Sedangkan Alwi yang mendengar itu pun bergidik ngeri.

"Kayaknya lebih dingin Kian Santang dibandingin Alwi deh". Batin Alwi.

Pria itu pun terkejut melihat wajah mereka yang mirip seperti saudara kembar (Kan memang mereka saudara kembar tapi beda masa).

"Kenapa ? Apa kau terkejut sekaligus tak percaya bahwa Alwi memiliki saudara kembar ? Kau salah. Aku adalah saudara kembarnya yang sempat tinggal di Jepang, sekarang aku kembali ke Indonesia karena firasat burukku tentang adikku. Kau pikir, Alwi akan mati ditanganmu ? Kau salah juga, aku akan menghentikan rencanamu itu". Ucap Reyhan panjang lebar.

"Padahal bukan itu yang sebenarnya". Batin Alwi (Yassalam, yaut aje ente Wii).

"Aku memang akan menghabisinya, tapi sekarang aku juga akan menghabisimu. Lagipula kau datang sendirian kesini hanya untuk mengantarkan nyawamu saja". Ucap pria itu dengan sombongnya.

"Kau salah". Ucap Reyhan sambil tersenyum penuh arti.

Sedangkan Alwi hanya menonton saja, jujur ia tahu apa yang akan dilakukan oleh kakaknya itu.

"Baiklah, aku akan biarkan kalian merasakan dunia dulu. Setelah itu aku akan membunuh kalian berdua bersama tuan besar dan tuan muda". Ucap pria itu kemudian ia pun keluar dari ruangan itu, lalu pintu itu pun dikunci olehnya kembali.

"Arghhhh". Rintih Alwi secara tiba-tiba sambil memegang dadanya.

Reyhan yang melihat itu pun langsung khawatir.

"Astagfirullah, kambuh lagi, Wii ?". Tanya Reyhan khawatir.

Alwi pun hanya bisa mengangguk saja.

"Yaudah, kamu minum obat dulu aja ya. Kakak bawa obatnya soalnya". Ucap Reyhan.

Alwi pun hanya menangguk saja.

Reyhan pun mengambil botol minum dan obatnya Alwi di tasnya, kemudian ia pun memberikannya kepada Alwi. Dan Alwi pun menerimanya dan meminumnya.

"Gimana ? Masih sakit dadanya ?". Tanya Reyhan khawatir.

"Alhamdulilah, udah agak mendingan kok ini. Cuma badannya Alwi jadi lemas aja". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Alhamdulilah kalo begitu. Yaudah sini kamu tiduran aja di pangkuannya kakak. Kamu yang sabar ya, insya Allah yang lain akan dateng kok buat nyelamatin kita". Ucap Reyhan.

"Tapi apa tidak apa-apa, Raka ?". Tanya Alwi.

"Tidak apa-apa, Rayi. Kemarilah". Jawab Kian Santang sambil tersenyum.

Alwi pun menangguk, kemudian ia pun mendekati kakaknya, lalu ia pun tiduran di pangkuannya itu. Kian Santang yang melihat itu pun tersenyum kemudian ia pun mengusap rambutnya dengan lembut.

Alwi yang merasakannya itu pun tersenyum kemudian ia pun memejamkan matanya.

"Terimakasih, Raka". Ucap Alwi yang masih memejamkan matanya.

"Sama-sama, Rayi. Tidurlah". Ucap Kian Santang.

Alwi pun tidak membalasnya sama sekali, artinya ia sudah tertidur. Kian Santang pun tersenyum geli mendengarnya.

"Dasar Alwi". Ucap Reyhan sambil tersenyum geli.

"Aku harap, rencana ini akan berhasil". Batin Reyhan/Kian Santang

*********
Flashback saat Reyhan sampai disana

"Han, kamu yakin mau kesana sendirian ? Itu bahaya". Ucap Suheil khawatir.

"Iya, Han". Ucap Ridho yang khawatir juga.

"Gapapa kok, kalian tenang aja. Reyhan sama Alwi akan baik-baik aja. Reyhan cuma butuh doa dari kalian aja, itu sudah cukup buat Reyhan". Ucap Reyhan sambil tersenyum.

"Kita akan terus berdoa buat kamu, Han". Ucap Suheil. Reyhan yang mendengar itu pun tersenyum.

"Jangan lupa ajak Ayah, Om Ryan, sama Om Alexander. Bunda sama yang lainnya jangan ajak kesini, takutnya Om Rico bisa aja menjadikan mereka sandranya". Ucap Reyhan.

"Tapi mereka sendirian di rumah, Han". Ucap Masaji.

"Kakak tenang aja, bantuan dari Padjajaran akan datang". Ucap Reyhan tersenyum.

"Beneran, Han ?". Tanya Suheil.

"Beneran, El. Ayahanda dan yang lainnya akan datang kesini". Jawab Reyhan.

"Alhamdulilah kalo begitu". Ucap mereka lega.

"Jangan lupa bawa polisi juga kesini". Ucap Reyhan.

"Tapi, nyawanya Alwi yang akan jadi taruhannya, Han". Ucap Ridho khawatir. Reyhan yang mendengar itu pun tersenyum.

"Tenang aja kak, Alwi akan pulang dengan selamat kok". Ucap Reyhan sambil tersenyum.

"Kamu juga harus selamat, Han". Ucap Ridho. Reyhan yang mendengar itu pun tersenyum.

"Yaudah, kalo begitu aku pamit. Assalamualaikum". Ucapnya.

"Waalaikumsalam". Jawab mereka. Reyhan pun berlari memasuki rumah tersebut.

"Kenapa perasaan jadi ga enak gini ya ? Kenapa aku merasa Reyhan yang akan dalam bahaya ?". Batin Ridho.

"Mungkin itu hanya perasaanku saja". Batinnya menghilang perasaan buruknya itu.

*********

Selamat Membaca...
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoerge
#menujupartterakhir

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang