Part 42 (Sudah direvisi)

128 17 0
                                    

Sementara itu di kantin rumah sakit
"Bunda mau makan apa ? Biar Tammy yang pesankan". Tanya Tammy.

"Bunda mau nasi goreng aja, yang pedes ya". Jawab Bunda Inne.

"Kalo kak Ridho mau apa ?". Tanya Tammy kepada Ridho.

"Kakak mie goreng aja, yang pedes juga". Jawab Ridho.

"Oke, berarti nasi gorengnya 8, mie gorengnya 1". Ucap Tammy.

"Lah, kok banyak banget belinya ?". Tanya Ridho heran.

"Kan ada keluarganya Aji, Dho". Jawab Bunda Inne sambil tersenyum.

"Oh iya, Idho lupa Bun. Hehehe". Ucap Ridho sambil cengesgesan, Bunda Inne dan Tammy pun hanya tersenyum geli melihatnya.

Tammy pun berjalan menuju tempat yang akan ia beli makanannya. Ridho dan Bunda Inne pun duduk di salah satu meja di sana.

"Bund". Panggil Ridho.

"Iya, kenapa Nak ?". Tanya Bunda Inne lembut

"Bunda jangan sedih lagi, Alwi akan baik-baik saja. Dia adalah adiknya Idho dan Tammy yang paling kuat. Jika Alwi melihatnya, dia kan merasa bersalah dan terus menyalahkan dirinya sendiri". Ucap Ridho tersenyum.

"Iya Bun, benar yang dikatakan oleh kak Ridho". Ucap Tammy sambil membawa nampan berisi makanan.

"Iya Nak, Bunda tidak akan sedih lagi demi adik kalian. Terimakasih ya Nak, kalian berdua memang putra putri Ayah dan Bunda yang paling hebat, kalian bertiga adalah permata kecil Ibunda yang harus Bunda jaga". Ucap Bunda Inne sambil tersenyum manis.

"Sama-sama Bunda. Sudah menjadi kewajiban kami sebagai putra putri Ibunda". Ucap Ridho membalas senyumannya.

Tammy pun menggangguk setuju sambil membalas senyumannya.

******
"El, handphonenya Alwi kamu simpan di tasmu kan ?". Tanya Claudia.

"Iya kak, El taruh di tas El. Emangnya kenapa kak ?". Jawab dan tanya Suheil.

"Ya takutnya dicariin sama kak Ridho. Dia kan yang jagain Alwi nanti". Ucap Claudia.

"Lah, emangnya El ga boleh jagain Alwi juga ? Kan Alwi sahabatnya El kak". Ucap Suheil.

"Kita pulang dulu ke villa buat ngambil beberapa pakaian kita, kan kita harus nginap di rumah sakit buat jagain Alwi". Ucap Claudia.

"Keluarganya Alwi juga ?". Tanya Suheil.

"Iya El". Jawab Claudia. Suheil pun mengangguk-angguk paham.

Mereka berdua pun kembali berlarut dalam pikirannya masing-masing. Tidak lama kemudian, pintu ruang ICU pun terbuka.

Terlihat seorang wanita cantik berjas putih keluar dari ruangan tersebut. Ayah Ananda dan yang lainnya pun langsung bangkit dari duduknya dan mendekati dokter tersebut. Bunda Inne, Ridho dan Tammy pun sudah berada disana.

"Riska, bagaimana dengan keadaannya Alwi ?". Tanya Ayah Ananda mewakili semuanya.

"Alhamdulilah, keadaanya Alwi sudah dalam keadaan stabil. Kami sudah mengeluarkan racun dari tubuhnya. Tetapi tetap harus diperhatikan karena penyakit jantungnya akan sering mengalami kambuh. Alwi juga harus banyak istirahat, dan kurangi juga makanan yang berminyak. Dan untuk makanannya saat ini adalah bubur, setelah ia sembuh, ia bisa memakan makanan seperti biasanya". Ucap Tante Riska panjang lebar.

"Untuk jantungnya bagaimana, Riska ?". Tanya Ayah Ananda lagi.

"Jantungnya juga stabil, kemungkinan besar ia bisa sembuh dari penyakitnya. Kalian doakan saja". Jawab Tante Riska sambil tersenyum.

"Alhamdulilah". Ucap semuanya lega.

"Apakah boleh menjenguknya ?". Tanya Tammy.

"Boleh, tapi hanya 2 orang saja. Sebentar lagi Alwi akan sadar. Jika sudah sadar dan keadaannya sudah membaik, akan kami pindahkan ke ruangan biasa". Ucap Tante Riska.

"Yasudah, kalau begitu kami ingin kembali dulu ke Villa dulu untuk mengambil barang-barang kami". Ucap Ayah Ananda.

"Jangan terlalu formal banget, Ris. Kita kan udah kenal". Ucap Bunda Inne.

"Oh iya juga ya, udah jadi kebiasaan juga ini, Nne". Ucap Tante Riska.

"Gapapa, Tan. Biar kita sekalian belajar bahasa formal yang baik, hehehe". Ucap Ridho, semuanya pun tersenyum geli mendengarnya.

"Sudah, sekarang kalian pulang aja dulu. Biar aku sama Ridho yang jagain Alwi". Ucap Tante Riska.

"Lah, emang kamu ga ada pasien ?". Tanya Bunda Inne heran.

"Selama aku libur, tugasku hanya menangani Alwi saja. Jika Alwi dirawat dirumah sakit, hanya aku yang menanganinya. Hanya saja alat-alatnya meminjam di rumah sakit tempat Alwi dirawat. Seperti saat ini". Ucap Tante Riska.

"Yaudah, kalau begitu. Makasih ya udah mau bantuin jagain Alwi". Ucap Bunda Inne sambil tersenyum.

"Iya, sama-sama. Aku udah anggap Alwi seperti anakku sendiri, jadi kamu ga perlu sungkan". Ucap Tante Riska membalas senyumannya.

"Kalau begitu, kami mohon pamit. Assalamualaikum". Ucap Ayah Ananda.

"Iya, hati-hati kalian. Waalaikumsalam". Ucap Tante Riska.

"Waalaikumsalam". Ucap Ridho.

******
"Tan, kapan Alwi sadarnya ? Idho kangen banget sama Alwi". Ucap Ridho menatap wajah tenangnya Alwi yang masih memejamkan matanya.

"Sebentar lagi, Dho. Kamu banyak-banyak berdoa aja ya". Ucap Tante Riska sambil membelai rambutnya Ridho dengan lembut. Tiba-tiba jari tangannya Alwi pun bergerak.

"Tan, Alwi Tan". Ucap Ridho senang. Tante Riska pun mulai memeriksa keadaannya Alwi. Perlahan-lahan Alwi pun membuka matanya.

"Alhamdulilah, kamu sudah sadar, Nak". Ucap Tante Riska tersenyum. Alwi pun memejamkan matanya kembali kemudian membuka matanya kembali untuk memperjelas perlihatannya.

"Alwi, kamu ingat kakak kan". Tanya Ridho. Alwi pun menoleh kearahnya kemudian ia pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Alhamdulilah". Ucap Ridho lega.

"Keadaannya masih lemah, jadi jangan banyak di ajak ngobrol dulu". Ucap Tante Riska.

"Yang lain pada kemana ?". Tanya Alwi lemah.

"Pada pulang ke Villa dulu, mereka mau ngambil beberapa pakaian. Kan kita nginap disini nanti". Jawab Ridho.

"Kalian ga apa-apa kan ?". Tanya Alwi khawatir.

"Ga apa-apa kok, Wii. Bunda juga baik-baik aja. Sekarang kamu jangan banyak pikiran dulu, kamu kan baru sadar". Ucap Ridho. Alwi pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Apa ada yang sakit, Nak ?". Tanya Tante Riska.

"Ga ada, Tan. Palingan lemas aja". Jawab Alwi.

"Yaudah, kamu tidur aja lagi. Nanti kalo udah zhuhur, kakak bangunin". Ucap Ridho.

"Hmm iya". Jawab Alwi kemudian ia pun memejamkan matanya.

"Kak Ridho". Panggil Alwi yang masih memejamkan matanya.

"Iya, kenapa Dek ?". Tanya Ridho.

"Hmm, Alwi sayang kakak". Ucap Alwi. Ridho pun tersenyum mendengarnya.

"Iya, kakak juga". Ucap Ridho. Alwi yang mendengar itu pun tersenyum tipis dengan mata yang masih terpejam.

"Semoga aja masalah yang Alwi hadapi saat ini selesai. Aku kasihan terhadapnya, dia harus menderita demi melindungi keluarganya". Batin Tante Riska.

******

Selamat Membaca...
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoerge

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang