Flashback off
"Jadi begitu ceritanya, Dek". Ucap Tammy.Sedangkan Alwi hanya diam sambil mendengarkan saja.
"Maaf Dek, kakak cuma ga mau kamu pendam perasaan kamu lebih lama. Kalo kamu pendam lebih lama, Kakak takut Sandy berpindah pada orang lain, dan itu pasti sakit rasanya melihat orang yang kita suka bersama orang lain". Ucap Ridho merasa bersalah
"Iya Dek, maafin kakak juga ya". Ucap Tammy yang juga merasa bersalah.
Alwi yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Kakak berdua ga usah minta maaf, kakak berdua ga salah kok. Alwi ga marah, justru Alwi mau ngucapin terimakasih pada kakak berdua. Karena kalian berdua membantu Alwi menyampaikan perasaan Alwi kepada Sandy dan keluarganya". Ucap Alwi sambil tersenyum manis.
"Beneran ? Kamu ga marah ?". Tanya Ridho
"Iya kak, Alwi ga marah. Buktinya Alwi senyum ke kalian". Ucap Alwi tersenyum.
Ridho dan Tammy pun langsung memeluk Alwi, dan dengan senang hati Alwi membalas pelukan mereka. Semuanya pun tersenyum bahagia melihat keakraban kakak-beradik itu. Mereka bertiga pun melepaskan pelukannya setelah dirasa sudah cukup.
"Alwi sayang, kamu suka ya sama putri Tante ?". Tanya Tante Tari sambil tersenyum
"Iya Tan, Alwi suka sama Sandy". Ucap Alwi membalas senyumannya.
"Sandy sendiri, gimana ?". Tanya Tante Tari.
"Hmm, iya Mah. Sandy suka sama Alwi waktu baru masuk SMP. Sandy kenalan sama Alwi waktu MOS, dan kita pun sahabatan. Tapi karena kita dekat banget, Sandy jadi ada rasa suka gitu sama Alwi". Ucap Sandy.
"Alhamdulilah, bagus kalau begitu. Mamah senang karena kamu sudah menemukan pendamping hidup kamu nanti. Dan ternyata kamu suka dengan anaknya temannya Mamah dan Papah". Ucap Tante Tari senang.
"Nah berarti nanti kalian harus segera lamaran". Ucap Om Rafi.
"Maaf Om, bukannya Alwi ga mau, Alwi maunya lamarannya nanti aja. Alwi belum siap, lagipula Alwi masih mau sekolah dulu. Baru juga kelas 2 SMP". Ucap Alwi.
"Iya Pah, Sandy setuju dengan ucapannya Alwi". Ucap Sandy.
"Yasudah, kalau itu mau kalian. Papah juga ga bisa paksa kalian". Ucap Om Rafi.
"Nanti kalian akan SMA dan kuliah bareng karena kalian juga baru jadian, nanti biar Ayah yang urus". Ucap Ayah Ananda.
"Baik Yah/Om. Terimakasih ya Yah/Om". Ucap Alwi dan Sandy bersamaan.
"Iya Nak, Sama-sama". Jawab Ayah Ananda sambil tersenyum.
"Mulai sekarang kalian ga boleh saling berjauhan, kalian harus selalu bersama. Nah untuk Alwi, ga usah panggil Om dan Tante lagi ya, panggil aja Papah dan Mamah". Ucap Papah Rafi.
"Sandy juga ya, panggil aja Ayah dan Bunda". Ucap Ayah Ananda.
"Baik Pah/Yah". Ucap Alwi dan Sandy bersamaan.
"Berarti udah ga jomblo lagi nih yeee". Ucap Ridho menggoda Alwi.
"Makanya nyari dong, biar samaan gitu sama Alwi". Ucap Alwi sambil tersenyum jahil.
"Nih anak emang bikin orang kesal aja". Ucap Ridho kesal dengan ucapan adiknya itu.
"Udah, jangan pada ribut terus. Mendingan sekarang kita keluar dulu sebentar, jangan ganggu dulu". Ucap Bunda Inne tersenyum.
"Iya Bun, kita keluar aja. Malas jadi nyamuk disini". Ucap Ridho yang mengerti ucapan Bundanya itu.
"Yaudah, kalau begitu kami keluar dulu ya. Ga apa-apa kan Wii ?". Ucap dan tanya Tammy.
"Iya, ga apa-apa kok. Keadaan Alwi udah membaik juga". Ucap Alwi sambil tersenyum.
"Yaudah kalau begitu. Assalamualaikum". Ucap Ayah Ananda beserta yang lainnya.
"Waalaikumsalam". Jawab Alwi dan Sandy. Mereka semuanya pun keluar dari ruangannya Alwi, tinggal
Alwi dan Sandy yang berada di ruangan tersebut. Alwi pun membaringkan tubuhnya karena kepalanya masih terasa nyeri.
"Ehh, biar aku bantu". Ucap Sandy membantu Alwi.
"Iya, makasih ya". Ucap Alwi sambil tersenyum.
"Iya, Sama-sama calon suamiku". Jawab Sandy menggoda Alwi.
Alwi yang mendengar itu pun menjadi salah tingkah sendiri.
"Yaudah, aku ga iseng lagi kok. Mendingan sekarang kamu tidur lagi aja". Ucap Sandy tersenyum geli melihat kedua pipinya Alwi memerah.
Alwi pun menganggukkan kepalanya, kemudian ia pun memejamkan matanya.
"Alwi". Panggil Sandy.
"Hmm ?". Jawab Alwi yang masih memejamkan matanya.
"Kamu ga akan ninggalin aku kan ?". Tanya Sandy lirih.
Alwi yang mendengar itu pun langsung membuka matanya, kemudian ia pun menoleh kearah Sandy. Alwi melihat Sandy yang sedang menundukkan kepalanya sambil menahan air matanya untuk keluar.
Alwi pun bangun dari baringannya, kemudian ia pun mengambil tangannya Sandy. Sandy yang merasakan tangannya di pegang pun langsung mendongak kearah Alwi yang sedang tersenyum padanya.
"Alwi ga akan pernah ninggalin orang yang Alwi sayangi, termasuk kamu. Yang terpenting, kamu selalu ada disamping Alwi". Ucap Alwi sambil mengusap tangannya Sandy dengan lembutnya.
"Iya, Sandy akan selalu ada disamping kamu. Kamu harus kuat dan semangat untuk sembuh ya, aku yakin kamu bisa". Ucap Sandy sambil tersenyum.
"Iya, Alwi akan berusaha". Ucap Alwi membalas senyumannya.
"Yaudah, sekarang kamu tidur sana". Ucap Sandy.
"Alwi ga ngantuk, baru aja bangun tidur". Ucap Alwi.
"Yaudah, sekarang kamu mau apa ?". Tanya Sandy.
"Ngobrol aja". Jawab Alwi singkat.
"Yaudah". Ucap Sandy.
"Kamu udah pernah punya pacar belum ? Kamu kan ganteng, pasti dari dulu banyak dong yang naksir sama kamu. Mungkin dulu ada orang yang kamu suka". Ucap Sandy.
"Alwi belum pernah punya pacar sama sekali, pernahnya pura-pura pacaran doang". Ucap Alwi.
"Serius ? Cuma pernah pura-pura jadi pacarnya kak Tammy doang ?". Tanya Sandy tak percaya.
"Iya, Alwi serius". Jawab Alwi.
"Masa orang seganteng kamu belum pernah punya pacar sama sekali". Ucap Sandy.
"Lagipula aku itu kan pernah ke pesantren di Yaman. Di Yaman, perempuan-perempuan sangat menjaga auratnya, dan banyak sekali yang menggunakan cadar. Apalagi jika ia bertemu dengan seorang lelaki yang bukan mukhrimnya. Contohnya, pada saat Alwi berjalan dan bertemu seorang perempuan di jalan, perempuan itu justru menghindar. Ia memilih untuk putar balik mencari jalan yang lain untuk dilewatinya. Makanya di Yaman, sama sekali belum ada seorang perempuan yang menyukai Alwi karena itu tidak diperbolehkan oleh Islam". Ucap Alwi panjang lebar.
Sandy pun melongo mendengar Alwi berbicara sepanjang itu.
"Kamu kenapa lihatin aku sampai melongo kayak gitu ? Ada yang salah atau ada sesuatu di wajahku ?". Tanya Alwi.
"Eh itu, ga ada apa-apa kok di wajah kamu dan juga ga ada yang salah di ucapanmu. Ucapanmu benar kok". Ucap Sandy.
"Terus kenapa kamu ngelihatin aku sampai melongo gitu ?". Tanya Alwi bingung.
"Ya aku kaget aja. Baru pertama kali aku denger kamu ngomong sepanjang itu, biasanya singkat-singkat banget". Ucap Sandy.
"Aku kayak gini kalo sama orang yang aku sayangi aja". Ucap Alwi sambil tersenyum. Sandy pun membalas senyumannya.
"Aku ga salah memilih rumah untuk pulang yang paling nyaman". Batin Sandy sambil tersenyum melihat Alwi sedang tersenyum padanya.
***************
Selamat Membaca....
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoerge
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ternyamanku (Selesai)
Ficção AdolescenteAssalamualaikum semuanya ! Ini adalah cerita ketigaku, semoga kalian suka ya sama ceritanya. Untuk saran dan kritik terhadap ceritaku ini bisa komenn yaa... Note : Cerita ini hanya khayalan author semata -Tolong hargai cerita ini, jangan plagiat Cer...