Part 2 (Sudah direvisi)

439 44 2
                                    

Dikamarnya Alwi

Bunda Inne pun duduk di samping Alwi. Bunda Inne pun tersenyum melihat ketampanan putra bungsunya itu.

"Alwi, anaknya Bunda yang paling ganteng se Asia Tenggara, bangun dong Nak. Jangan tidur terus, Bunda kangen banget sama senyuman manisnya Alwi". Ucap Bunda Inne mengusap rambut putranya itu.

"Bunda, jangan sedih. Alwi ga suka kalo Bunda sedih karena dirinya". Ucap Ridho menenangkan Bundanya itu.

Pintu kamarnya pun terbuka, terlihat Arnold dan Tammy masuk ke kamarnya.

"Alwi kenapa, Om Nanda ?". Tanya Arnold.

"Alwi demam, kak". Jawab Tammy.

"Yaudah, kakak periksa dulu ya". Ucap Arnold.

Ridho pun membawa Bunda Inne supaya Arnold bisa fokus memeriksakannya. Setelah itu, Arnold pun mendekati mereka semua.

"Bagaimana keadaan putra Tante Nold ?". Tanya Bunda Inne khawatir.

"Alwi cuma kelelahan saja, selebihnya dia baik-baik saja. Aku udah memberikan suntikan penurun demam, sebentar lagi demamnya akan turun dan dia juga akan sadar. Sebaiknya Alwi jangan melakukan hal-hal yang membuatnya lelah, takutnya dia kembali drop". Jawab Arnold menjelaskan

"Baik Nold, terimakasih udah mau datang ke sini". Ucap Ayah Ananda merasa lega

"sama-sama om. Lagian aku juga di suruh papah sama mamah buat cepat-cepat ke sini, takutnya Alwi kenapa-kenapa". Jawab Arnold sambil tersenyum.

"Sampaikan salam om dan tante pada orang tuamu ya". Ucap Bunda Inne dengan ramah.

"Baik Tan". Jawab Arnold.

"Kalo begitu, aku pamit dulu. Masih ada pasien soalnya". Ucap Arnold pamit.

"Yaudah, kamu hati-hati di jalan". Ucap Ayah Ananda mengingatkan.

"Iya Om, Assalamualaikum". Ucap Arnold.

"Waalaikumsalam". Jawab semuanya.

Arnold pun keluar dari kamar Alwi. Bunda Inne pun kembali duduk di samping Alwi, sedangkan Ayah Ananda, Ridho, dan Tammy duduk di sofa.

"Kak Ridho". Panggil Tammy.

"Iya, kenapa Tam ?". Jawab Ridho menoleh ke arah adik perempuannya itu.

"Alwi itu imunnya lemah udah dari kecil atau gimana ? Kok Tammy ga di kasih tau ?". Tanya Tammy heran.

"Sebenarnya udah dari dia pertama kali masuk SMP, waktu itu dia cek kesehatan bareng kakak, Ayah sama Bunda, kamu lagi sekolah. Ternyata Alwi imunnya lemah, makanya dia sering banget sakit kalo kecapean. Nah Alwi minta jangan kasih tau tentang ini ke kamu, dia ga mau buat kamu khawatir". Jawab Ridho menjelaskan.

"Alwi baik banget, aku bangga banget punya adik kayak dia". Ucap Tammy sambil menatap wajah tenangnya Alwi.

"Iya, kakak juga bangga punya adik sepertinya". Ucap Ridho tersenyum sambil mengusap-usap rambut milik adik bungsunya itu.

"Gimana selama dia sakit, kita yang jagain dia ?". Tanya Tammy mengusulkan.

"Kakak setuju Tam". Jawab Ridho setuju dengan usulan Tammy.

"Kami berdua juga setuju". Ucap Ayah dan Bunda yang ternyata sedari tadi mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Ayah sama Bunda bangga sama kalian". Ucap Ayah Ananda sambil tersenyum bangga pada mereka berdua. Ridho dan Tammy yang mendengar itu hanya tersenyum saja.

Tiba-tiba jari tangannya Alwi bergerak, Bunda Inne yang melihat itu pun senang, begitupun dengan yang lainnya. Matanya pun terbuka perlahan dan terlihat bola matanya yang berwarna coklat itu.

"Bunda". Panggil Alwi menoleh kearah Bundanya.

"Iya Nak, ada yang sakit ?". Tanya Bunda Inne lembut.

"Ga ada. Bunda habis nangis ?". Jawab dan tanya Alwi. Bunda Inne pun terdiam. Alwi pun mengusap air matanya.

"Gapapa kalo Bunda ga mau ngasih tau Alwi, yang terpenting Alwi bisa lihat senyuman manis Bunda". Ucap Alwi sambil tersenyum. Bunda Inne pun membalasnya dengan senyumannya.

"Wi, nanti kakak boleh ga tidur sama Alwi ? Kakak udah lama ga tidur sama Alwi, terakhir kali pas kamu masih kecil". Tanya Ridho berharap adiknya itu mengizinkan.

"Boleh kak, kak Tammy juga boleh kok. Justru Alwi senang kalo kalian mau tidur sama Alwi". Ucap Alwi sambil tersenyum.

Ridho dan Tammy yang mendengar itu pun merasa senang, lalu mereka berdua memeluk Alwi. Alwi yang melihat itu pun tersenyum, lalu membalas pelukan kedua kakaknya itu.

Ayah Ananda dan Bunda Inne pun tersenyum melihat keakraban mereka bertiga itu.

********************

Selamat membaca...

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang