Part 15 (Sudah direvisi)

174 24 0
                                    

Skip selesai makan
"Kakak mau ke sekolah dulu ya, kalo ada apa-apa, telepon kakak atau kak Tammy". Ucap Ridho.

"Iya kak". Jawab Alwi sambil tersenyum.

"Yaudah, kita pergi dulu. Assalamualaikum". Ucap Tammy.

"Waalaikumsalam". Jawab Suheil dan Alwi.

"Wi, sebenarnya kamu sakit apa sih ? Sampai-sampai kamu dibawa ke rumah sakit". Ucap Suheil penasaran.

"Aku ga bisa ngejelasinnya, karena aku ga mau kamu khawatir". Ucap Alwi tersenyum.

"Ya iyalah, aku khawatir. Kamu itu sahabat aku dari kecil, dan aku udah anggap kamu kayak saudara aku sendiri. Aku ga mau kamu sakit, aku mau kamu sehat selalu". Ucap Suheil tersenyum.

"Kalo kamu ga mau aku khawatir, kamu jawab pertanyaanku tadi. Sebenarnya kamu sakit apa Wi ?". Lanjut Suheil.

"Aku belum bisa jelasinnya, aku sendiri bingung harus ngomong apa sama kamu". Ucap Alwi.

"Maksudnya ?". Tanya Suheil.

"Kalo aku jelasin semuanya, kamu akan salah paham. Seharusnya aku kasih tau kamu dari awal". Jawab Alwi.

"Aku ga akan marah kok sama kamu, aku tau saat itu situasinya sedang tidak memungkinkan untuk menjelaskannya, kamu pasti juga terkejut kan mendengarnya". Ucap Suheil tersenyum.

"Tapi sekarang kamu bisa jelasin ke aku, biar nanti aku bisa bantu kamu. Jangan kamu pendam sendiri". Lanjut Suheil.

"Penyakit jantung". Jawab Alwi singkat.

Suheil pun terkejut mendengarnya.

"Kamu jangan bercandalah Wi, ga mungkin remaja kayak kamu punya penyakit jantung". Ucap Suheil tak percaya.

"Alwi ga bercanda, Alwi serius". Ucap Alwi.

"Sudah Alwi duga, pasti kamu ga akan percaya". Ucap Alwi sambil tersenyum.

Suheil pun langsung memeluk Alwi, Alwi pun membalas pelukannya.

"Pasti rasanya sakit banget ya". Ucap Suheil.

Alwi pun hanya diam saja.

"Kamu ga sendirian, masih ada aku dan teman-teman yang lain. Jadi kalo kamu merasa ada yang sakit, kamu bisa bilang pada kita semua". Ucap Suheil.

Mereka berdua pun melepaskan pelukannya. "Iya El, makasih ya". Ucap Alwi tersenyum.

"Iya Wi, sama-sama". Jawab Suheil membalas senyumannya.

"Ayo kita ke kelas". Ajak Suheil sambil menarik tangannya Alwi, yang ditarik pun hanya bisa pasrah.

********

Skip sampai di kelas
"Alwi". Panggil seseorang mendekati mereka berdua. Sedangkan Alwi hanya menaikkan alisnya saja.

"Kamu Alwi kan ?". Tanya seseorang.

"Iya, saya Alwi. Ada keperluan apa kamu memanggil saya ?". Jawab Alwi dengan nada andalannya.

Sedangkan Suheil sudah bergidik ngeri melihat sifat dingin sahabatnya itu.

"Saya anaknya pak Rico, nama saya Arnold". Ucap Arnold.

"Ada apa ? Kenapa kamu memanggil saya ?". Tanya Alwi sekali lagi.

"Saya hanya ingin memperingati kamu, jika kamu tidak memberikan perusahaan pak Ananda pada Ayah saya, keluarga kamu akan saya habisi". Ucap Arnold menatap tajam kearah Alwi.

"Saya tidak akan pernah memberikannya, saya juga tidak akan membiarkan itu terjadi. Jadi jangan harap kamu bisa menyakiti keluarga saya". Ucap Alwi dingin.

"Apakah seorang pendakwah melakukan ini ? Sungguh perbuatan yang sangat tidak baik". Ucap Arnold dengan senyum liciknya.

"JUSTRU ANDA YANG MEMBUAT SAYA MELAKUKANNYA !!". Ucap Alwi emosi.

"Astaghfirullah, tenang Wi, tenang". Ucap Suheil menenangkan Alwi.

"Mendingan kamu pergi dari sekolah ini, jangan buat masalah disini". Ucap Zayyan yang sedari tadi hanya memperhatikannya saja.

Arnold pun berjalan keluar, tapi sebelum itu ia membisikkan sesuatu kepada Alwi.

"Keluargamu akan mati ditanganku, termasuk kamu Alwi". Bisik Arnold, kemudian ia pun pergi.

"Tenang Wi, jangan sampai kebawa emosi". Ucap Cole menenangkan Alwi.

Alwi pun menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya, kemudian ia pun beristighfar di dalam hati.

"Udah tenang Wi ?". Tanya Rafael.

Alwi pun membuka matanya, kemudian ia pun mengangguk pelan.

"Udah, kamu lupakan dulu sejenak. Nanti baru kamu pikirkan lagi, tapi sebisa mungkin bilang sama keluargamu dan kamu jangan terlalu banyak pikiran. Nanti penyakitmu kambuh lagi". Ucap Suheil.

"Emang Alwi punya penyakit apa ?". Tanya Marcello.

"Penyakit jantung". Jawab Suheil singkat.

Semuanya pun terkejut mendengarnya.

"Ente jangan ngarang-ngarang El, ga mungkin anak seusianya punya penyakit berbahaya kayak gitu". Ucap Sinyo yang tak percaya.

"Ane ga ngarang-ngarang, ane serius. Awalnya ane juga ga percaya". Ucap Suheil.

"Udah, udah, jangan pada bahas itu dulu. Sekarang kita tenangkan Alwi dulu, kasihan dia". Ucap Sandrinna.

"Nah bener tuh, dari tadi Alwi cuma diam aja". Ucap Rey.

"Kamu kenapa ? Ada yang sakit ?". Tanya Sandrinna mendekati Alwi.

Alwi yang melihat itu pun langsung sedikit menjauhi Sandrinna.

"Alhamdulillah". Ucap semuanya lega.

"Kenapa kalian malah bersyukur sih ?". Tanya Sandrinna kesal.

"Ya kami bersyukur karena Alwi baik-baik aja, dan yang pasti gw bersyukur karena Alwi menjauh dari Lo". Ucap Rey meledek.

"Ish lu makin nyeselin aja Rey". Ucap Sandrinna kesal.

Semuanya pun tertawa melihat perdebatan mereka berdua itu. Mereka pun tersenyum melihat Alwi tertawa lepas.

"Aku harap kamu terus tersenyum seperti itu, kamu bahagia, aku juga bakal bahagia walaupun aku tau kalo kamu ga suka sama aku". Batin Sandrinna.

*********

"Assalamualaikum Yah, Bun". Ucap mereka bertiga.

"Waalaikumsalam, eh kalian udah pada pulang". Ucap Ayah Ananda sambil tersenyum.

"Iya yah, bagus dong bisa pulang cepat. Ridho pusing banget sama soalnya, apalagi kalo matematika. Mending main bareng Alwi aja". Ucap Ridho.

"Hahahaha, kakak ada-ada aja deh. Tammy juga sih". Ucap Tammy cengengesan.

"Kalian ada-ada aja". Ucap Ayah Ananda tersenyum geli.

"Hehehehe". Cengengesan mereka berdua.

"Tumben Ayah pulang cepat, biasanya kan pulang malam". Ucap Alwi heran.

"Pekerjaan Ayah udah selesai Nak, makanya Ayah pulang. Itu juga karena perasaan Ayah ga enak, seperti akan ada sesuatu yang menimpa keluarga kita". Jawab Ayah Ananda.

"Iya, Bunda sama kakak-kakakmu juga merasakannya". Ucap Bunda Inne khawatir.

Alwi pun langsung terdiam mendengar ucapan mereka itu.

"Ya Allah, bagaimana ini ? Apakah aku harus mengatakan tentang kejadian tadi atau tidak ?". Batin Alwi.

"Sekarang kalian mandi dulu sana, habis itu kalian kebawah buat makan siang". Ucap Bunda Inne.

"Oke Bun". Jawab mereka bertiga, kemudian mereka bertiga pun berlari menuju kamarnya masing-masing.

************

Selamat membaca
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoerge

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang