Part 48 (Sudah direvisi)

127 14 3
                                    

Flashback mimpi Bunda Inne
"Ada dimana aku ?". Tanya Bunda Inne sambil berjalan disebuah perkampungan yang ia tidak ketahui.

"Assalamulaikum Ibunda". Ucap seseorang yang berada dibelakangnya.

Bunda Inne yang mendengar itu pun terkejut, pasalnya ia mengenali suara tersebut. Ia pun menoleh kearah belakang, ia pun terkejut melihat seseorang yang sangat ia sayangi sedang tersenyum padanya.

"Putraku Kian Santang, benarkah kau itu Nak ?". Tanya Bunda Inne tak percaya.

"Benar Ibunda, aku Kian Santang putra bungsu dari Ayahanda Prabu Siliwangi dan Bunda Ratu Subang Larang". Ucap Kian Santang sambil tersenyum manis.

Bunda Inne pun langsung memeluknya dan ia pun membalas pelukannya.

"Bunda sangat merindukanmu, Nak". Ucap Bunda Inne.

Kian Santang pun terkekeh kecil mendengarnya.

"Ibunda sering menemuiku, tidak mungkin Ibunda merindukanku. Ibunda sering menemuiku dalam wujud Alwi, wajah kami berdua sama, Bunda". Ucap Kian Santang tersenyum kecil.

Bunda Inne pun melepaskan pelukannya.

"Tetapi kamu tidak bisa merasakannya, Nak". Ucap Bunda Inne.

Kian Santang yang mendengar itu pun tersenyum.

"Aku bisa merasakannya, mendengarnya, bahkan aku bisa melihat apa yang Alwi lakukan, dan apa yang terjadi pada Alwi. Karena kami saling terhubung". Ucap Kian Santang tersenyum.

Bunda Inne yang mendengar itu pun terkejut sekaligus tak percaya akan jawaban dari putra fiksinya itu.

"Aku akan menjelaskannya, Ibunda. Aku yakin Bunda tidak akan percaya dengan ucapanku ini, aku juga bingung sekaligus tak percaya apa yang terjadi padaku saat ini". Ucap Kian Santang.

"Sebaiknya kita beristirahat di kedai itu saja, Bunda". Lanjut Kian Santang sambil menunjuk salah satu kedai yang ada disana.

"Baiklah Nak". Jawab Bunda Inne.

"Mari Ibunda". Ajak Kian Santang

"Mari Putraku". Jawab Bunda Inne.

********************
"Bisa ceritakan pada Bunda apa yang Nanda maksud tadi ?". Tanya Bunda Inne yang masih penasaran.

Kian Santang yang mendengar itu pun tersenyum.

"Baiklah Ibunda. Akan Nanda ceritakan". Ucap Kian Santang sambil menghela nafasnya pelan.

"Aku pun bingung bagaimana itu bisa terjadi". Ucap Kian Santang berhenti sejenak.

"Aku pun bertanya pada Ayahanda. Ayahanda mengatakan bahwa kami berdua bisa terhubung karena kami adalah satu raga". Lanjut Kian Santang.

"Astagfirullahalazim, bagaimana itu bisa terjadi Nak ? Sedangkan Nanda tidak melakukan belah raga". Tanya Bunda Inne terkejut

"Aku pun tidak mengerti Bunda, Ayahanda tidak menjelaskannya lebih lanjut padaku". Jawab Kian Santang

"Lalu apakah ada dampak yang terjadi pada kalian berdua ?". Tanya Bunda Inne khawatir.

Kian Santang pun terdiam mendengar pertanyaan dari Ibundanya itu

"Mengapa kamu terdiam Nak ? Katakanlah pada Bundamu ini". Ucap Bunda Inne

''Jika salah satu dari kami ada yang terluka, maka satunya lagi akan ikut terluka juga Bunda". Ucap Kian Santang dengan raut wajah khawatir.

Bunda Inne yang mendengar itu pun terkejut sekaligus khawatir pada kedua putranya itu, terlebih lagi Alwi sedang dalam keadaan tidak sesehat dulu.

"Astagfirullahalazim, itu sangat berbahaya Nak. Bagaimana jika adikmu sewaktu-waktu bisa kambuh apalagi jika kau sedang terluka juga". Ucap Bunda Inne khawatir.

Kian Santang yang mendengar itu pun mengernyitkan dahinya.

"Apa maksud Ibunda ? Apakah Alwi mempunyai penyakit serius ?". Tanya Kian Santang khawatir. Pertanyaannya pun membuat Bunda Inne mengernyitkan dahinya.

"Apakah kau tidak merasakan dadamu sering sakit ?". Tanya Bunda Inne sekali lagi

"Tidak Bunda, jika memang itu penyakit. Salah satu dari kami tidak bisa merasakannya, karena penyakit tersebut hanya ada pada satu raga saja". Jawab Kian Santang.

Ucapannya pun membuat Bunda Inne bingung. Apa yang harus dikatakan mengenai adiknya padanya ? Sedangkan ia tidak ingin putranya juga ikut khawatir.

"Ibunda, Nanda mohon. Katakanlah yang sebenarnya pada Nanda, apa yang terjadi dengan Alwi. Apakah ia mempunyai penyakit serius ?". Ucap dan tanya Kian Santang.

Bunda Inne pun menghela nafasnya pelan.

"Baiklah Nak, Bunda akan menjelaskan semuanya". Ucap Bunda Inne pasrah.

"Adikmu Alwi mempunyai penyakit jantung sejak ia masuk SMP. Saat itu Alwi menyembunyikan penyakitnya dari keluarganya. Tetapi pada akhirnya akan terungkap juga, Bunda sangat terkejut mendengar itu. Anak sebaik dirinya mempunyai penyakit yang bisa kapan saja merenggut nyawanya". Ucap Bunda Inne yang tidak bisa menahan kesedihannya itu.

Kian Santang yang mendengar itu pun terkejut sekaligus khawatir, ia tidak menyangka bahwa adiknya memiliki penyakit berbahaya seperti itu.

"Putraku Kian Santang, Bunda mohon Nak. Cari tahulah bagaimana caranya agar adikmu tidak ikut terluka saat dirimu terluka". Ucap Bunda Inne dengan mata sembabnya.

Kian Santang yang melihat itu pun tak tega melihatnya.

"Ibunda, maafkan Nanda. Nanda sudah berusaha mencari caranya, tetapi itu sangat tidak mungkin. Nanda takut, Alwi akan dalam bahaya jika Nanda berusaha memisahkan raga Nanda dari dirinya. Darah kami sudah menyatu". Ucap Kian Santang sambil menghela nafasnya pelan.

"Tetapi Ibunda tenang saja, Nanda akan berusaha melindungi dan membantunya jika ia membutuhkan bantuan Nanda. Nanda juga akan mempertaruhkan nyawa Nanda untuknya. Percayalah Ibunda". Lanjut Kian Santang sambil menggenggam tangan Ibundanya kemudian ia pun menyiumnya.

Bunda Inne yang melihat itu pun terharu melihatnya. Kemudian ia pun membelai lembut rambut hitamnya yang sedang tidak mengenakan mahkotanya itu.

"Ibunda akan selalu mempercayai Nanda, dan Nanda juga akan selalu mendoakan dirimu dan adikmu. Tepatilah janjimu itu Nak". Ucap Bunda Inne sambil tersenyum.

"Nanda berjanji Ibunda. Jika Nanda tidak menepatinya, Bunda bisa menghukum Nanda". Ucap Kian Santang.

"Ibunda yakin, putra Ibunda akan menepati janjinya". Ucap Bunda Inne.

"Terimakasih Ibunda". Ucap Kian Santang langsung memeluk Ibundanya.

"Iya Nak, Sama-sama". Jawab Bunda Inne membalas pelukannya.

******************
Selamat Membaca....
Maaf ya telat 🙏🙏
#alwiassegaf
#rientammy
#ahmadridho
#anandagoerge
#inneazri
#keluargagoerge
#menujupartterakhir

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang