Part 41 (Sudah direvisi)

167 20 11
                                    

Skip sampai di parkiran
"Ji, sini biar gw aja yang Gendong Alwi". Ucap Ridho

"Udah, biar gw aja. Gapapa kok". Ucap Masaji.

"Makasih ya, Aji". Ucap Bunda Inne.

"Sama-sama Tan. Lagipula Aji sudah menganggap Alwi seperti adik sendiri". Ucap Masaji sambil tersenyum, Bunda Inne pun membalas senyumannya.

"Alwi sayang, kamu harus bertahan ya, Bunda yakin kamu pasti kuat melawan rasa sakitnya". Batin Bunda Inne berkaca-kaca menatap wajahnya Alwi yang memejamkan matanya.

Tammy yang melihat itu pun langsung memeluk Bundanya untuk menenangkan dirinya.

"Bunda, jangan menangis, Alwi ga suka melihat Bundanya menangis". Ucap Tammy.

"Bagaimana Bunda tidak menangis, Nak. Bunda takut jika adikmu sudah tidak kuat lagi, Nak.". Ucap Bunda Inne sesenggukan.

"Bunda, Alwi akan baik-baik saja kok. Bunda tahu sendiri kalau Alwi itu anaknya Bunda yang paling kuat". Ucap Tammy.

"Iya, kamu benar, Tam. Alwi anak yang kuat, jadi Bunda ga boleh menangis". Ucap Bunda Inne mengusap air matanya dan yakin bahwa Alwi akan selamat. Semuanya pun tersenyum melihat itu.

"Assalamualaikum". Ucap Ayah Ananda dan Om Ryan.

"Waalaikumsalam". Jawab semuanya.

"Lama banget sih, Yah. Kasihan putra kita". Ucap Bunda Inne

"Maaf Bun, soalnya tadi kunci mobil Ayah ada di bawah kasur. Jadinya lama ngambilnya". Ucap Ayah Ananda.

"Sudah, sudah. Lagi suasana sedih gini kok malah ngelawak". Ucap Om Ryan.

"Siapa yang ngelawak coba, kamu kali, yan". Ucap Ayah Ananda dan Bunda Inne berbarengan, sedangkan Om Ryan hanya cengir tanpa dosa.

"Yah, Om, kapan ini, Aji berat ini gendongnya". Ucap Masaji kesal.

"Oh iya, iya. Sebentar ya, Ji". Ucap Ayah Ananda berlari menuju mobilnya.

"Fiks, ortu gw bego". Batin Ridho, Masaji, Tammy, Suheil, dan Claudia.

********

Skip sampai di rumah sakit

Ridho pun keluar dari mobil, kemudian membuka pintu mobil yang tengah, lalu ia pun menggendong Alwi. Ridho pun langsung berlari memasuki rumah sakit, diikuti yang lainnya.

"Sus, tolong adik saya. Adik saya keracunan". Ucap Ridho khawatir.

"Taruh saja adik mas di brangkar ini". Ucap suster laki-laki. Ridho pun menaruh tubuh adiknya secara perlahan.

"Mas, tunggu di sini saja. Kami akan membawa adik mas ke ruang ICU". Ucap suster laki-laki tersebut, Ridho pun hanya mengangguk pelan.

2 suster laki-laki pun mendorong brangkarnya Alwi ke ruangan ICU. Beberapa lama kemudian, yang lain pun datang.

"Dho, kemana Alwi ?". Tanya Masaji.

Ridho pun menoleh kearah belakang.

"Lagi dibawa ke ruang ICU". Jawab Ridho.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Karena aku yang bertugas menangani Alwi selama aku disini". Ucap Tante Riska.

"Silahkan, Ris. Tolong selamatkan putraku". Ucap Bunda Inne.

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang