Pertarungan antara Raka dengan Prabu Silwangi semakin sengit. Karena sama-sama kuat, mereka berdua jadi terdorong ke belakang akibat jurus mereka sendiri. Sedangkan Walangsungsang, Rara Santang, dan Surawisesa melawan Rico.
"Aku harus membantu Ayahanda". Ucap Reyhan ingin mencoba bangkit dari duduknya.
"Jangan kak, kakak sedang terluka. Itu sama aja kakak menyerahkan nyawa kakak kepada mereka". Ucap Alwi menahan Reyhan supaya tidak bangkit.
"Tapi....". Ucapannya terpotong oleh Alwi.
"Biar aku yang membantu Ayahanda". Ucap Alwi.
"Kamu yakin ?". Tanya Reyhan.
"Yakin kak. Aku bisa silat kok, kan aku juga punya ilmu kanuragan setingkat dengan kakak. Kakak tenang aja ya". Ucap Alwi mencoba untuk tidak membuat kakaknya khawatir.
"Yaudah, tapi kamu harus hati-hati. Jangan sampai lengah". Ucap Reyhan sambil menghela nafasnya pelan.
"Iya kak, Alwi akan lakukan apa yang kakak bilang". Ucap Alwi sambil tersenyum kemudian ia pun berlari menuju Ayahandanya.
Sedangkan Ayah Ananda beserta yang lainnya hanya diam melihatnya, mereka pun bingung apa yang harus mereka lakukan.
"Kenapa kita diem aja sih ? Ayo kita bantu mereka". Ucap Masaji yang menyadari apa yang ia lakukan saat ini.
"Eh iya, aku keasikan nonton jadi ya lupa". Ucap Ridho.
"Kebiasaan lu, Dho". Ucap Masaji tersenyum geli.
"Yaudah, mendingan sekarang kalian bantu mereka. Ridho sama Masaji bantuin Walangsungsang sama Rara Santang. Biar Tammy, Radit, Suheil, sama Ayah yang jagain Reyhan". Ucap Ayah Ananda.
"Oke, Yah". Ucap mereka berdua kemudian mereka berdua pun berlari menuju lokasi pertarungan.
Tamny, Radit, Suheil, dan Ayah Ananda pun mendekati mereka. Tammy pun menyamakan posisinya dengan Reyhan.
"Kamu gapapa kan ? Apa ada yang sakit ?". Tanya Tammy khawatir sambil memegang pundak kanannya Reyhan.
"Aku baik-baik aja kok, kak. Tenang aja, palingan dadaku masih agak nyeri sedikit". Ucap Reyhan sambil tersenyum.
"Kenapa aku merasa ini adalah senyuman terakhir darinya ?". Batin Tammy sambil menatap Reyhan yang sedang tersenyum padanya.
***********
"Bagaimana ? Apa kamu masih sanggup menyerangku ? Sedangkan ilmumu masih dibawahku". Ucap Raka tersenyum bangga melihat musuhnya kelawahan menyerangnya."Aku tidak akan pernah menyerah, kalau pun perlu nyawaku yang akan jadi taruhannya demi menyelamatkan kedua putraku". Ucap Prabu Siliwangi dengan tenangnya.
"Kedua putranya ? Apa yang dimaksud dengannya adalah Reyhan dan Alwi ?". Batin Rico bingung apa yang dimaksud oleh Prabu Siliwangi.
Di saat mereka lengah, tiba-tiba ada yang menyerang Raka, Rico, dan Rachel. Prabu Siliwangi pun terkejut melihat itu, ia pun menoleh ke arah sumber serangan tersebut.
"Putraku Alwi". Ucap Prabu Siliwangi terkejut.
"Ayahanda". Ucap Alwi mendekati Ayahnya.
"Apakah ayahanda baik-baik saja ? Apa ada yang terluka ?". Tanya Alwi khawatir.
"Ayahanda baik-baik saja, putraku. Kau datang di waktu yang tepat". Ucap Prabu Siliwangi tersenyum karena walaupun Alwi bukan putra sesungguhnya, tapi ia tetap mengkhawatirkan dirinya, bahkan ia memanggilnya dengan sebutan Ayahanda.
"Alhamdulilah kalau begitu". Ucap Alwi lega.
"Apa kau ingin mati juga, Wii ? Saudaramu saja kalah ditanganku, apalagi kau". Ucap Raka dengan sombongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ternyamanku (Selesai)
Teen FictionAssalamualaikum semuanya ! Ini adalah cerita ketigaku, semoga kalian suka ya sama ceritanya. Untuk saran dan kritik terhadap ceritaku ini bisa komenn yaa... Note : Cerita ini hanya khayalan author semata -Tolong hargai cerita ini, jangan plagiat Cer...