Part 27 (Sudah direvisi)

155 22 4
                                    

Skip malam

Setelah mereka makan malam, mereka semua pun berkumpul di ruang keluarga.

"El, dokter Riska yang menanganiku itu adalah Bundamu ya ?". Tanya Alwi.

"Iya Wi". Jawab Suheil.

"Ucapkan rasa terimakasihku padanya ya". Ucap Alwi tersenyum.

"Iya Wi, mamah malah senang bisa membantumu untuk sembuh kok". Ucap Suheil tersenyum juga.

"Nah Ayahnya Suheil dan Bundanya Suheil adalah sahabat Ayah dan Bunda dari SMP sampai kuliah". Ucap Ayah Ananda.

"Tapi kok Ayah dan Bunda kayak ga kenal gitu waktu di rumah sakit ?". Tanya Ridho heran.

"Itu karena wajahnya sudah beda, Bunda taunya waktu Tante Riska nelvon Bunda, dan katanya ia kenal sama Bunda. Tapi kok Bunda lupa ya". Ucap Bunda Inne.

"Makhlum Bun, faktor U". Ucap Tammy menahan ketawanya.

"Tapi Bunda masih cantik loh Tam". Ucap Ayah Ananda.

"Ciee, Ayah/Om mau romantis banget sih". Ucap Mereka berenam.

"Alwi percaya kok kalo Bunda itu cantik, buktinya Bunda mau nikah sama Ayah, apalagi dulu Ayah sama Bunda cuma sahabatan doang, tapi ternyata Ayah sama Bunda saling suka". Ucap Alwi tersenyum geli.

"Beneran Wi ? Kamu tahu darimana ?". Tanya Ridho.

"Iya, beneran kak. Kalo itu, Ayah yang kasih tau Alwi". Jawab Alwi tersenyum.

Ayah Ananda dan Bunda Inne pun malu karena diingatkan masa dimana mereka hanya bersahabat biasa saja.

Mereka pun tertawa melihat wajah Ayah Ananda dan Bunda Inne yang sedang menahan rasa malu mereka.

"Udah, udah. Jangan ketawa lagi, kasihan Ayah sama Bunda". Ucap Alwi memberhentikan tawanya.

Mereka pun langsung berhenti untuk tertawa meskipun masih ada yang terlihat sedang menahan diri untuk tidak tertawa kembali.

"Besok kita mau berangkat jam berapa yah ?". Tanya Alwi.

"Jam 7 pagi Nak. Karena mobilnya ada 2, Ayah ajak Om Ryan dan Tante Riska supaya lebih ramai, dan jika Alwi sakit, bisa langsung ditangani oleh Tante Riska". Ucap Ayah Ananda.

"Apa papah dan mamah udah pulang Om ?". Tanya Masaji.

"Udah Ji, papah kalian yang langsung menghubungi Om". Jawab Ayah Ananda.

"Baguslah, jadi Suheil ga merasa sedih karena tidak ada orang tuanya nanti". Ucap Alwi tersenyum melihat wajah bahagianya Suheil.

"Yasudah, kalian kembalilah ke kamar kalian masing-masing, biar Aji, Audie, sama El bisa istirahat". Ucap Ayah Ananda.

"Baik Yah/Om". Jawab mereka berenam kemudian mereka berenam pun berlari menuju kamarnya masing-masing. Ayah Ananda dan Bunda Inne juga masuk ke kamarnya.

********

Di kamarnya Alwi

"Aku senang deh bisa sekamar sama kamu nanti". Ucap Suheil senang.

"Sekarang aja sekamar, ga nanti lagi". Ucap Alwi.

"Oh iya, hehehehe". Ucap Suheil cengengesan.

Sedangkan Alwi tersenyum geli melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Kamu udah minum obat ?". Tanya Suheil.

"Belum, Alwi bosen minum obat terus". Ucap Alwi lesu.

"Kamu ga boleh gitu. Kalo kamu ga mau minum obat, kapan kamu sembuhnya, ini juga demi kebaikan dan kesehatan kamu. Nanti Ayah dan Bundamu sedih melihat putra kesayangannya ini ga sembuh-sembuh, terlebih lagi Bunda Inne. Kamu mau melihat Bunda kamu menangis karena melihat kamu sakit seperti ini ?". Ucap dan tanya Suheil.

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang