"Aku berjanji. Kau bisa pegang kata-kataku," jawab Hana dengan penuh keyakinan. Namjun pun mengangguk.
"Baik aku pegang janjimu, Hana-ya. Ehm, darimana aku harus memulainya. Jadi begini hubungan Seokjin dan Hyeri dulu seperti pasangan pada umumnya. Kalau boleh jujur aku tak begitu mengenal Hyeri karena aku tahu dia hanya dalam dunia maya. Maksudku, aku hanya sesekali menyapa dia saat sedang video call dengan Seokjin. Mereka berdua menjalin hubungan jarak jauh. Kau tahu sendiri Seokjin satu kampus dan jurusan denganku di luar negeri. Walau begitu Seokjin selalu menceritakan apa pun dan bagaimanapun hubungannya dengan Hyeri. Terkadang aku menjadi penasihat cinta mereka," jelas Namjun panjang lebar. Hana hanya terdiam seraya menyimak cerita mantan kekasihnya ini dengan seksama.
"Kenapa hubungan mereka berakhir?" tanya Hana. Seo Namjun tercekat. Jujur ini adalah pertanyaan tersulit yang akan dia jawab karena kisah Seokjin sungguh menyedihkan. Pria berlesung pipi itu hanya takut sikap Hana akan berubah usai mendengar semua cerita yang ia tuturkan.
"Mereka berpisah karena Jung Hyeri menyukai pria lain. Dia tidak bisa hubungan jarak jauh. Hanya itu yang aku tahu," jelas Namjun seraya menggigit bibir bawahnya. Hana tersenyum kecil bahkan terkesan sinis usai mendengar cerita Namjun.
"Namjun-ssi, apa kau pikir aku lupa kebiasaanmu ketika kau sedang berdusta?" ucap Hana yang tak melepaskan pandangannya dari sang mantan. Namjun tersadar dia sudah melakukan kesalahan. Seharusnya dia tak menggigit bibir bawahnya. Kebiasaan memang sulit untuk diubah. "Katakan padaku. Apa Hyeri sering memasak doenjang chiggae untuk Seokjin?"
"Ah, itu benar. Berkali-kali Seokjin selalu berkata padaku bahwa dia sangat merindukan doenjang chiggae buatan kekasihnya selama di luar negeri. Dia bilang bahwa itu adalah rasa terenak yang pernah ia makan selama hidup. Tapi, bagaimana kau tahu tentang doenjang chiggae?"
Hana tak lekas menjawab. Ada rasa sesak di dada ketika mengetahui fakta ini. Lebih sesak daripada hanya mengetahui bahwa Hyeri adalah mantan kekasih Seokjin. Park Hana akui bahwa doenjang chiggae buatan Hyeri memang lebih enak dibandingkan buatannya. Sekarang ia menemukan benang merahnya. Menu makanan yang Hyeri sajikan saat pergi bukan sebuah kebetulan belaka. Karena Hyeri tahu bahwa itu adalah kesukaan suaminya.
"Hyeri memasakkan menu itu sebelum ia pergi dari rumah dan buatan dia memang lebih lezat daripada buatanku," jawab Hana dengan senyum yang dipaksakan.
"Maafkan aku," ucap Namjun yang merasa bersalah menjawab pertanyaan tak penting Hana tentang masakan.
"Kau tak perlu minta maaf. Lanjutkan ceritamu, Namjun-ssi. Aku masih ingin tahu secara detail kenapa mereka berpisah? Kisah mereka pasti tidak sesederhana itu. Tolong ceritakan padaku semuanya," perintah Hana dengan mata yang berkaca-kaca.
Entahlah kenapa tiba-tiba ia ingin menangis setelah mendengar fakta remeh tentang doenjang chiggae. Padahal itu hanya tentang makanan kenapa ia jadi sesensitif ini. Apa memang semua wanita akan merasakan hal yang sama jika dibandingkan dengan wanita lain? Tunggu dulu. Sebenarnya tidak ada yang membandingkan tapi dirinya sendiri yang membandingkan dengan Hyeri. Genangan air matanya sudah berada di ujung dan siap untuk jatuh. Namun, Hana tahan agar tak menjadi pusat perhatian orang lain terlebih Namjun. Pria ini pasti akan sangat mengkhawatirkannya. Dan dari sudut pandang Seo Namjun ia semakin tak kuasa untuk tidak menceritakan kisah sebenarnya antara Seokjin dan Hyeri. Namjun hanya berharap semoga cerita yang disampaikan tak merubah perasaan Hana pada Seokjin.
"Baiklah aku akan menceritakan sedetail yang aku ingat kenapa mereka berpisah."
Hana mengangguk seraya menyiapkan hati yang lapang. Agar ketika ia terluka masih banyak ruang di hati untuk sang suami. Mau bagaimana pun Hana pasti masih mencintai suaminya walau dilanda kecewa. Karena memang begitu besar dan dalam rasa cintanya terhadap Seokjin. Sedikit untuk menenangkan hati ia menghela napas panjang biar bebannya terasa lebih ringan. Begitu pula dengan Namjun yang memilih untuk menyeruput cappucino yang sudah ia pesan. Walau dia yang bercerita tapi rasa gugup menyelimuti raganya. Helaan napas panjang pun terlihat.
"Jadi, permasalahan Seokjin dan Hyeri berpisah memang tak sesederhana yang aku ceritakan diawal. Benar Hyeri memilih pria lain tapi dibalik itu ada sebuah kenyataan yang sempat membuat perasaan Seokjin hancur." Namjun menjeda ucapannya seraya melihat Hana yang masih terdiam menatapnya. Ia juga mencoba meyakinkan diri sendiri apakah harus menceritakan bagian ini ke Hana atau tidak. Namun pada akhirnya ia bercerita. "Hyeri tega melakukan aborsi demi pria lain," singkat Namjun
"Mworago? melakukan aborsi?" tanya Hana tak percaya. Namjun pun mengangguk dengan berat hati.
Jika memang itu adalah aborsi yang ia tahu berarti Seokjin dan Hyeri pernah memiliki seorang anak walau pada akhirnya tak terlahir di dunia. Seketika perasaan Hana hancur. Ia tak menyangka hubungan suami dan mantannya bisa sejauh itu. Untuk kali ini Hana sudah tak bisa membendung air matanya lagi. Ternyata putrinya Baek Hyunjin bukan yang pertama bagi Seokjin. Ia tahu bahwa berhubungan sex sebelum menikah di Korea memang sangat wajar. Pergaulan disini memang begitu. Tak terkecuali dia dan Namjun dulu. Bahkan saat masih berpacaran dengan Seokjin pun Hana juga melakukannya. Namun, jika sampai memiliki seorang anak sebelum menikah itu juga sudah terlalu jauh.
"Hana-ya, gwenchana?" tanya Namjun yang sudah mulai panik. Wanita itu hanya mengangguk sembari menyeka air matanya dengan tisu yang sudah tersedia di meja.
"Kenapa Hyeri setega itu hanya demi pria lain? Apa Seokjin tak mau bertanggung jawab?" tanya Hana setegar mungkin. Walau kenyataannya tidak seperti itu.
"Seokjin berniat menikahi Hyeri setelah lulus kuliah. Dia juga sangat bahagia mengetahui kekasihnya hamil. Sebagai bukti bahwa Seokjin serius. Dia rela kerja paruh waktu saat itu dan memberikan semua gajinya pada Hyeri setiap bulan. Dengan harapan Hyeri akan menggunakan uang itu untuk biaya kontrol kehamilan. Namun, segala usaha keras Seokjin dibalas pengkhianatan," cerita Namjun.
"Bukankah Seokjin dari keluarga berada. Kenapa ia harus kerja paruh waktu?"
"Seokjin ingin membiayai anaknya dengan uang sendiri bukan dari uang pemberian orang tuanya. Hana-ya, bukankah kau tahu jika Seokjin membangun perusahaannya sendiri bukan dari warisan orang tuanya? Dia memang lelaki hebat. Hyeri saja yang bodoh menyia-nyiakan pria sebaik dia. Kadang aku berpikir bahwa semua kejadian yang wanita itu alami adalah karma," jelas Namjun.
Hana masih terdiam dan tak pernah menyangka jika kenyataan memang sepahit ini. Dia pikir hubungan suaminya dengan Hyeri dulu layaknya pasangan muda-mudi pada umumnya. Ternyata kisah mereka begitu rumit. Dengan semua penjelasan dari Namjun, Hana memahami satu hal bahwa seharusnya ia tidak perlu mengorek masa lalu Seokjin kalau pada akhirnya ia akan terluka. Bukankah lebih bijak jika masa lalu biarlah masa lalu. Hal yang membuat hatinya sakit bukan karena hubungan keduanya yang terlalu jauh tapi fakta tentang BaekHyunjin yang ternyata bukanlah putri pertama bagi suaminya.
“Aku pikir sudah cukup untuk hari ini. Terima kasih kau sudah mau meluangkan waktu untuk suatu hal yang tak penting, Namjun-ssi,” ujar Hana yang bersiap untuk pergi. Wanita berambut panjang itu menghela napas panjang ketika memasukkan potret masa lalu Seokjin ke dalam tasnya,
“Hana-ya, bisakah kau memanggilku dengan santai. Aku bukan orang lain,” tegur Namjun yang merasa kesal setiap Hana memanggilnya ‘Namjun-ssi.’ Sayangnya, wanita itu hanya tersenyum manis lalu meninggalkan Namjun sendirian di cafe. Melihat respon mantan kekasihnya seperti itu Seo Namjun jadi ragu jika Hana akan bersikap biasa saja di depan sahabatnya. Wanita itu pasti akan memperlihatkan rasa kecewanya.
TO BE CONTINUE
GILAAA ternyata Seokjin pernah punya anak sama Hyeri. Nyesek gak sih dengernya. Gimana kira2 Hana ke Seokjin mulai sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (MARRIAGE LIFE)
FanfictionNomor urut peserta : 001 Tema : Marriage Life AMAZING COVER BY @GENIUS__LAB Baek Seokjin dan Park Hana adalah sepasang suami istri yang memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Namun, kebahagiaan yang mereka susun selama sepuluh ta...