52. Motivasi

136 24 14
                                    

Seo Namjun kini sedang berada di perjalanan menuju bandara seraya menyetir kendaraan yang bukan miliknya. Suasana di dalam mobil pun berbeda dari biasanya. Jika musik selalu menjadi teman dalam berkendara, kini suara isak tangis lah yang mengiringi kepergian mereka. Namjun tak bisa berbuat banyak untuk menenangkan mantan kekasihnya ini. Malah, ia memang sengaja membiarkan wanita yang ia cintai menangis sejadi-jadinya karena mungkin dengan meluapkan segala kesedihan yang ia rasakan, setidaknya bisa membuat perasaan Ibu Hyunjin itu sedikit lega dan terobati. 

Mata indah Park Hana sudah tak bisa terlihat seperti orang normal. Kedua matanya begitu bengkak karena terlalu lama menangis. Mungkin orang lain akan mengira dia memiliki alergi sehingga membuat matanya seperti itu. Padahal, tangis ini ada karena hal yang lebih rumit dalam rumah tangganya. Namjun, sangat memahami perasaan wanita ini. Pasti begitu hancur melihat orang yang kita cintai berkhianat. Apa kau bisa membayangkan jika sandaran dimana kau berpijak sudah tak sepenuhnya ada untukmu? Hidup bagaikan kehilangan arah. Kapal yang tenang pun mulai kehilangan arah dan terombang-ambing karena sang nahkoda mulai goyah dengan jalan yang ia pilih.   

 Kepergian Hana ke pulau Jeju bukanlah untuk berlibur melainkan untuk memberi pelajaran pada sahabatnya, Baek Seokjin.  Bahkan, tak ada satupun diantara mereka yang membawa koper layaknya para turis lokal maupun asing yang berkunjung ke sana. Hanya baju yang mereka kenakanlah yang keduanya bawa. Tak lupa juga dengan uang tunai serta non-tunai sebagai alat untuk membeli kebutuhan. Masalah Hyunjin dan semuanya sudah beres. Tinggal kestabilan emosi lah yang perlu Hana  tingkatkan. 

Pesawat menuju Jeju tak langsung ada. Butuh waktu tiga jam lagi untuk penerbangan selanjutnya. Mau jam berapapun itu Hana tak peduli yang terpenting ia sampai ke pulau wisata itu malam ini juga. Sesampainya, di bandara, Namjun memarkir kendaraannya di tempat yang sudah disediakan khusus untuk calon penumpang yang meninggalkan kendaraannya selama beberapa hari bahkan bisa sebulan. Dari mulai check in sampai menunggu pesawat boarding. Park Hana lebih banyak diam. Wajahnya yang sembab kini bersembunyi dibalik masker dan topi hitamnya. Segala macam snack yang Namjun tawarkan pun tak disentuh sama sekali oleh wanita itu. Disini Namjun masih memaklumi serta bersabar, mungkin Hana tak suka dengan jajanan yang ia berikan. Maka dari itu, ia berinisiatif untuk membeli rameyon agar perut Hana terisi. 

"Hana-ya, makanlah. Aku perhatikan dari tadi kau tidak makan apapun," ujar Namjun yang begitu mengkhawatirkan kondisi wanita ini. Park Hana hanya menggeleng pelan. Lagi-lagi, ia menolak pemberian Namjun untuk kesekian kalinya. Kesabaran pria ini sudah habis. Jika di tengah jalan Hana pingsan karena kelaparan itu akan semakin merepotkan. Semua kegelisahan Namjun pada Hana adalah sebuah afirmasi dari rasa cintanya pada istri Seokjin ini. "Yak, Park Hana, apa kau sadar bahwa tingkahmu yang seperti ini sama saja dengan menyiksa tubuhmu sendiri?" Omel Namjun. 

"Apa maksudmu, Namjun-ssi?" tanya Hana dengan wajah ketusnya. 

“Aku tahu tujuanmu pergi ke Jeju bukan hanya sekedar untuk bicara enam mata dengan mereka. Aku tahu bagaimana sifatmu, Hana-ya. Kalau kau ingin menghajar Hyeri bahkan Seokjin sekalipun, setidaknya kau harus punya tenaga yang kuat. Makan yang banyak. Kalau kau lemah dan tak bertenaga mana bisa kau membuat Hyeri dan suamimu babak belur,” jelas Namjun. 

Selama ia hidup, ini kali pertama Namjun merasa ucapannya sangat tak berguna dan berdosa. Bagaimana bisa ia memotivasi seseorang untuk makan agar bisa menghajar orang lain? itu kekerasan dan melanggar hukum. Walaupun begitu, Namjun membiarkan Hana melakukan apapun yang ia inginkan asal jangan sampai membunuh mereka berdua. Mendengar motivasi tak biasa dari sang mantan. Semangat Hana pun kembali, ia lalu menyambar rameyon di hadapannya tanpa ragu dan menyantap mereka sampai habis. Melihat wanita yang dicintainya ini akhirnya mau makan dengan lahap tanpa sadar membuat dirinya tersenyum lebar. 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang