34. Bimbang

93 21 17
                                    

Sesampainya di IGD rumah sakit. Seorang dokter dan perawat langsung memeriksa Hyeri. Baek Seokjin menjawab pertanyaan tentang riwayat pasien tanpa suatu kesalahan. Bahkan dia juga memberi informasi perihal Anemia yang diderita Hyeri sejak dulu. Selama dokter mengambil tindakan. Seokjin dengan sigap dan siap selalu berada di samping Hyeri dengan raut wajah gelisah. Bahkan ketika tindakan selesai. Seokjin duduk di samping cinta pertamanya ini seraya mengelus lembut rambut Jung Hyeri yang berantakan. Dengan pemeriksaan menyeluruh dari dokter nanti akan diputuskan apakah pasien butuh rawat inap atau tidak.  

    Setelah menunggu lama. Hasil akhirnya adalah agar Hyeri rawat inap selama beberapa hari. Seokjin tentu mengiyakan demi kesehatan masa lalunya. Bahkan saat dia tanya apa hubungannya dengan pasien. Baek Seokjin tanpa ragu menjawab bahwa dia adalah suaminya. Walau tujuan dia mengatakan hal itu demi memperlancar proses entah administrasi ataupun yang lainnya namun tetap saja ada hal tak benar disini. Jung Hyeri tak punya siapapun di Seoul dan mungkin hanya dia satu-satunya yang dianggap keluarga olehnya. Kasihan jika tak ada orang yang memperhatikannya dikala sakit.

    Dari kesunyian kamar pasien terlihat Jung Hyeri mulai mengerjap-ngerjapkan matanya ketika hari sudah berganti gelap. Bau obat-obatan dan aroma terapi khas rumah sakit membuat Hyeri tersadar bahwa ia sudah tak di kantor lagi. Iya benar pada akhirnya ia tumbang. Sebelum berangkat kerja sebenarnya Hyeri sudah merasa tak enak badan, sedikit flu, dan demam ringan tapi karena pekerjaan sudah menumpuk dan dikejar deadline terpaksa ia memaksakan kondisi fisiknya di luar batas. Kepalanya terasa pusing setiap kali mengingat banyaknya pekerjaan di kantor. 

“Kau sudah bangun,” tanya seseorang yang mengagetkan Hyeri. Kedua bola mata cantik Jung Hyeri kini melihat sosok pria yang begitu ia kenal, sedang duduk di sampingnya seraya melipat dua tangannya di dada. Siapa lagi kalau bukan Baek Seokjin. 

“Kenapa kau disini? kau sengaja menungguku di rumah sakit?” tanya Hyeri tak percaya. 

“Jangan salah paham. Tentu aku di sini sebagai atasan menjenguk anak buahnya yang sakit. Apa ada yang salah?” ujar Seokjin yang berusaha mengelak.

“Tidak ada yang salah. Hanya saja aku tahu kau bohong. Kau tak akan menggaruk-garuk tengkukmu jika kau mengatakan kebenaran, Seokjin-ah,” ujar Hyeri dengan senyum kecilnya. Tertangkap basah karena berbohong membuat Seokjin salah tingkah seraya mengedarkan pandangannya di seluruh ruang pasien. ia tak berani menatap mata mantan kekasihnya karena malu.“Terima kasih, ya, kau masih peduli padaku,” ujarnya. 

Tak hanya sekedar berterima kasih. Jung Hyeri meraih tangan Seokjin dengan lembut dan menggenggamnya erat. Senyum wanita itu berhasil membuat telinga suami Park Hana itu memerah. Hyeri semakin yakin dengan firasatnya bahwa Seokjin masih menyimpan rasa untuknya. Hanya saja karena status lah yang membuat Seokjin menyembunyikannya. Kini kedua mata Seokjin tak lagi menghindar dari Hyeri. Ia memandang cinta masa lalunya dengan sepenuh hati. Bahkan ia pun tak menolak jika Hyeri semakin mengeratkan genggaman tangannya. Baek Seokjin sudah tak bisa lagi mengendalikan semua. Dia sudah menyerah dengan semua perisai yang sudah ia gunakan untuk menjaga hatinya hanya untuk Hana. Cinta itu sudah terbagi antara Park Hana dan Jung Hyeri. Jika ia bisa menolak kehendak Tuhan akan cintanya. Mungkin ia masih bertahan dengan satu hati saja. Namun sayangnya Seokjin tak mampu menentang kehendak sang pencipta. 

“Seokjin-ah, bolehkah aku memilikimu kembali? aku tak masalah jika harus menjadi yang kedua untukmu. Boleh kan aku egois untuk cintaku sendiri?” tutur Hyeri dengan cairan bening yang masih menggenang di pelupuk matanya. 

Dalam diam keduanya saling menatap dengan keadaan hati yang saling mencintai. Memutar kembali masa lalu yang sudah pernah mereka lalui. Betapa indah dan berartinya semua hal yang sudah mereka lakukan dulu. Tujuh tahun menjalin kasih itu bukan perkara mudah untuk dilupakan. Semua kenangan itu membekas sampai ke sanubari masing-masing. Tak hanya Hyeri yang susah payah menahan tangisnya. Seokjin pun juga merasakan hal yang sama. Dan sebuah jawaban pun Seokjin berikan atas pernyataan cinta sang mantan kekasih.

Bukan dengan untaian kata yang indah melainkan sebuah ciuman lembut nan hangat ia berikan pada bibir Hyeri yang mungil. Keduanya saling membalas ciuman dengan penuh hasrat dan gairah. Menumpahkan semua kerinduan selama belasan tahun dikegiatan intim mereka. Ciuman itu sebagai tanda bahwa cinta mereka resmi menyatu kembali dalam keadaan yang lebih rumit. Khususnya kondisi dan status Seokjin yang masih merupakan suami sah dari wanita lain, Park Hana. Perselingkuhan ini terjadi tanpa ada masalah apapun di kehidupan rumah tangganya. Begitu pula dengan Jung Hyeri. Sebenarnya ia juga berada di posisi yang sama. Masih resmi menjadi istri sah seseorang. Hanya saja Hyeri sudah menggugat cerai suaminya dan sudah pisah ranjang dalam waktu yang lama. 

Ciuman itu pun berakhir ketika ponsel Seokjin berdering. Sebuah pesan masuk datang dari Park Hana, istrinya. Baek Seokjin sempat bergeming sesaat menatap layar gadge. Sebuah foto kue perayaan hari jadi pernikahannya yang begitu menggemaskan Hana kirimkan. Di bawah foto itu ada sebuah pesan singkat dari sang istri.

Sayang, kue ini sangat menggemaskan. Kau tahu ini adalah kue buatanku. Hyunjin sudah tak sabar ingin menghabiskan kue ini. Cepatlah pulang. Aku mencintaimu. 

Perasaan Seokjin campur aduk setelah melihat pesan dari sang istri. Senyum kecil pun tanpa sadar pria itu sunggingkan walau hati tak karuan. Hana memang sangat romantis. Dia begitu pintar membuat orang jatuh cinta padanya setiap hari. Namun ada secuil rasa yang berbeda hari ini. Hati dia sudah tak menggebu seperti dulu membaca pesan manis dari Hana. Kalau ditanya apakah dia masih mencintainya. Dengan sangat yakin Seokjin akan menjawab bahwa dia masih mencintai istrinya. Hanya saja hati itu sudah terbagi. Dan hari ini adalah hari jadi pernikahan mereka setelah sebelas tahun berumah tangga. Tentu ada rasa bersalah yang amat besar pada diri Seokjin karena sudah mengkhianati Hana tepat di momen spesial mereka berdua. Tapi bagaimana lagi. Dia tak bisa menolak kehendak yang di atas. 

 Jung Hyeri pun tanpa sengaja tahu apa isi pesan dari Park Hana saat kedua bola matanya tanpa sengaja melihat ponsel Seokjin. Rasa cemburu pun tak terelakkan. Hana menginginkan pria yang dicintainya ini untuk segera pulang. Ada sedikit rasa tak rela jika Seokjin pergi begitu saja. Ia masih ingin berduaan dalam waktu yang lama untuk beberapa jam ke depan. Dengan status yang berbeda tentunya. Bukan lagi pimpinan dan sekretaris melainkan sepasang kekasih. Hyeri juga tahu bahwa Seokjin sedang bimbang memilih Hana atau dirinya. Tapi untuk hari ini Hyeri ingin diutamakan oleh kekasihnya bukan wanita lain. 

“Seokjin-ah, tak bisa kah kau tetap di sini bersamaku? aku tak ingin kau pulang,” ujar Hyeri blak-blakan seraya menggenggam erat tangan Seokjin.

 Mata tajam Pria bermarga Baek itu kini menatap sendu Jung Hyeri. Kebimbangan dalam hatinya semakin besar. Kalau tak pulang bagaimana dengan Hana yang sudah mempersiapkan semua. Bagaimana juga dengan Hyunjin yang ikut menunggu kedatangan ayahnya. Sialnya, sampai detik ini Seokjin tak bisa memutuskan siapa yang lebih ia utamakan. Hana yang sudah menyiapkan acara anniversary pernikahan mereka atau Hyeri yang sedang sakit. 

TO BE CONTINUE

 Pelakor tetaplah pelakor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelakor tetaplah pelakor. Sifatnya rakus. Suami orang tapi berasa dia yang paling memiliki.

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang