46. Ucapan

116 20 21
                                    

Tak lama setelah ciuman panas itu di depan khalayak ramai. Seokjin melepas bibir tebalnya secara perlahan, menarik tangan sang istri, dan mengajak masuk ke dalam ruang kerjanya. Baek Seokjin menghela napas seraya memandang Hana lekat-lekat. Ada sedikit rasa marah di hati pria itu karena penampilan pasangan hidupnya ini. Walau sebenarnya pakaian seperti ini masih dalam batas wajar di Korea. Seksi tapi tak vulgar. Hanya saja Seokjin tak suka jika keindahan tubuh sang istri menjadi tontonan laki-laki lain. Aset Park Hana adalah miliknya. Wanita berambut panjang itu hanya diam melihat tingkah sang suami seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia sabar menunggu Seokjin angkat bicara. 

“Sayang, kenapa kau berpenampilan seperti ini?”

“Kenapa memangnya? bukankah penampilanku masih wajar seperti wanita korea pada umumnya. Bahkan, ada beberapa karyawan yang berpenampilan sepertiku.”

“Iya, kau benar tapi aku tak suka melihatnya. Lihat belahan dada itu. Potongan leher tank top yang kau kenakan terlalu rendah, sayang. Ah, jebal!” Seokjin merengek layaknya anak kecil yang merajuk pada orang tuanya ketika tak dibelikan apa yang dia mau. Tak hanya sekedar merengek, Seokjin juga menghentak-hentakan kakinya dengan gemas. Hana sempat menahan tawa melihat tingkah suaminya yang menggemaskan tapi ini bukan berarti ia lupa tentang asumsi perselingkuhan sang suami. 

“Lalu bagaimana? apa kau ingin aku  melepaskan pakaianku disini?”

“Yak, Park Hana!” tegur Seokjin yang semakin menjadi-jadi. 

Baek Seokjin memutar otak mencari cara agar tubuh sang istri tak terekspos. Pada akhirnya, sebuah ide pun datang. Seokjin melepas jasnya dan mengenakannya pada Hana. Tak lupa juga ia menautkan semua kancing yang ada. Hasilnya sempurna. Belahan dada yang sensual itu tertutup rapat. Pria berparas tampan itu menghela napas seolah lega dengan apa yang sudah ia lakukan. Walaupun jas miliknya itu sangat kedodoran jika dipakai oleh Hana tapi itu lebih baik daripada menjadi pusat perhatian pria lain. 

“Kau sangat berharga dan bernilai untukku, Hana-ya. Aku benci jika pria lain melihatmu dengan pikiran kotor mereka. Aku akan menjaga harga diri istriku di depan semua orang,” jawab Seokjin dengan wajah serius. Iya, begitulah Baek Seokjin. Dia tak suka jika istrinya mengenakan pakaian seksi di depan publik. Hana pun selama ini mengikuti aturan yang Seokjin buat. Benar, walau tertutup tapi sangat modern dan sesuai perkembangan fashion.

Dengan sangat sadar, Hana masih bisa melihat perasaan cinta sang suami dari sorot matanya. Jika seandainya kejadian semalam tak terjadi, mungkin Hana sudah memeluk erat Seokjin setelah mengatakan hal semenyentuh itu padanya.  Sayangnya, tanda yang ia lihat semalam di leher sang suami  membuat Hana terpukul. Kalian tahu, berpura-pura tidak mengetahui apa-apa dan bersikap biasa saja itu jauh lebih sulit daripada meluapkan semua emosi yang ia rasakan. Hana akan membalas jika semuanya terbukti. Itu pasti. Dan hari ini adalah awal dari segala rencananya. 

“Terima kasih, sayang. Kau begitu peduli padaku. Oh, ya, aku membawakan beberapa cemilan serta makanan untukmu dan semua karyawan yang lain. Aku membuatnya sendiri. Kau bilang seminggu ini perusahaan sangat sibuk. Maka dari itu aku membawakan bekal untuk semuanya agar lebih semangat lagi bekerja,” jelas Hana dengan penuh senyum. 

“Benarkah?” tanya Seokjin. Hana pun mengangguk. ”Omo, yeobo, gomawo,” ucap Seokjin seraya mendekapkan tubuh sang istri di antara bahu lebarnya. 

“Tapi, semuanya masih ada di dalam mobil. Mungkin kau bisa meminta tolong karyawanmu untuk mengambilnya,” saran Hana yang langsung disetujui oleh Seokjin. 

Seokjin mengangguk penuh semangat seraya berjalan ke arah pintu ruang kerjanya. Dari luar pintu sana, Hana bisa mendengar jelas suara sang suami yang sedang memanggil-manggil seorang karyawan yang bernama Minho. Tak membutuhkan waktu lama, karyawan itu pun datang dengan wajah ramahnya. Tak lupa juga ia menyapa Hana yang berada di ruangan Seokjin dengan sebuah senyuman singkat nan ramah. Sebagai seorang istri dari pimpinan perusahaan yang menaungi banyak tenaga kerja. Sudah menjadi sebuah keharusan jika ia pun harus bersikap hangat kepada semua orang di kantor. Park Hana pun membalas senyuman Minho dengan penuh ketulusan. Sikapnya yang seperti inilah, yang membuat semua pegawai Seokjin juga begitu hormat dan baik padanya.  

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang