55. Proses

156 25 17
                                    


Entah kenapa Hana tiba-tiba merasa tak enak badan. Akhir-akhir ini dia sering pusing, mudah mengantuk, bahkan cepat lelah walau tak mengerjakan kegiatan yang berat. Mungkin ini karena efek emosi yang tak stabil sehingga membuat imunitasnya turun. Karena kabar perselingkuhan suaminya membuat mental Hana terguncang sampai tak nafsu makan. Semoga kondisinya cepat membaik dan bisa menjalankan aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Wajah Namjun tampak begitu gelisah melihat kondisi Hana tak sehat. Apalagi mantan kekasihnya ini sekarang mual-mual.

"Hana-ya, gwenchana?" tanya Namjun yang dirundung rasa khawatir.

"Iya, aku baik-baik saja. Jangan khawatir," jawab Hana singkat. Jika jawaban Hana sudah seperti itu Namjun tak bisa berbuat apa-apa walau dia yakin mantan kekasihnya ini sedang tak baik-baik saja.

Tak terasa setelah melalui perjalanan yang cukup singkat, Hana dan yang lain sudah berada di sebuah pantai yang tak jauh dari perkotaan. Sebenarnya setiap jalan raya di pulau jeju dan di pusat kota berbatasan langsung dengan pesisir pantai. Namun, Minho mengajak istri pimpinannya ke pantai yang agak jauh dari keramaian pusat kota karena ia tahu tujuan Hana ke sana untuk melepaskan semua beban yang ada. Park Hana turun dari mobil yang disambut langsung oleh kencangnya angin darat di malam hari. Seraya menghela napas panjang Hana mulai menyusuri bibir pantai dengan ombak yang lumayan besar. Tak lupa Namjun yang mengikuti wanita itu dari belakang. Ia hanya ingin memastikan semua bahwa Hana baik-baik saja.

Ditempat yang jauh dari keramaian kota ini Hana bisa dengan jelas mendengar suara deburan ombak tanpa ada suara kendaraan bermotor yang berisik. Jadi terasa lebih asri dan menenangkan jiwa wanita berparas cantik itu. Setiap langkah yang Hana ambil membawa sebuah luka yang menyakitkan. Hana berharap buih-buih air laut yang menyentuh kakinya bisa membuat hatinya sedikit lebih tenang, kembali nyaman, dan mengambil semua sakit yang ia rasakan. Park Hana kini berdiam diri ke suatu titik sembari menatap laut. Semuanya serba hitam sama seperti warna hatinya yang penuh rasa dendam.

Indahnya warna air laut yang biru kehijauan tak terlihat di malam yang gelap Mata Hana menatap sayu bulan dan bintang-bintang yang bersinar. Dibalik kencangnya air darat yang menerpa wajah cantiknya, Hana mengingat kembali semua kenangan yang ia jalani bersama Seokjin. Seulas senyum pun tanpa sadar ia sunggingkan kala momen-momen indah nan romantis berseliweran di kepalanya.

"Pemandangan malam ini sangat indah, ya?" tanya Namjun tiba-tiba yang kini berdiri di sampingnya. Park Hana sempat terkejut dan melihat pria manis itu sejenak.

"Eoh, pemandangannya sangat indah," jawab Hana seadanya.

Suasana pun kembali hening selama beberapa menit. Park Hana masih memandang bulan yang bersinar terang tepat di atas laut yang hitam. Bukan tanpa alasan kenapa ia melihat satelit bumi itu dengan tatapan yang memilukan. Dulu Seokjin pernah berkata bahwa ia adalah bulan dan Hana adalah buminya. Bulan yang ada setiap bumi membutuhkan cahaya di kegelapan semesta. Semua kenangan indah yang sudah mereka berdua jalani terasa sakit jika terus diingat. Kebahagiaan yang terjalin selama sebelas tahun pun hancur dalam satu malam. Tak pernah terbayangkan jika hari ini adalah akhir dari rumah tangga impian Hana. Kebaikan-kebaikan Seokjin yang terus saja berputar di otaknya membuat air mata wanita itu kembali mengalir. Namjun yang ada di sebelah Hana hanya bisa melihat cintanya ini menangis. Semakin lama tangisan Hana semakin terdengar begitu menyayat hati. Hana tak lagi berdiri melainkan duduk seraya menenggelamkan kedua wajahnya di antara lengan dan kakinya. Seo Namjun mensejajarkan duduknya dengan Hana seraya mengusap lembut punggung ibu beranak satu itu.

"Luapkan semua yang kau rasakan Hana-ya. Menangislah jika memang itu bisa membuat lukamu sedikit terobati," ucap Namjun yang terdengar begitu menyejukkan. Mendengar mantan kekasihnya mengatakan hal demikian membuat tangisan Hana semakin histeris.

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang