57. Ingin Bersmamu

182 27 13
                                    

Peringatan.
Bab ini bakal banyak narasi yang panjang-panjang ya bestie.

Hana menutup pintunya dengan kasar tak peduli jika ada suami di sana. Baek Seokin tak bisa berbuat banyak. Ia tertegun dengan apa yang baru saja ia alami. Tarikan napas panjang adalah cara Seokjin untuk tetap bersabar menghadapi semua hal rumit yang terjadi. Matanya yang tajam menatap sedih koper-kopernya yang tergeletak di tanah. Walau dia tak melakukan pekerjaan berat rasanya semua daya yang ia punya habis terkuras. Seokjin mengambil koper-koper itu dengan lunglai dan menyeretnya menuju bangku panjang yang berada di taman halaman depan rumahnya. Dalam diam Baek Seokjin menatap lamat-lamat rumah yang dulu bagaikan surga untuknya. Memori keributan keluarga kecil mereka setiap pagi hari membuat Seokjin tersenyum tanpa sadar.  Hyunjin yang bingung menyiapkan buku sekolahnya, Hana yang sibuk memasak, dan dirinya yang siap-siap untuk ke kantor. Istrinya adalah orang tersibuk setiap kali hal itu terjadi.

 Tawa yang selalu ada kini sirna karena kesalahannya tapi bagaimana lagi. Ia tak bisa meninggalkan Hyeri begitu saja. Walau ia mengatakan sebaliknya di depan Hana tapi jika boleh jujur itu adalah hal yang tak bisa Seokjin lakukan. Entah kenapa perasaan cintanya pada dua wanita ini sangat rumit. Seokjin juga tak tahu kenapa dirinya tak bisa memilih. Antara dia bodoh atau brengsek. Anggap saja dia adalah orang yang tak tahu malu karena masih ingin bersama Hana walau sudah menyakitinya. Seperti sekarang ini, Seokjin masih terus bertahan walau dia sudah di usir dari rumah ini. Siapa tahu dengan begitu Hana mau memaafkan dan mau melanjutkan hidup bersamanya. 

Jam demi jam pun berlalu. Dunia yang awalnya terang kini berubah menjadi gelap. Udara pun terasa lebih dingin. Walau cuaca tak mendukung Baek Seokjin tetap bertahan untuk terus berada di depan rumahnya. Tentu ia tak hanya sekedar duduk di sana. Seokjin sesekali juga memanggil nama Hana agar istrinya itu keluar. Sayangnya, keteguhan hati Hana melebihi rasa cintanya pada Seokjin. Wanita itu hanya melihat semua tingkah suaminya dari dalam rumah. Baek Seokjin hanya menghabiskan waktunya dengan mondar-mandir. Sesekali ia melakukan pemanasan ringin untuk menjaga tubuhnya agar tetap hangat. Tak munafik jika ada rasa khawatir yang amat besar dalam hati wanita itu terkait Seokjin. Perasaan itu ada karena rasa cinta yang masih terjaga di hatinya. 

Hal yang membuatnya gelisah adalah udara dingin karena Seokjin tak bisa berada di cuaca seperti itu. Maka tak heran jika Seokjin sangat membenci musim dingin. Walau begitu hati Hana tak pernah goyah. Ia membiarkan Seokjin tetap berada di luar sana. Biarkan dia merasakan udara dingin yang terasa sampai menusuk tulang. Rasa itu tak sebanding dengan apa yang sudah Seokjin lakukan padanya. Dalam diam seraya menatap suaminya yang kedinginan. Hana tiba-tiba meneteskan air mata. Jika saja keadaan rumah tangganya tak seperti ini ia ingin sekali berlari ke arahnya lalu memeluknya. Sumpah, rasa amarah yang ada di dalam hatinya selalu berdoa. Jika memang pada akhirnya ia tak bisa memiliki Seokjin selamanya, Hana berharap Hyeri pun tak bisa juga memilikinya, dan hidup mereka berdua jauh dari kata bahagia.

 Tak mau terlalu lama terlarut dengan perasaannya. Hana memilih untuk naik ke lantai atas tanpa mau memperdulikan Seokjin lagi. Sayangnya, keputusan itu tak berpengaruh apa-apa pada hati, pikiran, dan dirinya sendiri. Bahkan tangisan Hana semakin terdengar pilu karena tak bisa mendekap pria yang ia cintai. Dalam kesunyian kamarnya, Hana duduk diam di pinggiran ranjangnya seraya menatap jari manisnya tangan kirinya. Sebuah cincin pernikahannya masih melingkar indah di jari lentiknya. 

“Semuanya sudah berakhir, Seokjin-ah,” gumam Hana yang perlahan melepas cincin itu dari jemarinya. 

Diwaktu yang sama, sekelebat memori yang menyakitkan muncul di benak wanita berparas cantik itu tanpa sengaja.  Mengingat suaminya yang bercumbu mesra dengan Hyeri memicu amarah Park Hana kembali. Pelajaran yang ia berikan pada suaminya saat di Jeju seolah tak cukup. Hana tiba-tiba membuka pintu kamarnya dengan kasar dan berjalan menuju lantai bawah. Langkahnya yang serampangan membawa Hana ke pintu utama rumahnya. Lagi-lagi ia membuka pintu rumah yang terkesan seperti dibanting dan membuat suara benturan yang luar biasa. Sontak hal ini membuat Seokjin terkejut sembari menatap Hana yang keluar dari rumah. Wanita itu berjalan mendekatinya dengan ekspresi yang tak biasa. 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang