38. Cukup Tahu

118 18 19
                                    

Dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Seo Namjun terdiam, memasang ekspresi serius, dan melihat Hyeri lamat-lamat. Wanita itu seolah tak peduli dengan tatapan pria di depannya ini. Ia lebih memilih untuk menikmati sarapan pagi yang disediakan oleh rumah sakit. Rasa masakannya enak daripada rumah sakit lain. Maklum, Hyeri sering keluar masuk rumah para orang sakit ini karena anemia parah yang ia derita. Namun, rasa enak sebuah makanan terasa hambar jika keadaan sekitar tak nyaman. Contohnya seperti sekarang. Namjun masih betah mengawasinya tanpa berkedip. 

“Aku mohon jangan melihatku seperti itu. Kau membuatku tak nyaman,” protes Hyeri tanpa melihat sahabat kekasihnya dan terus melahap makanan yang ada. Jung Hyeri tahu jika Namjun sedang memikirkan sesuatu. “Aku tahu ada hal yang ingin kau katakan. Bicaralah,” perintah Hyeri. Mendengar perkataan semacam itu tentu menjadi sebuah kesempatan yang akan Namjun gunakan sebaik mungkin untuk mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.  

“Katakan padaku. Kenapa Seokjin bisa ada di sini semalam?” tanya Namjun tanpa sungkan. Hyeri membuang napas seraya memandang Namjun dengan ekspresi lelah.  

“Apa  semalam dia tak memberitahumu?”

“Tidak,” bohong Namjun. Ia hanya ingin mencocokkan jawaban Hyeri dan Seokjin. 

“Dengar, aku pingsan saat jam kerja. Jadi, masuk akal jika dia membawaku ke rumah sakit. Aku karyawannya. Sebagai atasan yang bertanggung jawab Seokjin sudah melakukan tugas dengan baik. Apa ada yang salah dengan itu?” debat Hyeri. 

“Tapi, apa memang begitu aturannya. Harus pimpinan perusahaan yang menangani semua? bukankah Seokjin punya banyak karyawan. Bukan apa-apa. Hanya saja masih tak masuk akal bagiku jika seorang CEO perusahaan repot-repot mengurusi hal remeh seperti ini. Apalagi menemani karyawannya yang sakit sampai larut malam,” cerocos Namjun yang semakin. 

“Kau bilang apa? Hal remeh? Yak, Seo Namjun apa kau tak pernah membaca berita tentang karyawan kantoran yang meninggal akibat lembur dan kelelahan? Aku pengidap anemia dan tubuhku memang mudah merasakan lelah dan lemas. Bahkan, jika seandainya anemiaku semakin memburuk aku harus transfusi darah seumur hidup. Untung saja anemiaku tidak sampai seperti itu,” jelas Hyeri panjang lebar yang mulai terbawa emosi.  

“Aku tak mempermasalahkan apa penyakitmu, Hyeri-ya. Tapi haruskah Seokjin menemanimu semalam itu?” 

“Memang kenapa? apa yang salah?” tanya Hyeri dengan nada tinggi. 

“Tentu saja itu salah. Apa kau masih tak mengerti?” jawab Namjun yang tak kalah emosinya.

 Jung Hyeri mendengus sembari mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Jujur ia sudah muak melihat wajah Namjun disini. Kenapa Seokjin harus menyuruh pria ini untuk menjaganya? batin Hyeri. Hubungan Seo Namjun dan Jung Hyeri akhir-akhir ini memang sangat buruk. Semua bermula sejak Hyeri mulai bekerja di perusahaan Seokjin. Apalagi jabatan Hyeri adalah Sekretaris. Pikiran-pikiran buruk Namjun lah yang membuat pertemanan mereka bagai minyak dan air. Tetapi instingnya sebagai seorang laki-laki benar. faktanya Hyeri dan Seokjin baru saja menjalin hubungan. Hanya saja Namjun belum mengetahui dan keburukan mereka belum terungkap. Jung Hyeri menatap Namjun dengan penuh amarah. Ia sudah tak sabar lagi menghadapi pria berlesung pipi ini. 

“Lebih baik kau pergi dari sini. Aku tak mau terus bertengkar denganmu, Namjun-ah. Pergilah. Kondisiku sudah membaik dan aku bisa melakukan semuanya sendiri,” pinta Hyeri yang masih berusaha baik walau dengan jelas ia mengusir Namjun. Mendengar ucapan wanita itu Namjun tersenyum manis seraya berkata. 

“Baik, aku akan pergi, tapi jika ada apa-apa dengan kalian berdua dan dengan sengaja menyakiti Hana. Aku tak akan melepaskan kau dan Seokjin sampai ke ujung dunia pun. Camkan itu baik-baik!” ancamnya. 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang