25. Kejutan

108 16 8
                                    

"Sudah selesai. Silahkan lanjutkan aktivitasmu," ucap Hyeri sekaligus membuyarkan senyuman tipis Seokjin. "Ah, benar, masih ada satu hal lagi." Kini ia mengambil ponsel Seokjin di meja presentasi seraya mengetik beberapa angka di sana. Tak lama ponsel yang ia kalungkan di leher berbunyi. "Ini nomorku. Jika memang ada rapat atau apapun jangan kau kerjakan sendiri. Aku sekretarismu. Semua ini pekerjaanku. Jangan salah paham. Aku hanya ingin bertindak profesional dalam pekerjaan.

Usai mengatakan hal itu Jung Hyeri kembali melanjutkan pekerjaannya. Seokjin hanya bisa terdiam seraya memandangi sekretarisnya yang berjalan menjauh. Seolah sadar dengan apa yang sudah ia lakukan. Seokjin menggelengkan kepala lalu menghembuskan napas panjang agar dirinya tak mudah terbawa suasana. Berterima kasihlah ia kepada para pegawai lain beserta undangan yang sudah mulai berdatangan sehingga bisa mengalihkan perhatian dan pikirannya dari Jung Hyeri.

******

Endless love - Lionel richie feat Diana rose menjadi lagu favorit Hana sejak menikah. Terlebih ketika ia berumah tangga dengan Seokjin lagu ini sangat bermakna baginya. Dan Orang pertama kali yang menyanyikan lagu seromantis ini untuknya adalah sang suami, Baek Seokjin. Ini sudah merupakan lagu wajib mereka. Bahkan sesekali Hana dan Seokjin berduet. Yang kemudian mendapat protes dari Hyunjin karena bosan mendengar kedua orang tuanya menyanyikan lagu yang sama setiap hari. Cinta Park Hana kepada Seokjin begitu besar. Apapun yang berhubungan dengan suami, ia pasti sangat menyukainya bahkan jika maut memisahkan ia akan tetap mencintai Seokjin.

Tak terasa perjalanan menuju kantor pun berakhir setelah lebih dari lima belas menit ia menyanyikan Endless love seorang diri. Dari parkiran Hana segera turun. Tak lupa dengan bekal yang sudah Seokjin request tadi pagi. Langkahnya yang anggun menuntun Hana memasuki gedung perusahaan suaminya. Semua pegawai yang berada di lobby menyapa Hana dengan begitu ramah. Bahkan ada yang menawari bantuan untuk membawakan barang bawaannya. Namun, Hana menolak dengan halus. Lantai lima adalah gedung dimana suaminya berada. Park Hama memasuki lift bersama pegawai atau pengunjung lain. Disanalah Hana akan menemui orang yang ia cinta.

Senyum merekah wanita cantik itu sunggingkan berkali-kali. Ada sebuah perasaan yang tak pernah hilang dari dulu yaitu rasa gugup. Walau sudah sepuluh tahun menikah dengan Seokjin jantung Hana masih berdegup hebat setiap akan bertemu dengan suaminya. Dan ketika pintu lift kembali terbuka. Semua pegawai di lantai lima menyapanya dengan hangat. Hana hanya bisa tersenyum lebar sembari sedikit membungkukan badannya.

Namun, senyuman bahagia itu sirna kala melihat seseorang yang tak jauh di hadapannya. Tepatnya, duduk di meja jabatan sekretaris di kantor suaminya. Langkah Wanita berambut panjang itu berhenti sekian detik. Menatap datar Jung Hyeri yang terlihat sibuk. Entah kenapa tiba-tiba rasa takut akan masa lalu suaminya kembali mengungkung hatinya. Tak mau terlarut pada rasa takut. Hana menguatkan diri berjalan mendekati Jung Hyeri untuk bertanya keberadaan suaminya. Dan mantan kekasih Seokjin itu pun tanpa sengaja menyadari kehadiran Hana.

"Park Hana-ssi," ucap Hyeri yang juga terkejut namun tetap tersenyum lebar pada istri bosnya itu.

"Jung Hyeri-ssi, kau bekerja disini?" tanya Hana yang mencoba untuk tetap tampak biasa saja.

"Iya benar tapi Aku tidak bermaksud apa-apa kerja disini. Dari awal aku tak tahu jika perusahaan ini milik Seokjin. Aku juga tidak bisa mengundurkan diri karena aku butuh uang untuk biaya hidup," jelas Hyeri apa adanya.

Hana tak percaya wanita ini begitu jujur. Seandainya dia bisa mengatakan semua yang ia rasakan. Hana pasti sudah meminta pada Hyeri untuk tidak bekerja disini. Sayangnya, Park Hana bukanlah orang yang tega melihat kehidupan yang lain terpuruk. Sekarang dia paham kenapa Seokjin terlihat sibuk sendiri saat ada meeting. Inilah penyebabnya. Ternyata suaminya itu hanya tak mau berkomunikasi dengan mantannya

"Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau berpikiran seperti itu? Jangan berpikir yang tidak-tidak tentangku, oke. Hak kamu mau bekerja dimanapun. Siapa aku sampai melarangmu bekerja disini? Kalau boleh tahu dimana suamiku?"

Baru saja Hana selesai bicara tiba-tiba Seokjin muncul di balik pintu masuk ruangannya. Ekspresinya begitu terkejut melihat Hana yang sedang bercengkrama dengan Hyeri. Sialnya, Seokjin lupa bahwa Jung Hyeri bekerja disini kenapa pula dia menyuruh Hana datang tadi pagi? Bukanya apa-apa. Seokjin hanya takut istrinya itu berpikir macam-macam tentangnya karena ia belum cerita masalah Hyeri. Senyum yang Hana lihatkan membuat Seokjin merasa canggung bahkan merasa bersalah. Setidaknya perasaan itu berhasil mencegah dia buang air besar ke toilet.

"Yeobo, kau sudah datang?" tanya Seokjjn yang berusaha tenang. Hana pun mengangguk.

"Aku membawakan bekal untukmu," jawab Hana seraya menenteng beberapa wadah makanan yang diikat dalam satu kain dengan senyum khasnya.

Sambutan hangat dari Seokjin sedikit membuat rasa takut akan kedepannya perlahan menghilang. Sebuah kecupan singkat nan hangat di bibirnya dari sang suami semakin memantapkan hati Hana bahwa tak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Keduanya pun masuk ke dalam ruang kerja Seokjin dengan mesra. Bahkan dibalik tirai kris gulung yang terbuka Hyeri bisa melihat jelas bahwa Seokjin dan Hana sedang berciuman panas nan mesra sekarang. Melihat hal itu Jung Hyeri hanya bisa menghela napas. Aneh, ketika dia merasa sakit hati melihat Seokjin sedang bermesraan dengan istrinya sendiri. Ayolah, Jung Hyeri. Cepatlah sadar dan tahu diri kau ini siapa, gumam wanita berambut pendek itu pada dirinya sendiri.

*****

Tak ada perasaan yang lebih menyenangkan ketika wanita sudah menjadi istri selain kata cinta dari pasangan adalah lahapnya suami ketika memakan masakan kita. Apalagi mendapat pujian bahwa semua yang ia santap rasanya enak. Ya Tuhan, kenapa aku bisa secinta ini pada suamiku, batin Hana seraya menatap senang Seokjin yang sedang makan siang.

Sayangnya, senyum itu sedikit memudar ketika melihat dasi sang suami yang tertata begitu rapi. Sepuluh tahun menjalin rumah tangga dengan Seokjin. Hana tahu betul bahwa suaminya ini begitu payah memakai dasi. Tapi hari ini? Apa iya suaminya bisa memakai dasi dalam sehari? Hana mencoba menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Kini pandangannya melihat Jung Hyeri yang sedang mengetik sesuatu di komputer kerjanya. Apakah dia? Batin ibu beranak satu. Membayangkan Seokjin dan Hyeri sedekat itu membuat mata berkaca-kaca.

"Yeobo, bagaimana meeting hari ini?" tanya Hana basa-basi.

"Semua berjalan lancar. Kita sepakat memperkenalkan produk baru di Pulau Jeju," jawab Seokjin.

"Kenapa di Pulau Jeju?"

"Karena pada bulan oktober akan ada pameran produk kecantikan dari seluruh Korea Selatan. Terlebih disana juga diadakan Jeju Fashion Week tingkat internasional. Bahkan mungkin dunia. Kau tahu kita masih dalam tahap negosiasi dengan Song Hyekyo sebagai Brand Ambassador kita yang baru. Kabarnya dia akan hadir disana," jelas Seokjin panjang lebar. Hana hanya bisa mengangguk karena tak begitu menguasai tentang hal-hal semacam itu. Apapun itu ia berharap pekerjaannya suaminya lancar dan sukses.

"Ngomong-ngomong, yeobo, dasimu terlihat begitu rapi. Apa kau sudah selihai itu memasang dasi sendiri? Hehe." Hana tertawa untuk mengaburkan kegelisahan dan rasa curiganya. Seokjin terlihat kelabakan. Ia bingung harus menjawab apa.

TO BE CONTINUE

Gila ya perkara dasi doang tapi bisa bikin Hana se-overthinking itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gila ya perkara dasi doang tapi bisa bikin Hana se-overthinking itu. Ya gimana gak Kepikiran. Suami yang dasarnya gak bisa tapi pake dasi tetiba terpasang dengan rapi dan bagus. Apalagi disitu ada mantan.

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang