45. Aku Lebih Bernilai

129 22 21
                                    

Baek Seokjin merasa lebih bersemangat berada di kantor dibanding hari-hari sebelumnya. Bagaimana tidak, di tempat kerjanya ia bisa bertemu dengan Hyeri, wanita yang dicintainya. Baru beberapa jam yang lalu mereka tak bertemu tetapi rasa rindu yang Seokjin rasakan begitu menggebu. Layaknya tak pernah bertemu selama bertahun-tahun. Energi positif yang ia pancarkan sampai juga ke para karyawan yang lain. Memang benar, Seokjin hari-harinya juga seperti ini. Selalu tersenyum pada para pegawainya, ramah, dan begitu perhatian. Namun, dimata mereka ada satu hal yang berbeda.

Entah apa itu. Yang jelas itu sulit dijelaskan dan dilihat dengan mata telanjang akan tetapi semua bawahannya bisa merasakan aura kebahagiaan itu. Kebahagiaan pria berbahu lebar itu seolah bersambut dengan sikap Jung Hyeri yang penuh bersemangat. Senyum sumringah wanita itu tak tertahankan kala mengetahui pria pujaan hatinya sudah datang. Jantungnya semakin berdetak hebat saat Seokjin mulai menggodanya dengan sebuah kedipan manja. Saking terpesonanya, Hyeri rela melihat Seokjin sampai memasuki ruang kantornya. 

Walau hanya bisa melihat tanpa menyentuh sang pujaan hati. Setidaknya itu bisa membuat rasa rindunya sedikit terobati. Dan ketampanan Baek Seokjin membuat Hyeri semakin tergila-gila. Tak mau terlarut dalam rasa cintanya, Jung Hyeri memilih untuk fokus bekerja. Ia tak mau hal semacam itu mengganggu profesionalitasnya dalam bekerja. Hyeri ingin membuktikan pada Seokjin bahwa dia adalah kekasih yang bisa diandalkan. Baru saja ia memulai pekerjaannya, telepon di atas meja Hyeri berdering. 

Yoboseyo,” sapanya dengan ramah dan mendengarkan siapa gerangan yang menelepon meja kerjanya. Seulas senyum bahagia begitu terpancar di wajah Hyeri ketika tahu siapa orang itu. “Baik, aku akan segera ke ruangan Anda, sajangnim.” 

Jung Hyeri bukanlah wanita bodoh. Jawaban formal memang sengaja ia gunakan untuk menghindari kecurigaan dari karyawan lain. Beberapa laporan pun ia bawa sebagai pelengkap kebohongannya. Dengan perasaan berbunga-bunga, Hyeri berjalan anggun menuju ruangan Seokjin, membuka pintu perlahan, dan menutupnya dengan hati-hati. Dari dalam terlihat Seokjin yang tengah sibuk dengan laptopnya. Namun, semua pekerjaan itu seolah tak penting lagi ketika Hyeri memasuki ruang kerja. Baek Seokjin beranjak dari tempat duduknya dan berjalan perlahan mendekati Hyeri yang meletakkan beberapa laporan diatas meja kerja. 

“Sayang, bagaimana kabarmu hari ini?” tanya Seokjin yang tak hanya sekedar menyapa. Melainkan mulai mendekatkan tubuhnya ke tubuh Hyeri yang menawan. Tak lupa juga ia melingkarkan tangan kirinya ke pinggul kecil wanita itu. 

“Aku merindukanmu,” jawab Hyeri yang tak kalah gatalnya dengan Seokjin. 

“Aku juga,” jawab pria itu singkat namun memabukkan dengan sebuah ciuman panas sebagai penanda aktivitas keduanya di pagi hari. 

Jung Hyeri pun terlarut dengan ulah Seokjin. Tingkah mesum keduanya tak akan ada orang yang tahu selama pintu terkunci dan tertutup rapat, serta gorden gulung yang masih menutup rapi setiap jendela kaca. Desahan-desahan kecil pun mulai terdengar dari mulut mereka. Wajah Seokjin memerah karena nafsu yang tak tertahan begitu pula dengan Hyeri yang dengan senang hati membuka kancing blousenya satu persatu tanpa Seokjin minta.

“Aku menginginkanmu,” ujar Seokjin dengan birahi yang sudah membuncah. 

“Lakukan apapun yang kau mau. Tubuhku milikmu, Seokjin-ah.”

Dan lagi-lagi, hubungan intim diantara mereka pun terulang kembali. Entah akan sampai kapan mereka melakukan hal semacam ini di tempat kerja atau bahkan di apartemen yang Seokjin beli bersama Hana. Segala kewarasan, logika, dan nurani entah hilang kemana. Yang ada di dalam benak mereka saat ini hanyalah adalah cinta buta dan nafsu. Sejak bermain ranjang kembali bersama sang mantan. Seokjin tak bisa tidur tenang semalaman. Kalau pun terlelap itu hanya satu sampai tiga jam saja. Bahkan, karena terlalu mendamba kemolekan tubuh Hyeri Seokjin sampai bermimpi basah dengan wanita itu. Tak heran jika pagi ini ia membuka jam kerjanya dengan hubungan sex yang panas di ruang kerjanya. Melakukan hal semacam ini di luar apartemen atau rumah meninggalkan sensasi tersendiri. Adrenalin yang berpacu menjadikan hubungan intim semakin tak terlupakan. Sintingnya lagi, Hyeri pun tak keberatan jika ia menjadi budak sex suami Hana ini karena ia mencintainya. 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang