17. Tak asing 🔞

338 18 6
                                    

"Lalu bagaimana dengan sekarang. Apa kau tak ingin menciumku?" Goda Seokjin untuk kesekian kalinya. 

"Jangan memancingku, Baek Seokjin. Kau akan menyesal nanti," ujar Hana dengan pipi memerah namun ia begitu ingin menerkam suaminya. 

Satu tanda jika Hana sudah mulai berhasrat adalah ia sedang menggigit bibir bawahnya. Itulah yang ia lakukan sekarang. Tapi apa Seokjin menuruti permintaan sang istri? Tentu saja tidak. Pria itu semakin menggoda Hana. Masih dengan posisi duduk Seokjin sengaja melucuti kancingnya satu per satu seraya menatap tajam ke arah istrinya. Demi Tuhan jika seperti ini ketampanan suaminya bertambah seratus kali lipat. Tampan dan seksi. Hana tak mau kalah. Ia pun mulai bertingkah. Wanita cantik itu kembali menatap Seokjin dengan tatapan nakal. Ia menyelipkan jarinya ke dalam kaos polos berwarna abu-abu yang Hana kenakan. Melepaskan pengait bra-nya lalu memamerkannya pada Seokjin kemudian membuangnya ke lantai. Seolah berkata bahwa ia sudah tak memakai apa pun di balik kaos polosnya. Baek Seokjin mulai membayangkan ada apa dibalik pakaian istrinya yang longgar.

Seokjin memamerkan senyum sinisnya seraya menggigit bibir bawah. Pria itu mengangkat jari telunjuk dan menggerak-gerakannya maju mundur. Seolah Memberi isyarat pada sang istri untuk segera mendekat. Hana tersenyum dan menuruti suaminya. Kini wanita itu merentangkan kedua kaki dan duduk diatas pangkuan Seokjin. Dengan penuh gairah keduanya mulai saling melumat dan berciuman. Suara desahan-desahan kecil dari bibir mereka membuat malam yang dingin menjadi panas. Baek Seokjin mulai menyusupkan kedua tangannya di balik kaos polos Park Hana. Sepasang gumpalan kenyal nan lembut ia mainkan sepuas hati  Tak cukup hanya memainkan, kini Seokjin mulai membuka setengah kaos istrinya. Ia ingin merasakan gumpalan itu dengan cara yang lain. Sebuah gigitan dan lumatan lembut dari Seokjin membuat Hana mengerang seraya menjambak pelan rambut sang suami. 

"Ahh… ." 

Mendengar desahan Hana membuat gairah Seokjin semakin membuncah. Sesuatu dibawah sana pun sudah semakin mengeras. Hana pun bisa merasakannya. Dia sudah tak tahan tapi Seokjin masih ingin bermain-main. Keadaan Hana sudah tak terkendali. Ia semakin meracau tak karuan karena bertubi-tubi merasakan sensasi geli namun nikmat di dadanya. Sayangnya, Hana tak bisa melanjutkan permainan ini lebih jauh. Ada satu hal yang menjadi penghalang keintiman dua insan itu. 

"Yeobo geumanhae," ucap Hana dengan suara lirih. Gigitan kecil yang sudah keberapa kali Seokjin lakukan di dadanya membuat wanita itu semakin menggila. Tak mau kelepasan Hana pun sedikit menjauhkan tubuhnya dari Seokjin. 

"Wae?" tanya Seokjin yang begitu kesal dengan wajah memerah serta rambut acak-acakan. Kepalang tanggung, batin Seokjin. 

"Aku baru saja datang bulan beberapa jam lalu," jawab Hana. 

"Jangan bohong," kata Seokjin. 

"Aku serius, sayang." 

"Kalau memang datang bulan kenapa kau melayaniku sejak awal," ucap Seokjin yang terlihat begitu menyedihkan. Hana sudah tak bisa membendung tawa kecilnya karena ia berhasil menjahili Seokjin. Pria itu pun sadar bahwa Hana sedang menjebaknya. "Kau sengaja?" Tanya Seokjin sekali lagi. Hana tak menjawab. Wanita itu hanya terkekeh seraya berdiri dari pangkuan Seokjin. "Sayang, kau tega sekali," ucap Seokjin yang wajahnya begitu memelas. 

"Mianhae, bukankah aku sudah memperingatkanmu dari awal," jawab Hana yang masih tertawa. Sebagai tanda rasa bersalah Hana mengecup sebentar bibir suaminya sebagai permintaan maaf. "Aku akan membereskan makanannya."

"Lalu ini bagaimana?" tanya Seokjin. Hana menoleh ke arah sang suami yang sedang memandang sesuatu yang ada di bawah sana. 

"Kau bisa menidurkannya kembali," perintah Hana begitu gampangnya. 

"Kau pikir semudah itu," bantah Seokjin. 

Hana tak mau ambil pusing. Walau sebenarnya ia kasihan pada suaminya namun ada rasa puas bisa menjahili Seokjin seperti itu. Gantian. Biasanya Seokjin yang suka usil padanya. Tak ada yang bisa ayah Hyunjin itu lakukan kecuali pasrah dan berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran mesum dari otaknya. Seokjin memejamkan mata perlahan sembari bergumam. Tarik napas hembuskan. Seperti itu berulang kali. Bisa dibayangkan bagaimana menderitanya Seokjin menahan semuanya. 

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang