49. Keberanian

141 24 40
                                    

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya. Bahwa perusahaan Seokjin adalah salah peserta yang ikut pameran dalam festival kecantikan di Jeju. Momen ini mereka gunakan untuk meluncurkan produk baru yang berupa serum kecantikan untuk menghilangkan noda-noda hitam di wajah. Selain serum, produk kecantikan perusahaan Seokjin juga meluncurkan satu paket perawatan tubuh. Sebenarnya apa yang mereka jual sama dengan produk kecantikan pada umumnya. Karena branding yang kuat dan selalu menjadikan aktris-aktris ternama sebagai Brand Ambassador mereka. Tak heran jika produk milik perusahaan Seokjin sangat dipercaya masyarakat.

Sebagai seorang istri Hana tetap menjalani kewajibannya melayani suami walau hati sudah hancur lebur. Sejauh ini ia mampu bertahan dengan luka yang perih. Otaknya berpikir yang tidak-tidak mengingat kepergian sang suami ke Jeju bersama beberapa karyawannya. Yang menjadi faktor dari pikiran buruk ibu beranak satu ini adalah Jung Hyeri. Bahkan, Hana sudah menduga hal terburuk dari yang buruk tentang kegiatan mereka di sana. Baik Seokjin maupun Hyeri pasti merasa bahwa pekerjaan ini layaknya liburan bulan madu sepasang pengantin baru. Satu per satu Hana memasukkan baju sang suami ke dalam koper besar. Tentu ia tak sendirian di dalam kamar. Masih ada Seokjin yang terjaga dengan laptopnya.

Walau mata pria tampan itu menatap layar laptop serta jemari tangan yang menekan beberapa tombol keyboard. Namun, pikiran Seokjin tidak ada di sini. Memori dimana Jung Hyeri meminta ia untuk menikahinya sempat membuat Seokjin terpukul. Memang benar ia serius menjalin hubungannya dengan Hyeri tapi untuk sampai ke jenjang pernikahan sangat mustahil. Ia tak pernah berniat sampai sejauh itu. Lagipula, serius atau tidaknya sebuah hubungan tak harus dengan pernikahan kan.

Seokjin yang bergeming kini melihat istri cantiknya yang sedang menata semua perlengkapan untuk pergi ke Jeju. Selama satu minggu terakhir ini Hana sedikit berbeda. Ia lebih pendiam dari biasanya namun masih sangat ganas jika berada di atas ranjang. Setiap kali Seokjin bertanya apa yang Hana pikirkan, ia tak pernah mau menjawab. Sepuluh tahun hidup satu atap membuat Seokjin lebih sensitif tentang istrinya. Dia pasti tahu jika partner hidupnya ini berbohong.

"Sayang," ujar Seokjin seraya memeluk Hana dari belakang. Wanita itu hanya tersenyum sekadarnya. "Besok aku akan berangkat ke Jeju. Doakan semoga semua rencana perusahaan berjalan dengan lancar."

"Itu sudah pasti, kau jangan khawatir," jawab Hana singkat.

"Ehm, kau ingin dibawakan oleh-oleh apa dari sana?" tanya Seokjin.

Park Hana tak langsung menjawab. Ia diam sejenak seraya memikirkan sesuatu. Kini ia menoleh ke sosok tampan yang sedang memeluk lembut dirinya. Kedua mata indahnya menatap sang suami penuh arti. Hatinya terhenyak, jantungnya pun perlahan berdebar. Hana menyadari bahwa sampai detik ini pun ia masih sangat mencintai suaminya. Iya, anggap saja dia bodoh karena masih mencintai walau sudah disakiti. Namun, Hana tak mau jadi wanita yang mati akal hanya karena cinta. Mau bagaimana pun perselingkuhan tak bisa dimaafkan. Dan Seokjin tak akan termaafkan walau Hana masih sangat mencintainya. Rumit memang tapi Hana bisa menekan rasa itu dan lebih memilih menuruti logika yang ada di otaknya.

"Bagaimana jika aku tak meminta oleh-oleh. Tapi sebagai gantinya, bisakah kau menjaga hatimu hanya untuk aku, yeobo?" ucap Hana yang masih menatap Seokjin. Walau ia tahu jawaban apa yang keluar dari mulut suaminya namun entah kenapa ia ingin mengatakan ini pada Seokjin sebagai pengingat.

"Tentu saja aku akan selalu menjaga hatiku hanya untukmu," jawab Seokjin dengan semangat yang berapi-api. Dasar pembohong, batin Hana. Mendengar ucapan sang istri pastinya membuat Seokjin sedikit gelisah. "Tapi kenapa istriku meminta permintaan seperti itu. Apa kau masih tak percaya padaku?" tanya Seokjin yang kini menatap Hana. Mereka pun beradu pandang dengan sepenuh hati.

"Bukan seperti itu. Di pameran kecantikan dan fashion week pasti banyak wanita yang lebih cantik dariku. Aku takut saja kalau tiba-tiba suamiku ini tertarik pada mereka. Awalnya hanya mengobrol biasa tapi lama-lama menjalin hubungan asmara. Hati orang siapa yang tahu. Tuhan maha pembolak-balik hati. Aku hanya mau memberitahumu kalau aku benci perselingkuhan, Seokjin-ah," ucap Hana dengan raut wajah yang tegas dan pandangan mata yang menajam. Baek Seokjin tak berkutik. Tubuhnya seolah membeku seketika mendengar pernyataan sang istri. Dan sebuah pertanyaan konyol Seokjin ucapkan pada Hana.

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang