Dalam diam dan masih dengan tatapan yang sama pada Hyeri. Otak Seokjin mulai berpikir kemana hatinya tertuju. Wajah cantik Jung Hyeri, pipi chubby yang menggemaskan, dan aegyo imut yang Hyeri tunjukkan padanya membuat hati Seokjin semakin gundah. Entah setan atau bahkan iblis mana yang mencuci otak pria berwajah tampan itu. Dia seolah tak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana prioritas dan mana yang hanya kesenangan sesaat. Iya benar. Baek Seokjin pada akhirnya memilih untuk tetap tinggal di rumah sakit menemani Jung Hyeri si selingkuhan daripada Hana istrinya. Sebuah logika gila di otaknya seolah berkata tidak apa-apa meninggalkan Hana sekali-kali karena masih ada hari esok dan banyak waktu untuk ia habiskan bersama istri. Sedangkan bersama Hyeri, ia tak memiliki waktu sebebas itu. Dengan senyum lembutnya Seokjin pun mengangguk.
“Baiklah, aku akan menemanimu di sini,” ucap pria bermarga Baek itu yang disambut bahagia oleh Jung Hyeri. Sebuah pelukan hangat wanita itu berikan kepada kekasihnya sebagai tanda terima kasih karena sudah memilih dirinya.
“Terima kasih, sayang,” ucap Hyeri.
Seokjin benar-benar melakukan hal yang tak akan pernah ia bayangkan sebelumnya. Memilih wanita lain daripada istrinya. Selama di rumah sakit Seokjin dan Hyeri hanya sekedar mengobrol dan bersenda gurau. Membicarakan semua kenangan yang pernah keduanya lalui bersama. Rasa rindu yang sudah Hyeri pendam selama belasan tahun membuat wanita itu tak ingin jauh dari Seokjin. Ia meminta pria itu untuk tidur di sampingnya sembari membahas banyak hal. Ranjang pasien memang bisa digunakan berdua walau begitu sempit.
Tubuh mereka pun saling berhadapan. Dengan penuh kasih sayang Seokjin memeluk lembut tubuh Hyeri begitu pula sebaliknya. Bahkan sesekali nafsu untuk berciuman panas tak terelakkan lagi karena jarak wajah mereka yang begitu dekat. Jika digambarkan bagaimana perasaan Seokjin dan Hyeri sekarang tentu hanya sebuah kebahagiaan yang mereka rasakan sampai lupa segalanya. Lupa jika sang pria sudah memiliki istri dan anak. Lupa jika sang pria adalah suami orang. Ada kalanya cinta memang mematikan akal dan nurani.
Obrolan demi obrolan mereka lalui tanpa mengingat waktu. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hyeri pun tidur tenang dalam pelukannya. Pria bermarga Baek itu memutuskan untuk pulang. Ia menggeser tubuhnya dengan sangat pelan agar tak membangunkan kekasihnya. Helaan napas panjang darinya sebagai tanda jika usahanya berhasil. Seokjin berjalan menuju sofa mengambil ponsel dan jas yang tergeletak di sana. Kamar Hyeri ini tipe VIP jadi tak heran jika fasilitasnya lengkap di sini. Sesaat ketika Seokjin membuka ponselnya. Ada lima belas panggilan tak terjawab dari Hana dan panggilan terakhir dari sang istri adalah satu jam yang lalu. Seokjin memang sengaja me-silence telepon genggamnya agar tak ada orang yang mengganggu waktunya bersama Hyeri. Pria tampan itu hanya diam seraya menatap sendu telepon genggamnya. Sebuah kata maaf ia ucapkan berkali-kali dalam hati untuk istrinya.
Apa pria itu tega meninggalkan cinta pertamanya sendirian di rumah sakit? Tentu tidak. Ia menghubungi Namjun dengan segala risiko yang akan ia hadapi nanti. Seokjin tahu konsekuensinya. Bahkan mungkin sahabatnya itu akan meninju wajahnya. Seo Namjun adalah orang yang jenius yang selalu harus memiliki alasan untuk melakukan sesuatu.
“Yoboseyo, Namjun-ah. Apa kau bisa ke Seoul Hospital?” tanyanya pada Namjun.
“Kenapa? Apa Hyunjin sakit?” tanya balik Namjun dari seberang.
“Bukan Hyunjin atau pun Hana tapi Jung Hyeri,” jelas Seokjin.
“Jung Hyeri?” tanya Namjun bingung.
“Datanglah, nanti aku akan menjelaskan semua padamu.”
Tanpa berbicara lagi Namjun menutup ponselnya dan bergegas ke Seoul Hospital seperti yang dianjurkan Seokjin. Selama menunggu Namjun datang. Seokjin menggunakan waktunya untuk bermain dengan ponselnya. Ada satu pesan dari Hana yang membuat dadanya semakin sesak. Sebuah pesan yang menyayat hati. Ada juga selembar foto Hyunjin yang tertidur disana.
Cepatlah pulang. Hyunjin sudah menunggumu dari tadi sampai tertidur. Sayang, Apa kau tak bisa meninggalkan pekerjaanmu sebentar saja? ini hari jadi pernikahan kita. Kau sudah janji akan pulang cepat.
Seokjin menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan pelan. Matanya sudah berkaca-kaca mengingat istri dan anaknya di rumah. Sebenarnya ia tahu mana yang lebih penting tapi entah ia tak melakukan apa yang seharusnya. Pria berparas tampan itu menyandarkan kepalanya di sofa, memejamkan mata, dan merenung dalam diam. Jujur ia begitu mencintai Hana dan putrinya tapi ia juga mencintai Hyeri. Jika ditanya siapa yang lebih penting Seokjin tak bisa menjawab sekarang karena semua prioritas baginya. Hati pria berbibir tebal itu semakin kacau ketika mata tajamnya menatap foto-fotonya bersama Hana dan Hyunjin yang ada di ponsel. Disana mereka bertiga tampak begitu bahagia seolah dunia sudah berada di dalam genggaman tangan ketiganya. Senyum kecil pun tak sadar Seokjin sunggingkan ketika melihat sebuah pose foto yang menggemaskan. Hyunjin yang diapit oleh kedua orang tuanya seraya mencium sisi kanan dan sisi kiri pipi chubbynya.
Namun, senyum itu memudar berganti dengan rasa takut yang menyelimuti relung hatinya. Seokjin berandai bagaimana jika senyum dari dua malaikat hidupnya menghilang karena perbuatannya. Tidak, ia tak mau itu terjadi. Mungkin yang Seokjin lakukan hanyalah berhati-hati agar senyum dua orang kesayangannya ini tidak memudar. Hampir sepuluh menit lamanya Seokjin menghabiskan waktu dengan melihat rekaman video istri dan putrinya. Ia tak pernah bosan memperhatikan keceriaan mereka. Dan kegundahan hatinya pun berakhir ketika Namjun menghubunginya untuk bertanya berapa nomor kamar Hyeri. Usai memberitahu dimana tempat Hyeri. Tak lama pria bermarga Seo itu pun datang.
“Namjun-ah, terima kasih kau sudah datang,” ujar Seokjin.
“Apa kau mau menjelaskan padaku ada apa ini?” tanya Namjun dengan ekspresi yang tak biasa. Ekspresi tak suka terlihat jelas di wajah Namjun dan Seokjin tahu akan hal itu.
“Duduklah dulu. Aku akan menceritakan semuanya padamu,” ucap Seokjin. Seo Namjun menuruti omongan Seokjin. Ketika pria manis itu duduk. Ia menatap tajam Seokjin layaknya serigala yang siap mencabik-cabik mangsanya karena di mata dosen muda itu tak masuk akal saja jika Seokjin masih bersama Hyeri semalam ini entah apapun alasannya.
“Jadi, Hyeri pingsan. Dia sakit. Sebagai seorang atasan, jika tahu ada karyawan yang collapse saat bekerja tentu aku punya rasa tanggung jawab. Maka dari itu aku membawa Hyeri ke rumah sakit,” jelas Seokjin panjang lebar. Namjun masih saja diam seraya terus menatap tajam sang sahabat. Banyak pertanyaan yang berkecamuk di otaknya.
“Apa harus sampai semalam ini kau menemani Hyeri?” tanya Namjun tanpa basa-basi. Seokjin tak langsung menjawab. Ia berbalik menatap serius ke arah pria berlesung pipi itu seraya menghela napas.
TO BE CONTINUE
Dahlah gak bisa berkata-kata lagi aku sama dirimu Seokjin. Kok g kasihan anakmu nungguin kamu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (MARRIAGE LIFE)
FanfictionNomor urut peserta : 001 Tema : Marriage Life AMAZING COVER BY @GENIUS__LAB Baek Seokjin dan Park Hana adalah sepasang suami istri yang memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Namun, kebahagiaan yang mereka susun selama sepuluh ta...