12. Gelisah

2.2K 151 39
                                    

"Bukankah dia Jung Hyeri?" tanya Hana. Rasanya begitu lega ketika pertanyaan yang ia pendam seharian bisa ia ungkapkan kepada orang yang tepat. "Kau tak pernah menceritakan apa pun padaku," tanya Park Hana penuh ketegasan. Seokjin menghela napas seraya memamerkan senyum manisnya. Ia menggenggam erat tangan Hana dan menariknya pelan sambil berjalan menuju sofa. Keduanya pun memilih duduk untuk membicarakan semuanya.

"Maaf jika aku tak pernah menceritakan masa laluku padamu karena aku sudah menganggap itu tidak penting lagi untuk dibicarakan. Memang benar gadis ini adalah Jung Hyeri yang kau kenal beberapa hari lalu. Maka dari itu aku sedikit tak nyaman ketika kau meminta izinku agar dia tinggal bersama kita untuk sementara waktu," jelas Seokjin penuh kesabaran.

Wajah teduh sang suami lah yang bisa membuat Hana sedikit terobati dari perasaan gelisah yang ia rasakan seharian ini. Ada satu lagi pertanyaan konyol yang ingin Hana sampaikan. Jika memang sudah tidak ada rasa kenapa harus merasa tak nyaman. Itulah yang wanita berambut panjang itu pikirkan sekarang.

"Apa kau masih memiliki perasaan pada Hyeri? Jika tidak. Kenapa kau harus merasa tak nyaman?" ujar Hana dengan hati-hati. Jujur, ia takut Seokjin akan tersinggung dengan pertanyaan konyolnya ini. Mendengar itu Baik Seokjin hanya tersenyum kecil seraya melihat sang istri dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Aku sudah tidak mencintainya lagi. Hanya merasa tak nyaman saja. Seperti kau yang tak nyaman dengan kehadiran Namjun. Sekarang aku tanya padamu. Apa kau masih mencintai Namjun?" tanya Seokjin dengan seulas senyum. Tentu pertanyaan suaminya ini membuat Hana terkejut setengah mati. Seperti prinsip Seokjin. Hana juga tak pernah menceritakan masa lalu pada sang suami. Tapi satu hal yang membuat wanita cantik itu bertanya-tanya. Bagaimana bisa ayah Hyunjin ini tahu perihal Namjun.

"Bagaimana kau bisa tahu tentang Namjun?" lirih Hana dengan rasa tak percaya sekaligus bersalah. Seokjin tak langsung menjawab. Ia hanya tersenyum seraya menggenggam tangan Hana erat-erat.

"Aku sudah lama mengetahuinya dan itu jauh sebelum aku mengenalmu. Tanpa sengaja aku melihat foto kalian berdua di sela-sela halaman buku Namjun saat kuliah. Jujur di foto itu kau begitu cantik sampai-sampai aku terus mengingat wajah itu. Dan saat pulang ke Korea aku memutuskan untuk mencarimu karena aku sudah jatuh cinta padamu sedari awal, Hana-ya."

Tunggu, untuk cerita satu ini Hana belum pernah mendengarnya. Ia baru tahu kalau suaminya ini sudah mengenal dirinya sebelum pertemuan di supermarket itu. Jika mengingat kembali bagaimana Seokjin bisa kenal dengan dirinya itu sedikit menggelikan. Terlebih, dulu Hana hanya menganggap Seokjin adalah pelanggan tetap supermarket tempatnya bekerja paruh waktu selain mengajar di tempat bimbel terkenal. Semua hubungan ini berawal dari cerita hantu yang beredar di lingkungan toko kala itu. Terlalu panjang jika diceritakan.

"Yeobo, apa kau sedang bercanda?" tanya Hana yang masih tak percaya. Seokjin menggeleng pelan

"Kau pikir selama ini aku tidak gelisah setiap kali melihatmu bertemu dengan Namjun. Bisa dibilang aku lebih mencintaimu daripada kau mencintaiku," tukas Seokjin. Untuk kali ini Hana tidak setuju. Apa Seokjin tak tahu bahwa ia tersiksa hebat jika seharian tak bertemu dengan suaminya? Dia pun juga sangat mencintai BaekSeokjin.

"Kau salah. Aku yang lebih mencintaimu," tegas Hana dengan tatapan tajamnya. Lagi-lagi Seokjin tersenyum namun kali ini ekspresi pria tampan itu berubah menjadi sendu. Hana paham kode dari ekspresi itu.

"Buktikan padaku," ujar Seokjin dengan suara merdu tepat di telinga sang istri. Hana terhenyak, sekujur bulu romanya berdiri. Ia tahu apa yang harus dia lakukan.

 BROKEN (MARRIAGE LIFE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang