[1] halo September

1.7K 130 10
                                    

Song: September - Earth, Wind & Fire.

***

Jakarta, September 2022

"PRIS!" Perempuan dengan rambut berwarna merah hati itu kaget bukan main ketika ada orang yang tadinya diam doang depan laptop nggak bersuara sama sekali tiba-tiba memukul meja di tengah coffee shop yang syukur aja lagi sepi. Terus melemparkan pertanyaan dan pernyataan yang nggak biasa-biasanya dia pusingin. "Rasanya udah muak nggak sih? Pengen punya ayang."

Gadis itu membeku. Hanya bisa menyeruput americanonya sambil menunggu ada kalimat apa lagi yang akan ia katakan. Tapi ternyata yang datang hanya wajah lesunya.

"Kenapa sih lu? Tiba-tiba banget."

"Capek nyetir sendiri."

"Wanita independen yang jago nyetir kalo capek pengen juga disetirin ya,"

Ia menambahkan. "Wanita independen kalo lagi capek pengen juga dipuk-puk kepalanya sambil dibilang you did great today."

"Anjing lah. Lu kenapa sih?"

"Nggak papa," katanya menutup laptop segera. "Cuma kadang suka terlintas aja dipikiran gue kalo lihat orang jalan sama cowonya gitu. Gue kapan. Tapi habis itu gue mikir lagi, nggak dulu deh. Dari pada gue makan hati. Mending gue fokus nyari duit aja."

Prisia tahu kalau isi kepala temannya ini penuh dengan ke-overthinking-an. Yang kadang benar-benar over banget sampai bikin dia cuma bisa narik napas aja. Yang kadang-kadang prinsip hidupnya berubah tiap menit.

"Tahun depan kita 25."

"STOP MENTION GITU GUE SEDIH."

Hampir jantung Prisia copot.

"Gini deh, Ann." katanya ke sang puan. Membenarkan gaya duduknya. Siap ngasih saran. Serius banget. "Lu sampein perasaan lu ke orang yang lu suka? Siapa aja yang lu suka. Kalau ditolak, coba ke yang lain."

"Tapi nggak ada yang gue suka sekarang."

"Coba lihat-lihat dulu."

"Nggak ada,"

Prisia mencoba sabar. "Terus gimana?"

"Main tinder aja apa ya," Anne menyarankan hal yang dibilang konyol nggak juga karena banyak yang berhasil berkat aplikasi ini.

Dengan muka ragunya, Prisia menyanggah. "Tapi kayak beli kucing dalam karung nggak sih?"

"Ah, nggak ngasih solusi banget."

"Sekarang udah bulan September btw."

"Tiga bulan lagi 2022 habis," sambung Anne cepat. "Anjrit. Gue ngapain aja sepanjang tahun ini????" Ia histeris.

"Resolusi tai kucing!"

"Awal 2022 semangat banget bikin list ini itu, memasuki pertengahan tahun anjing terserah dah bodo amat."

Prisia nggak mau kalah. "Jangan ajak gue bikin resolusi untuk 2023 lagi. Gue cuma mau kaya dan hidup waras."

***

"Mau kemana?"

Prisia cepat bersuara ketika dilihatnya Anne hendak beranjak pergi usai beberes. Dia selalu yang paling ribet. Totebag di pundaknya, tas laptop di tangan kirinya juga matcha latte yang akan ia bawa ke luar resto karena belum habis di tangan kanannya.

"Ke kantor. Menurut lo kemana?"

"Gue kira lo udah pulang."

"Abis dari nikahan kan kata gue tadi."

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang