[11] night

548 92 2
                                    

Song: keepyousafe-Yahya

***

Tadinya Anne berpikir ia mampu berjalan sejauh yang ia bisa untuk pergi dari mami usai keluar dari apart tanpa mobil yang baru ia ingat kalau mobilnya lagi mogok. Dengan penuh rutukan, ia terus mengambil langkah sembari memikirkan kemana dirinya berlabuh.

Amarah yang ia punya, tertahan selama ini meledak seperti bom bunuh diri. Anne cukup lega sudah mengatakan keluhnya tapi ia juga kepikiran dan menyesal kenapa bicara dengan nada setinggi itu ke mami.

Sekarang Anne sadar, mami sama frustasinya. Anne tidak pernah melihat mami dan papi berdebat. Mungkin itu juga karena kepatuhan mami. Dan persoalan ini, adalah list kepatuhan mami selanjutnya, yang tak bisa ia patuhi. Anne tahu ia egois. Tapi lagi-lagi dirinya yang lain berteriak, membungkam sisi penurut Anne, mau sampai kapan didikte dengan semua kepatuhan yang justru pelan-pelan membuat dirinya sendiri mati.

Dari tempat lain, tepatnya di teras minimarket. Seseorang duduk mengawasi langkahnya yang tertatih-tatih. Semburan asap dari nikotin yang ia hisap mengumpul tebal di depan wajahnya. Menemukan Anne memiliki langkah seorang diri tanpa teman.

Pemuda itu bangkit dari duduknya, segera menyusul.

Dilemparnya batang rokoknya yang masih setengah itu ke jalanan, lalu diinjaknya sampai tak ada lagi bara dan asap disana. Pendek langkahnya, menyamai langkah sang puan. Persis di belakang. Membuntuti. Dan menemukan diri Anne yang tampak tidak bersemangat. 

"Mau kemana malem-malem begini?"

Ia sudahnya bertanya juga. Karena tak ada tanda-tanda Anne akan menghentikan gerak kakinya. Berhenti derapnya setelah itu saat sang puan cepat membalikkan badannya.

"Gama,"

Sama kagetnya, sebelum ia tahu kalau laki-laki yang menginterupsi heningnya adalah Gamaliel.

Ingin sang tuan melanjutkan kalimatnya tapi tertahan karena paras Anne. Gama tak perlu memperdalam pandangannya meski remang jalan menimpa diri mereka untuk melihat sebengkak apa mata Anne. Gama tak perlu juga memperdalam pandangannya untuk melihat selembab apa pipi Anne. Gama tak perlu juga memperdalam pandangannya untuk melihat selepek apa anak-anak rambut Anne. Gama tak butuh banyak dikte.

"Mau kemana?"

Entah apa yang membuat Anne rasanya ingin menangis dijatuhkan tanya singkat itu. Seperti, tak ada siapa-siapa yang melihatnya hancur hari ini, kecuali Gama. Tapi sebisa mungkin Anne menahan diri untuk tak mengatakan yang terjadi padanya sekarang.

"Lo ngapain disini?"

"Kalo ditanya tuh jawab, bukan nanya balik."

"Lagi mau pesan ojol."

"Kok sampe jalan kaki begini."

"Hape gue lowbat." Dia memamerkan layar hape gelapnya. 

"Terus?"

"Yaaah mau numpang charger di siapa gitu."

"Di siapa, Anne?" Lirihnya. "Yang ada hape lu diambil orang."

"Ya udah pesanin gue dong. Ntar gue ganti duitnya."

"Mau kemana emang?"

"Ke kosan Prisia."

"Ngapain?"

"Mau numpang makan."

"Makan sama gue aja."

"Gue juga ada urusan lain."

Pemuda itu cepat menangkap tangan Anne dan membawanya pergi.

"Gam,"

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang