[21] kontrak kerja

414 76 5
                                    

Song: lowkey-NIKI

***

Heels Mbak Chara lebih terdengar suara hentakannya ketimbang sepatu keds Anne di koridor kantor. Dua perempuan itu baru pulang dari agenda makan siang— yang terlambat, karena sekarang sudah jam 3 sore. Ya setidaknya terealisasi juga agenda makan bersama ini.

"Namanya juga orang tua, Ann. Mau cuma kesirem air panas, cuma kena jempolnya doang, dikit, pasti kita panik. Syukur-syukur nggak papa. Takutnya itu lebih parah."

"Bener 'kan? Mbak Chara paham 'kan kenapa aku nangis-nangis. Aku tuh takut kalau bakalan parah. Itu juga jadi kesel sendiri kok bisa kesirem walaupun dikit doang kenanya."

"Hahaha ada-ada aja ya orang tua."

"Tau ih. Gemes banget aku."

Obrolan mereka nggak habis-habis dari langkah pertama mereka saat memulai agenda makan siang. Sampai balik kantor lagi, masih tetap berlanjut. Sama Mbak Chara itu, ada waktu dimana kita bisa banget jadi bestie kayak teman seumuran dan ada waktu dimana Mbak Chara jadi senior galak yang serius banget. Tapi walaupun galak masih adem dilihat karena tetap cantik.

"Bulan depan aku tunangan."

"Hah? Jadi Mbak?

"Hahahaha. Keliatan nggak jadi ya?"

Anne langsung menampilkan wajah sedihnya. "Iya."

"Kenapa gitu deh? Mentang-mentang aku nggak dijemput Danes lagi?"

"Soalnya nggak mesra-mesra lagi. Padahal kan kalian best couple di kantor ini."

"Pantesan nggak pernah nanyain Danes."

"Takut," bisik Anne. "Privasi, Mbak."

"Padahal aslinya penasaran mampus."

Anne langsung ketawa gede. "Iya banget. Aku sama Retta sampe ghibahin Mbak sama Bang Danes. Maaf ya, Mbak. Habisnya IG Mbak Chara nggak ada foto Bang Danes, Bang Danes juga. Jadi kita kepo masih pacaran apa nggak. Apa udah putus sejak Bang Danes pindah kantor."

"Hahahaha. Ada-ada aja sih kalian." Mbak Chara nggak bisa nahan ketawa juga. "Emang sengaja dihapus-hapusin. Terus ya kalau kamu sadar aku nggak bawa mobil tuh dianter Danes. Cuma nggak intens aja antar jemputnya. Males, Ann. Ditanya-tanyain mulu kapan nikah."

"NIKAHNYA KAPAN EMANG?"

"Tuh kan. Ditanyain,"

"Ih pasti udah ada tanggalnya."

"Belom. Tapi tahun depan kayaknya."

"Gila. Semua orang beneran pada nikah."

"Santai aja. Ngapain harus sama kayak orang."

"Iya sih," Anne kembali percaya diri. "Nikah bukan soal siapa duluan kan,"

"Dateng ya kamu. Sama siapa kek. Gebetan, mantan atau Gama."

"Kenapa coba Gama?"

"Masa sama Khaesan. Ntar cewenya ngambek."

"Aku sama Retta aja."

"Retta paling udah jadian sama mas-mas kantor depan."

"Iya sih," Anne memelas.

"Kenapa si nggak mau sama Gama? Aku undang dia juga tau!"

"Bukan nggak mau, Mbak. Ntar aku coba tanyain dia bisa apa nggak," Anne menyambar cepat sebab kalimat Mbak Chara begitu mendesak dirinya. Tapi langkahnya mendadak pelan. Hawanya jadi sedih gitu. "Kan projek ini bentar lagi beres. Dia mungkin bakal balik ke Jogja, Mbak, atau mungkin ke Kanada. Kalo masih stay di Jakarta mungkin bisa."

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang