Song: Oceans & Engines-NIKI
***
Melihat ada seseorang yang menunggu di depan lift, Gama mempercepat langkahnya, tak mau ketinggalan. Kebetulan juga seseorang itu adalah Mbak Chara yang udah akrab dengannya.
"Pagi, Mbak."
Ia melemparkan senyum. "Hai, pagi."
"Nggak ikutan meeting, Mbak?"
"Nggak," ungkapnya melirik Gama disampingnya. "Cuma Retta sama Khaesan aja,"
Pemuda itu cukup kaget mendengarnya. Karena, Retta sendiri yang bilang semalam hari ini Anne ada meeting. "Anne nggak jadi ikut, Mbak?"
"Tapi sakit, kan?"
"Hah?"
"Tadi pagi dia ngasih tahu di grup chat kantor," Mbak Chara memberitahu sambil melangkah masuk ke dalam lift. "Jadinya Retta yang gan—"
"Gam!"
Belum selesai Mbak Chara bicara, Gama sudah lebih dulu mengambil langkah pergi dari hadapannya. Ia ikutan panik tapi tak bisa memanggil Gama lagi karena pintu lift tertutup.
***
Setelah mendapat informasi dari Mbak Chara, Gama langsung saja menyambangi apart Anne. Diambilnya langkah cepat, menuju unit sang gadis sembari terus meneleponnya yang tak kunjung diangkat. Bikin Gama tambah panik.
Semingguan ini memang divisi Anne lagi gencar-gencarnya lembur. Sebenarnya nggak harus tiap malam. Cuma emang Anne aja yang sok rajin. Terus ujungnya jadi jatuh sakit. Dari awal juga Gama udah mewanti-wanti hal ini nggak terjadi tapi kenyataannya malah terjadi.
Dan setibanya Gama di depan unit apart Anne, ia menemukan bungkusan plastik di bawah pintu. Saat ia mengambilnya, ia menemukan obat-obatan di dalam sana. Jujur, ia udah ditahap mau marah karena Anne tidak memberitahunya kalau ia sakit.
"Ann,"
Sambil menekan bel yang tidak ada tanda-tanda sahutan dari dalam, akhirnya Gama memutuskan masuk tanpa izin. Karena tanggal lahir Anne sudah hapal diluar kepala, mudah saja baginya untuk mengakses. Gama juga heran kenapa harus make password segampang ini.
Diambilnya langkah pelan. Mendikte setiap inci ruangan yang tenang dan rapi, benar-benar menunjukkan kalau sang pemilik rumah tak punya waktu bikin berantakan. "Ann,"
Panggil Gama sekali lagi. Memastikan ia ada di dalam rumah. Tapi sepi aja.
"Ann, lo di dalam?"
Tanya Gama lain jatuh sesampainya ia di depan kamar sang puan.
"Nggak papa kan?"
Masih tidak ada jawaban.
"Ann, jawab gue. Jangan bikin panik."
Sambil mengetuk pintu kamar, harap Anne mendengarnya kali ini dan merespon kalimat Gama tapi benar-benar tidak ada suara apapun. Sampai Gama merapatkan telinganya ke badan pintu.
"Gue izin masuk ya, Ann."
Dengan penuh kehati-hatian, Gama membuka pintu kamar Anne. Dan menemukan sang puan tertidur di ranjangnya. Ada kelegaan karena banyak hal buruk yang Gama pikirkan tapi syukurnya nggak kejadian. Tapi balik lagi sedihnya karena melihat Anne sangat pucat.
"Apa susahnya sih, Ann, ngasih tau gue."
Gama berada di titik sangat-sangat patah sekarang. Orang yang biasanya paling ceria hari ini harus merengkuh dalam selimut tebalnya. Tidak berdaya. Gama mendekat untuk menyentuh kening Anne dan suhu badannya sangat panas. Sampai membulat mata Gama, tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNE AND GAMA (the 30th night of September)
Romansa[COMPLETED] Ini cuma kisah manusia-manusia quarter life crisis yang katanya nggak mau mikirin soal asmara tapi kenyataannya hanya seorang fakir cinta yang pengen juga punya pacar kayak orang-orang. Anne dan Gama sempat berpisah selama dua tahun kare...