[24] lullaby

388 67 1
                                    

Song: Best Part-Daniel Caesar feat H.E.R

***

"Kayak lu nggak ngantuk aja," Dia masih ngomel karna nggak terima diantar pulang Gama. Pasalnya ini bahas soal ngantuk-mengantuk. "Lihat tuh, mata lu lebih panda dari gue." lanjutnya menengadahkan wajahnya, mendikte tiap inci mata sang puan. Nggak mau kalah pokoknya.

Karena takut Anne menabrak tiang area parkir, Gama cepat menarik lengannya. "Liat depan."

"Annelka,"

Tiba-tiba suara seorang laki-laki menginterupsi hiruk Anne dan Gama yang sejak masuk area parkir kantor sudah berisik. Mereka menjadi diam. Mencari siapa pemilik suara itu. Dan kemudian, sosok yang beberapa hari ini kembali menganggu pikiran Anne muncul.

"Ken?"

Ya, itu Ken. Lagi.

"Mau pulang?"

"Iya." Gama dapat melihat ketidak-nyamanan dalam jawaban Anne. Atau dia cuma gugup saja. Yang membuat seruannya agak gagap. Sama seperti hari itu. "Baru kelar syuting?"

Ia mengangguk. Kemudian hening datang.

Yang Gama pantau hanya keduanya yang saling tak lanjut bicara. Entah ada masalah apa yang membuat mereka jadi canggung seperti ini. Padahal mendengar cerita Khaesan, Anne dan Ken cukup dekat. Dan hal itu juga yang memenuhi kepala Gama belakangan ini.

"Terus ... kesini," Sang puan akhirnya berinisiatif untuk bertanya karena terlalu lama hening. Anne ini aslinya emang ramah, tamah dan bersahaja. "Masih ada urusan sama Khaesan?"

"Nggak ada. Udah kelar sama Khaesan," ungkap Ken, dalam memandang Anne. "Sengaja. Emang mau ngajak kamu pulang bareng, Ann." lanjutnya, tak ada keraguan dari cara ia bicara.

Anne yang diam di sebelah Gama makin mematung. Bohong kalau dia nggak suka Ken. Bohong kalau dia nggak deg-degan sekarang. Rasanya mungkin benar hilang tapi tak sepenuhnya. Dan Gama sendiri hatinya mau meledak karena melihat Ken bicara aku-kamu ke Anne sejak waktu itu yang semakin membuktikan kalau mereka ada apa-apa. 

"Sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu," kata Ken lagi. Dari cara dia bicara, memang tampak ia sama gugupnya. "Maaf banget. Sebenarnya udah dari kemarin-kemarin cuma aku bingung gimana ngajaknya. Takut ganggu kamu." Gugupnya mulai tampak mereda.

"Boleh,"

"Ann," Entah ada gertakan dari mana sampai Gama menyambar seruan Anne begitu cepat. Ia sampai mengambil langkah mendekat. Tangannya sampai menggengam pergelangan tangan sang puan. "Udah malem banget. Besok lu kan ada meeting pagi. Lupa?"

Tentu saja Anne ingat soal itu.

"Nggak bisa disini aja?"

Ken diam. Ujung matanya menengok Gama yang masih berhadapan dengan Anne penuh resah. Namun pandang sedikit itu cukup bikin Anne paham. Ken tak ingin ada orang lain.

"Kalau bentar gue bisa,"

Anne harus mengambil langkah ke samping satu kali untuk menghindari tembok badan Gama yang memblokirnya untuk melihat Ken. Pikir Anne ini kesempatan untuk menyelesaikan asing mereka yang tiba-tiba. Juga mendengarkan penjelasan dari dirinya dan pihak Ken sendiri.

"Iya. Bentar aja kok,"

"Ntar lo pulang gimana?" Tangan Gama sampai di pergelangan sang puan tanpa aba-aba. Tampak tak rela berpisah. "Jangan naik gocar,"

"Gue yang anter."

Tegas suara Ken mengalihkan pandangan Gama. Dilihatnya lawan bicaranya. Benar. Dia sempurna seperti bisik perempuan-perempuan yang ia temui di koridor kantor. Juga tidak ketinggalan ada nama Anne disebut, yang katanya mereka punya hubungan istimewa seperti pacaran. Gama juga yakin mengingat ia pernah lihat Ken masuk IG story Anne. Dan entah kenapa, hanya memikirkan mereka punya hubungan spesial itu bikin Gama panas. Padahal dia belum dengar langsung dari Anne. Yang harusnya jadi tempat yang bisa Gama percaya.

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang