[36] Ben dan Retta

493 66 1
                                    

Song: Why Don't We-8 Letters

***

Langkah Gama terhenti ketika ia keluar dari kamarnya dan menemukan Anne sedang memandang Ben di dapurnya tanpa kedip. Tak bisa ia menghentikan bibirnya untuk membentuk senyum. Anne terlihat seperti anak kecil sekarang. Siapapun pasti bakal terpesona sama aksi masak-memasak Ben, apalagi untuk Anne yang memang juga suka masak. Udah pasti dia naksir berat sama Ben.

Gama mendeskripsikan naksir disini adalah kagum.

"Begitu banget ngeliatin Ben. Awas aja kalo naksir!"

Nggak. Dia nggak benar-benar cemburu kok. Malah Gama senang Anne bisa akrab sama sahabatnya. Walaupun nggak perlu banyak cara juga buat Anne akrab sama Ben karena dia sendiri gampang berteman.

"Emang lo tuh biasa datang buat masakin Gama ya?"

"Gue nggak mau aja dipanggil jadi saksi kalo dia mati kelaparan," Dia menaruh masakannya di atas meja kitchen bar Gama itu, yang dihadapannya sudah ada Anne dengan raut wajah tak sabar. "Makanya gue datang buat masakin. Tapi sekarang kayaknya gue nggak bisa main datang-datang aja deh,"

Ben agak kaget juga tadi waktu sampai di apart Gama menemukan Anne lagi beberes di dapur. Dia udah mengira kalau Gama dan Anne akan berakhir punya hubungan spesial berkaca dari keseharian mereka yang selalu sama-sama belakangan ini. Cuma nggak secepat dugaannya. Apalagi nemu Anne di apart Gama. Rasanya kayak lagi ngegep orang gitu.

"Lain kali gue bakal mencet bel sebelum masuk. Buat jaga-jaga."

"Lo tahu password apart Gama?"

"Jangan bilang ulang tahun lo?"

Anne ketawa, nggak mau jawab.

"Najis. Bucin banget."

"Biarin," kata Gama sudah duduk di samping Anne. "Masak apaan?"

Ia mendikte bersama Anne yang sejak ketawa tadi udah mengalihkan fokusnya ke masakan Ben. Ayam asam manis andalannya. Andalan karena gampang dibuat dan gampang ditemukan bahan-bahannya di dapur Gama. Ayam asam manis cantik dengan irisan buncis dan wortel. Bersama masakan lainnya di atas meja. Sepenglihatan Gama, nggak tahu apa tapi pasti enak.

"Bolak-balik Bandung ngapain sih lo?"

"Mau beli rumah di sana," Dia akhirnya duduk setelah menyelesaikan aktivitas masak-memasaknya. Dan kalimat singkatnya itu jelas disambut bulat mata boba Gama yang Ben nggak peduli. "Retta mau kesini nggak papa, Ann?"

Anne sumringah langsung. "Serius?!"

"Iya. Mau ngambil mobil. Dia udah tau belom lo berdua pacaran?"

"Udah. Orang kantor udah pada tahu. Soalnya dia nempel mulu!" serang Anne.

Yang ditunjuk langsung membela diri. "Kamu kali yang nempel-nempel."

Ben baru hari ini melihat mereka berdua as couple tapi udah nggak harmonis.

***

Tidak pernah ada dalam pikiran Anne dia bakal makan bareng Retta sebagai adik sahabat pacarnya. Kalau susah banget memahaminya, yah intinya Anne nggak kepikiran bakal makan bareng Retta selain bareng anak-anak di divisi.

Walaupun teman kantor, sedihnya Anne nggak pernah main ke luar sama Retta. Sama anak-anak lain juga nggak sebenarnya. Hubungan mereka memang sebatas teman di kantor aja. Kalaupun mau makan di luar itu juga masih dalam jam kerja atau lagi kerja.

Jadi melihat situasi sekarang kelihatan lucu aja. Anne mendadak akrab sama Retta dengan bahasan yang lebih personal lagi. Gimana dia sama masnya yang super posesif namun bisa dihandalkan itu. Misal, dia nggak boleh pergi kemana sendirian yaudah masnya bakal rela ngantarin dia. Atau cerita tentang Retta yang nggak kenal sama teman-teman cowok masnya karena emang benar Ben nggak mau adiknya sama temannya saling naksir-naksiran gitu.

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang