[30] halo Oktober

451 70 1
                                    

Song: i swear i'll never leave you again-keshi

***

Selamat datang bulan Oktober. Nggak tahu kenapa bulan kemarin rasanya lama banget. Bulan paling sibuk, bulan paling cukup ramai buat Anne walaupun akhir bulan harus jatuh sakit. Hari ini, Anne udah masuk kerja setelah dua hari cuti. Melihat bagaimana orang-orang menyapa dan menanyakan kabarnya menunjukkan kalau mereka bukan cuma perhatian ke Anne tapi pasti dia sendiri juga sama perhatiannya ke orang-orang. Kenyataan hidup itu bentuknya timbal balik. Kalau mau diperlakukan dengan baik, harus jadi baik dulu kan?

"Kenapa udah masuk kerja aja sih?????"

Anne cuma ketawa-ketawa mendapati Mbak Chara ngomel-ngomel melihat kehadirannya pagi ini di kantor. Padahal setelah itu dia meluk Anne kencang banget karena seneng dia udah balik dan sehat lagi.

"Eh lo kalo belum sehat jangan masuk dulu. Menyebarkan virus ntar." Itu Khaesan. Datang dengan cangkir kopi di tangannya, habis dari pantry. Menyerangnya dengan ketus padahal aslinya senang juga melihat Anne udah sehat lagi cuma caranya emang agak beda aja. Menomor-satukan gengsi.

Retta di belakang Khaesan—ikut nimbrung. "Hilih padahal sendirinya nanya ke aku berapa kali ya. Anne gimana, Ta. Udah ada kabar belom. Heboh banget."

"Itu karena dia sakit ninggalin banyak kerjaan!"

"Dia lusa kemaren langsung ke apart aku sih, Ta. Khawatir banget."

Mbak Chara langsung melolot. "Kok lu nggak ngajak mau jenguk Anne???"

"Nggak ada yang jenguk, Mbak." Dia ngeles. "Gue nggak sengaja lewat apartemennya jadi yaudah gue jenguk aja sekalian." sambungnya. Mengambil langkah ke meja kantornya. Nggak lupa nyeduh kopi panasnya itu.

Anne cuma ngangguk-ngangguk paham. Melirik Retta yang punya pikiran sama soal gengsi Khaesan ini. Siapapun juga tahu kalau Khaesan cowok yang super perhatian. Bukan ke Anne aja. Pernah waktu itu Retta tiba-tiba aja pingsan, Khaesan yang menggendongnya dan bawa ke rumah sakit. Pernah juga waktu Mbak Chara mimisan, dia yang ngelap dan bersihin hidung penuh darah Mbak Chara. Mungkin memang karena dia cowok sendiri di divisi ini dan udah seharusnya dia mengambil tindakan itu tapi mereka bakal sepakat Khaesan pada dasarnya memang anak yang baik. Kalau ada perempuan di luar divisi diginiin sama dia, udah pasti baper.

"Meeting eval kemaren nggak ada lo anjing banget sih,"

Dipelankannya langkahnya mendapati kehadiran Khaesan di sebelahnya. Ini orang kalau dipikir-pikir lagi emang cocok kerja di sini. Nyantai banget. Bisa dia cuma pake sendal doang di kantor. Bukan. Dia nggak pake sendal karena habis dari toilet tapi rill sampai lagi meeting juga. Syukurnya mereka kerja di kantor yang bebas aja lo mau ngapain asal kerja lo benar.

"Kenapa? Kena gas sama Bang Iyos?"

"Itu udah pasti. Tapi ada lagi,"

"Yaudah sih. Udah selesai juga." Anne tahu gimana cara kerja di kantornya. Mau seakrab apa kalau udah di meja rapat mah lo kalo gue bantai yah gue bantai nggak peduli habis rapat ngopi bareng. "Jadi kapan premierenya?"

Khaesan mencoba mengingat-ngingat. "Ntar gue cek. Lupa."

"Ah elah. Lo bisa apa sih tanpa gue."

Kalo udah gini, jujur Khaesan malas banget.

***

"Yuk, Ann. Makan siang bareng."

Perempuan itu mengangkat kepalanya. Menengok ketiga rekan kerjanya udah berdiri siap-siap mau cabut. Ada senyum dari Mbak Chara yang super ceria di sisi Retta dan Khaesan yang udah megang erat kunci mobil.

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang