[32] in love

564 70 2
                                    

Song: Symphony-JEONG SEWOON

***

Gama yang berada di dalam mobil menjatuhkan tawanya saat melihat Anne berjalan mendekatinya dengan segala keriwehan yang nggak pernah berkurang sehari pun. Totebag yang ditaruhnya di lengan kiri. Tumblr gede yang kesusahan ia pegang bersama laptop dan beberapa kertas lainnya.

Karena tahu ia akan kesulitan membuka pintu mobil, Gama segera turun dan melakukan itu untuk sang puan. Anne buru-buru masuk tanpa lupa melemparkan senyum dan selanjutnya menaruh semua barang-barangnya di kursi belakang Gama. Menyisakan pouch makeupnya.

"Kamu nggak perlu jemput lagi sih harusnya. Aku bisa nyetir sendiri."

"Ngomong apa?" Gama yang baru saja mendudukkan pantatnya di bangku kemudi cukup terkejut dengan kalimat Anne. Menengok sang puan yang masih harus mengoleskan bibir merah mudanya itu dengan lipstik.

Anne mengalihkan pandangannya ke Gama. "Nggak ke sini lagi."

"Sebelum itu."

"Apaan?"

Tak ada jawaban dari Gama selain pandangannya yang penuh tunggu itu. Untuk beberapa detik setelahnya, Anne baru menyadari kalimat apa yang membuat Gama jadi kayak gini sekarang, Dan malas mau mengulangnya.

"Lo harusnya nggak perlu ke apart gue lagi. Langsung aja ke kantor," Anne mengganti lagi panggilan aku-kamu yang bikin Gama merona itu jadi gue-lo kayak biasa. "Gue bisa nyetir sendiri. Kasian lo jadinya bolak-balik," lanjutnya.

"KOK JADI LO GUE LAGI????????"

Perempuan itu langsung menengok Gama saat seruan Gama kencang di dalam mobil. Nggak pernah dia berbicara dengan nada begini dan raut wajahnya yang menurut Anne, anak-anak banget. Bikin Anne heran.

"Lagian sok-sok nggak denger. Malesin banget."

"Maaf, Ann. Kaget gue soalnya baru pertama kali. Eh aku maksudnya,"

"Lo tuh aslinya emang begini ya?"

Mendengar itu Gama menjatuhkan tawanya. Sambil menginjak pedal gas dan membawa mobilnya menjauhi apart Anne. Gama harus pulang dulu untuk siap-siap ke kantor dan kembali menjemput pacarnya ini walaupun kata Anne nggak perlu. Tapi yang namanya Gama, Anne mana bisa protes.

"Kok bisa sih mas Yudis salah naik bis? Dia kan orang Jogja."

"Mas Yudis itu aslinya orang Malang, Babe, bukan Jogja."

Anne langsung TERBATUK-BATUK mendengar Gama menyebut dirinya Babe tanpa babibu lagi itu. Syukurnya nggak muncrat dan bikin bajunya basah. Ini jujur lebih mengagetkan dari kata aku-kamu. Anne berani bersumpah.

"Pelan-pelan, Ann."

"Rese ya lo!" Gama diserang Anne.

Dia masih ketawa-ketawa dan nggak mau tanggung jawab. Masih melanjutkan kalimatnya yang sebelum ini dipotong sama aksi batuk-batuk Anne. "Yang di Jogja itu ternyata rumah kakaknya mas Yudis, Ann. Nah ibunya ikut tinggal di sana. Jadi mas Yudis nggak paham apa-apa soal transportasi di Jogja."

"Tapi nggak perlu jadi orang Jogja juga kali buat tahu info-info soal transportasi. Itu mah mas Yudisnya aja nggak jelas. Butuh pendamping tuh."

Gama ketawa menanggapi ketus kalimat Anne. Kalau dipikir-pikir lagi emang dasar mas Yudis aja sih. Kenapa bisa salah naik bis dan nyasar kemana-mana.

"Terus lo ke Jogja buat nyusul mas Yudis yang kesasar?" Perempuan itu melirik Gama sebentar. Ia membereskan semua yang ada di atas pahanya. Baik itu pouch make up dan tumblrnya. Ke bangku belakang. "Nggak pasti kan?"

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang