Song: Langit Abu-Abu-Tulus
***
"Ngapain sih lu ke sini lagi?" Anne melangkah menuju dapurnya saat mendapati Prisia yang udah rapi dengan outfit serba hitamnya yang rockstar itu datang sambil bawa buah dari Ibunya, nggak pernah ketinggalan. Tante Sonya emang terbaik. "Orang gue udah mendingan."
"Mendingan soalnya diurus sama mas pacar?"
Anne yang belum punya banyak tenaga cuma bisa menghela napas. Harusnya ia tidak cerita dulu ke Prisia yang notabene emang ngebet kalau dirinya dan Gama saling naksir.
"Mas pacar siapa?" Anne pura-pura nggak tahu aja.
"Apakah terlihat Ken mengurus lo?"
Tapi mulut Prisia malah nggak bisa diajak kalem. "Dia nggak nembak gue."
"Emang buat perempuan setua lo harus ditembak pake coklat kayak ABG kelas 2 SMP gitu?"
"Ini apel kalo kena kepala lo benjol nggak?" tukasnya sembari mengangkat apel bulat-bulat di depan Prisia.
Gadis itu langsung kalem. Ia yakin walaupun jarak dapur sama sofa yang ia duduki ini cukup jauh, kalau dilempar Anne sama apel bakal kena dan benjol juga. "Itu namanya juga nembak, Ann. Lu expect dia ngomong dia nggak suka lo deket-deket sama Ken karena Ken penjahat kriminal kah?"
Anne diam. Ada benarnya juga.
"Gue bilang juga apa dia emang naksir lo,"
"Gue nggak tahu kenapa dia bisa naksir gue,"
"Gue tahu lo sebenarnya naksir dia juga cuma lu denial aja."
Anne langsung menghentikan aktivitas potong-memotong dan makan-memakan buah di tangannya itu. Udah pernah Anne bilang, kalau Anne pacaran sama Gama pasti bakalan seru banget- tapi sampai mikir kalau dia naksir Gama, Anne nggak pernah, atau sebenarnya Anne cuma nggak sadar aja. Anne cuma denial. Padahal naksir Gama bisa-bisa aja. Kayak Gama sekarang. Anne nggak tahu sudah selama itu Gama suka sama dia. Walaupun aslinya Anne masih nggak percaya. Dia beneran suka apa nggak. Mengingat semuanya terjadi tiba-tiba banget.
"Lo kelihatan nyaman sama Gama." Prisia memulai prasangka-prasangkanya. "Orang lain kalo dengar cerita lo sama Gama aja udah ngira lo berdua pacaran tau nggak saking mesranya."
"Akrab,"
"Udah deh nggak usah denial lagi sekarang. Lo nyaman kan sama Gama?"
Lamunan Anne buyar dengar suara Prisia lagi. Mikir- lumayan lama.
"Ini bukan nyaman kayak lo deket Khaesan ya," tambah Prisia.
"Gue nggak pernah nyaman deket tuh cowok kecuali dia beresin kerjaan gue."
"Ya udah jawab. Nggak usah pengalihan isu."
"Gue nggak tahu. Gue masih bingung kenapa dia tiba-tiba suka sama gue,"
"Dia nggak tiba-tiba. Lo sendiri yang bilang dia mau nembak lo di depan air terjun niagara."
"Diem. Gue nggak mau bahas soal itu."
Part terkocak dari pengakuan cinta Gama tadi malam adalah alasan dia mau ngajak Anne ke air terjun niagara kalau lulus waktu itu karena mau nembak dia. Jujur Anne nggak tahu Gama bisa juga norak. Tapi senorak itu pikiran Anne balik ke masa lalu, bertanya-tanya di waktu mana Gama mulai suka sama dia. Kenapa dia bisa nggak sadar.
"Lu masih ragu sama dia?" tanya Prisia jatuh- bangkit dari duduknya. Meraih totebagnya di atas meja dan mengambil langkah mendekati Anne sebelum ia benar-benar pergi. "Coba lu jawab. Emang ada cowok yang mau ngompresin temen ceweknya dari pagi sampe malem dan rela bolos kerja seharian kalau nggak naksir. Temen doang padahal."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNE AND GAMA (the 30th night of September)
Romance[COMPLETED] Ini cuma kisah manusia-manusia quarter life crisis yang katanya nggak mau mikirin soal asmara tapi kenyataannya hanya seorang fakir cinta yang pengen juga punya pacar kayak orang-orang. Anne dan Gama sempat berpisah selama dua tahun kare...