[37] senin dan kemacetan

504 72 1
                                    

Song: Lewis Capaldi-Someone You Loved

***

"Besok aku bawa paperbag dah. Kasian kamu harus bawain barang-barang aku ke meja," kata dia sebelum berpisah dengan kekasihnya itu di depan ruangan.

Gama cuma menghela napas. "Udah aku beliin dari sebelum kita pacaran."

"Kalo boleh jujur yang begitu tuh nggak cocok untuk aku yang buru-buru."

"Kayaknya sih iya. Makanya Tuhan kirim aku buat kamu."

Mendengar itu, Anne langsung cekikikan. Gama tuh nggak cocok gombal-gombalan begini. Bukan gaya dia banget tapi Anne tetap apresiasi usahanya.

"Ann," Seseorang menginterupsi dua sejoli itu. "Gam," sapaan lanjutannya.

"Iya, Bang. Ada apa?" Bang Iyos di sana.

"Aku duluan ya," Melihat perempuannya sepertinya akan mengobrol hal penting, Gama mengambil tindakan. Dan dibalas anggukan kecil sama sang puan. "Gue duluan, Bang." Tak lupa berpamitan juga sama Bang Iyos.

Bang Iyos tidak lupa menepuk Gama yang udah repot-repot menundukkan dirinya. Bikin Anne terkekeh kecil. Sama seperti respon orang-orang lihat Bang Iyos untuk pertama kalinya, Gama juga begitu. Bang Iyos emang kelihatan berwibawa dan elegan padahal anaknya nggak nakutin kok.

"Kenapa sih cowo lu sopan banget?"

"Gue bilang kalo lu anak yang punya kantor ini."

"Bodo amat nggak peduli," Dia malas ngeladenin Anne. "Khaesan masih cuti?"

"Masih, Bang. Ada yang perlu dibantu?"

Ditangan pria itu udah ada lembaran kertas, kelihatan kalau dia udah sibuk sejak pagi. "Kemana sih? Nggak nikahan kan? Gue nggak diundang soalnya."

"Hahahahaha. Kagak. Ada urusan keluarga yang mendesak katanya."

Iyos menengok Anne akhirnya. "Mau ngomongin soal projek kemaren itu, Ann. Lo beneran nggak mau ikut? Jadi pasca produksi ya sama Yudis."

"Mas Yudis?" Mata gadis itu langsung melotot.

Iyos ketawa. "Masih berantem lo sama dia?"

"Satu kantor juga ngajak dia berantem, Bang."

"Hahaha. Bodoh amat kalo satu kantor. Yang penting nggak lo sama dia." kata Bang Iyos. Kok bisa-bisanya ngomong gitu. "Mau nggak? Kalo pasca kan masih lama. Jadi lo bisa ambil projek kecil-kecilan selama akhir tahun. Biar santai."

Anne melipat tangannya, memandang laki-laki itu dengan kening berkerutnya. "Lu tuh nggak takut projek lu berantakan gara-gara dia ya, Bang? Lu lupa apa projek kemaren aja ditinggal sama dia."

"Berantakan dari mana? Itu lu ketemu dan jadian sama Gama ada kontribusi Yudis jangan lupa," Bang Iyos malah sangkutpautkan dengan hubungannya.

"Tiba-tiba jadi Gama????"

"Yah maksud gue karena Yudis begitu gue mau kerja sama dia. Coba kalo orang lain. Emang dia punya solusi kayak kemaren membawa Gamaliel kesini???" Anne nggak tahu harus senang karena Gamaliel dipuji atau tetap kesal dengar Bang Iyos muji Mas Yudis. "Dia kan punya alasan mendesak kenapa tiba-tiba ninggalin kerjaan. Kita semua tahu best sound editor siapa."

Anne langsung menurunkan tangannya yang sedari tadi dia lipat. "Maksud gue nggak gitu, Bang. Gue cuma pengen sebel aja sama dia. Becandaan doang. Kagak serius."

"Iya tahu," Iyos ketawa. Dia juga nggak nanggapin serius kok. "Tadinya gue mau narok lo di tim produksi atau nggak pra produksi malah."

"Waduh maaf banget nih, Bos, tapi projek film aja baru kelar."

ANNE AND GAMA (the 30th night of September)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang