3

69.3K 4.7K 227
                                    

Happy Reading<3

•••

Bintang sedikit mempercepat langkahnya dengan air mata yang terus menetes.

Sedangkan Darel masih terdiam di tempat saat mendengar semua curahan Bintang.

Dia menatap martabak manis milik Bintang yang sudah berantakan di tanah.

Dengan segera, Darel pergi ke tukang martabak manis lain untuk Bintang nanti.

•••

Bintang masuk ke kamarnya dengan wajah yang berantakan. Dia langsung mengambil air wudhu untuk melakukan sholat Isya.

Setelah sholat, Bintang mengadahkan tangannya memohon ampun kepada sang pencipta.

"Sampai kapan Bintang s-seperti ini ya Allah?. Bintang g-gak kuat ngadepin ini semua. Bintang mohon ya Allah, luluhkan hati suami Bintang agar baik kepada Bintang. Hiks" dia menutup wajahnya dan terisak.

Sedangkan di balik pintu kamar Bintang, ada Darel yang menguping sambil menenteng martabak manis baru. Rasa bersalah itu semakin lebar saat mendengar Bintang secara langsung mencurahkan isi hatinya kepada sang maha kuasa.

Tok..tok..tok..

"Tang" Darel memanggil Bintang pelan dibalik pintu kamar.

Bintang yang mendengar suara Darel segera membukakan pintu kamar sambil menggunakan mukenah nya.

"Nih martabak lo" ucap Darel menyodorkan sekotak martabak manis dihadapan Bintang.

Bintang mengerutkan keningnya bingung.

"Buat apa?" Tanya Bintang.

"Sorry, tadi gue ngejatuhin martabak manis lo. Sebagai gantinya, gue beliin yang baru" jelas Darel.

"Makasih, tapi aku udah gak minat lagi. Maaf ya" jawab Bintang dan hampir menutup pintu kamarnya lagi.

Emosi Darel naik begitu saja saat melihat sikap sok jual mahal dari Bintang.

Dia mendorong Bintang sampai terjatuh di ranjang. Dia menarik keras mukenah Bintang hingga terlepas. Darel langsung membuka kotak martabak manis tadi dan menyumpal mulut Bintang dengan kejamnya.

"JANGAN SOK JUAL MAHAL ANJ*NG. LO BUKAN CEWEK GUE YANG HARUS GUE RAYU! UDAH UNTUNG-UNTUNG GUE GANTIIN!!" Bentak Darel sambil terus mendorong masuk martabak manis itu kedalam mulut Bintang sampai bercecer saking penuhnya.

Bintang terbatuk-batuk dan berusaha menepis tangan Darel. Dia meneteskan air matanya tak kuasa menahan sakit tenggorokan dan tubuhnya karena di duduki oleh Darel.

Setelah puas menyikas Bintang, Darel berdiri dan membenarkan bajunya yang kusut. Dia melempar sisa martabak manis kehadapan wajah Bintang, dan pergi keluar kamar.

Bintang termenung. Dia berjalan pelan kearah kaca. Menghadap kearah kaca. Dia menangis begitu saja saat melihat kondisi wajah dan tubuhnya.

"B-bunda hiks" Bintang menelungkupkan wajahnya dan menangis keras. Dia mengelus perutnya dan bergumam meminta maaf kepada calon anaknya.

Dulu dia berpikir jika menikah dengan Darel adalah jalan keluar dari segalanya. Namun nyatanya tidak. Siksaan dan cacian nyata yang ia dapat. Bahkan Darel memperilakukan dirinya layaknya hewan.

Bintang kembali ke ranjang untuk melipat mukenah dan membersihkan sisa martabak manis tadi. Setelah bersih dan rapi. Bintang mengambil pakaian ganti dan pergi ke kamar mandi.

Imperfect Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang