4

65.4K 4.2K 52
                                    

Happy Reading<3

•••

"Bisa ngecilin suara? Kalo gak bisa, mending kamu keluar" ucap Bintang dengan nada datar.

Dia sangat muak dengan sifat Darel, disini yang salah adalah dirinya dan Darel. Bukan anaknya. Hatinya sakit bagai ditusuk belati saat mendengar ucapan Darel tadi. Dia juga cukup terkejut saat Darel tau kekurangan kondisi anaknya.

"Oh, udah berani lo sama gue?" Tanya Darel dengan senyum miringnya.

"Aku gak pernah takut sama sikap kamu yang kasar ke aku. Aku cuman takut anak aku tau sifat bejat kamu" jawab Bintang.

Dia berjalan keluar kamar untuk mencari suster. Setelah mendapatkan suster yang sedang senggang, dia menitipkan sang anak untuk berbicara empat mata dengan Darel.

"Mau kamu apa Darel?" Tanya Bintang.

Saat ini, Bintang dan Darel sedang berada di dalam kamar inap Bintang. Keadaan sangat sunyi, dan beruntungnya kamar ini kedap suara, yang berarti tidak akan menganggu pasien manapun.

"Mau gue?" Tanya Darel balik sambil berjalan mendekat kearah Bintang membuat Bintang was-was dan berjalan mundur.

"Gue. Mau. Bunuh. Anak. Itu" ucap Darel menekankan setiap katanya.

Bintang membulatkan matanya dan.

PLAKK..

"JAGA YA OMONGAN KAMU. DARI DULU SAMPAI SAAT INI, AKU SELALU SABAR NGADEPIN KAMU. MAU KAMU BAGAIMANAPUN ITU, AKU GAK PERNAH MEMINTA LEBIH SAMA KAMU. KALAU EMANG KAMU GAK MAU NERIMA ANAK AKU, CERAIIN AKU! AKU SENDIRI JUGA UDAH CAPEK SAMA KAMU!" Ucap Bintang menggebu-gebu dan langsung pergi dari hadapan Darel untuk menemui sang buah hati.

Sedangkan di dalam kamar, Darel hanya diam di tempat. Tadi dia sempat terkejut saat mendengar jika sang anak lahir dengan keadaan cacat, membuat dirinya marah karena pastinya nanti dia akan menanggung rasa malu dengan teman-temannya.

Karena merasa sedikit panas, Darel melepaskan jaketnya di kursi dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai tiba-tiba Darel tersenyum smirk dan membatin, dan langsung keluar dari kamar menuju parkiran untuk pergi ke club di tengah kota tanpa memberi tahu Bintang.

•••

Sedari tadi Bintang terus menimang-nimang baby Adzkia yang terus menangis.

Padahal dia juga sudah menyusui baby Adzkia, tapi heran nya baby Adzkia malah menolak dan menangis lagi.

Bintang sendiri juga sudah merasa lelah dan ngantuk karena harus berjaga malam dengan sang buah hati.

"Cup, cup, cup.. anak bunda kenapa sayaangg, kok nangiss terus sih?" Tanya Bintang sambil menghujani kecupan pada wajah sang anak.

Berpindah tatapan, Bintang melihat jaket Darel yang tertinggal di kursi. Bintang langsung saja mengambilnya. Menidurkan baby Adzkia di ranjang dan menutup bedongan Adzkia dengan jaket milik Darel membuat tangisan Adzkia mereda seketika.

Bintang menatap sendu baby Adzkia yang terlihat tenang saat di selimuti dengan jaket sang ayah. Dia tidak bisa membayangkan nanti, jika dia dan baby Adzkia harus berpisah dengan Darel yang notabenya ayah kandung paling brengsek.

•••

Paginya, Bintang sudah pulang ke rumah, dikarenakan takutnya biaya tanggungan yang akan naik, Bintang memilih pulang dan merawat baby Adzkia sendiri di rumah.

Turun dari sebuah angkot. Bintang menatap lekat bangunan besar yang ada di depannya.

Rumah Darel.

Sebenarnya, Bintang sangat ingin keluar dari rumah neraka itu. Tapi mau bagaimana lagi? Uangnya sudah sangat menipis setelah lahiran dan biaya kamar inap kemarin.

Ceklek.

Saat hendak memasukkan kunci, tiba-tiba Darel keluar dari rumah dengan pakaian yang formal.

"D-Darel"cicit Bintang langsung menundukkan pandangannya.

Kenapa Bintang jadi takut dan gugup seperti ini? Padahal kemarin, Bintang bisa melawan Darel tanpa bantuan orang lain.

Mungkin Bintang bisa dibilang sebagai wanita yang tidak punya malu. Kemarin minta di ceraiin, sekarang? Balik ke rumah lagi. Sialnya, rumah ini milik Darel.

"Ngapain lo?" Tanya Darel dengan nada dinginnya.

"A-aku, a-aku mau masuk boleh?" Tanya Bintang to the point.

"Gak punya malu lo? Katanya mau cerai? Makanya, kalau jadi cewek jangan sok jual mahal! Udah miskin, sok jual mahal lagi" jawab Darel sinis dan menabrak bahu Bintang membuat tubuh Bintang sedikit oleng, tapi Bintang terus mendekap erat baby Adzkia agar tidak terjatuh.

Sepeninggalan Darel, Bintang langsung menuju kamarnya dan meletakkan baby Adzkia di tengah ranjang kecil miliknya. Kalau kalian tanya bagaimana kondisi kamar Bintang? Jawabannya adalah, tidak berbeda jauh dari kamar kost an nya dulu. Kamar yang kecil, mimiliki lemari tanpa pintu, dan sedikit bagian kosong untuk dirinya beribadah tentunya. Disamping kamarnya, langsung terdapat dapur dan kamar mandi.

Jika kamar Darel, berada di lantai atas, yang cukup jauh dari kamar Bintang dan dapur.

Setelah menidurkan baby Adzkia, dan melindunginya dengan bantal dan guling disamping kanan dan kirinya, Bintang bergegas ganti baju dan menata pakaian di lemari.

Pakaian baby Adzkia rata-rata bekas, tapi juga ada beberapa yang baru karena diberi oleh temannya, dan dia belikan sendiri untuk baby Adzkia tentunya.

•••

Hallo semua~

Makasih udah baca cerita ini, kasih kesan dong buat cerita ini, biar lebih semangat hehehe...

Buat up rajinnya, nanti aku bakal up Insyaallah 2 hari sekali ya teman-teman.

BTW, kalian dapet cerita ini darimana ●~●

bantu promosi di akun medsos kalian juga yaa<2 pakai tagar #imperfectyoungpapa

tysm<3

Imperfect Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang