Happy Reading<3
•••
Satu minggu sudah pernikahan Bintang dan Ken gagal. Dan sampai saat ini pun Ken tidak memunculkan batang hidungnya.
Bintang juga harus mengeluarkan segala jurus dan cara agar Kia tidak bertanya lebih jauh mengenai Ken.
"Buna, papa mana cih? Kenapa ndak pelnah kecini?" Tanya Kia merengek sambil menggoyangkan tubuh Bintang pelan.
"Buna kan udah bilang sayang, papa lagi kerja diluar kota, jadi pulangnya lama" jawab Bintang.
"Buna, napa om Dalel seling temuin dan beli Kia jajan?" Tanya Kia lagi.
Bintang mengerutkan keningnya bingung lalu balik bertanya, "kapan om Darel temuin kamu?"
"Hampil setiap hali sih, tapi jalang juga soalnya dia suka langsung masukin jajanna di jendela" jawab Kia menyengir lebar.
"Kenapa buna baru tau?" Tanya Bintang merubah wajahnya menjadi datar.
"K-kalena takut buna malah" cicit Kia menunduk takut.
Bintang mengangkat tubuh Kia agar duduk dipangkuannya dan mulai menasehati "buna gak pernah marah kalau Kia dari awalnya udah jujur, kenapa harus dipendem beberapa hari dulu? Buna sedih Kia tertutup sama buna, lagian kamu emang udah deket sama om Darel? Enggak kan?"
"Mau deket buna, om Dalel baik"
Bintang jadi menipiskan bibirnya saat suara lugu itu terdengar, tidak tau saja anaknya ini jika yang ia sebut baik adalah ayah kandungnya yang selama ini ia cari.
"Kia, kalau Kia ditakdir gak punya papa bagaimana?" Entah angin ataupun arahan dari siapa, pertanyaan itu meluncur membuat Kia menatap manik mata sang buna dalam dengan wajah kecewanya.
"Kia cedih, tapi kalau memang cama Tuhan Kia gak diboleh punya papa, Insyaallah Kia ihlas, yang penting Kia punya buna dalam hidup Kia" jawab Kia pintar. Bintang memeluk tubuh sang anak dan mencium helaian rambut Kia yang wangi itu.
•••
Tepat pukul 10 pagi, Bintang yang sedang membereskan kamarnya mengernyit bingung saat sebuah kresek terlempar keil dari jendela kamar dan pergi begitu saja.
Bintang mengambil dan melihat isinya yang ternyata berisi banyaknya jajan, coklat, bahkan susu kesukaan milik Kia yang ia yakini bahwa Darel lah yang melemparnya.
Ia langsung berlajan cepat menuju jendela untuk melihat Darel, tapi nyatanya Darel sudah pergi secepat itu.
Ceklek.
"Buna? Om Dalel udah kasih Kia jajan? Kia jangan dibuang" pekik Kia langsung berlari mendekat kearah sang buna dan ingin mengambil kresek berisi jajanan itu tapi terhalang oleh Bintang yang mengangkat tinggi-tinggi untuk menghindari dari jangkauannya.
"Buna jangan dibuang" lirih Kia menunduk memainkan tali bajunya.
"Memang kenapa kalau buna buang? Ada yang marah? Siapa? Om Darel marah?" Cerocos Bintang berkacak pinggang.
"Kamu dikasih ilmu apa aja sama om Darel?" Tanya Bintang baru curiga.
"Emmm, o-om Dalel bilang ke Kia bial gak ngomong sama buna" ucap Kia pelan. Lagi-lagi Bintang mengernyit heran dan menundukkan tubuhnya lagi untuk mendengar pernyataan lebih jelasnya.
"Kenapa?"
"Katanya itu buna gak suka sama on Dalel, jadi om Dalel takut buna buang makanannya. Padahal kan Kia suka" kesal Kia mencebikkan bibirnya.
"Kalau tau buna gak suka, kenapa jajannya diterima?" Pancing Bintang.
"Kalena enak dan Kia suka hehe"
Bintang memutar bola matanya malas dan memberi jajanan dari Darel itu.
"Bilangin ke om Darel, kalau mau kasih harus bilang buna dulu. Kalau om Darel gak bilang, buna tetep bakalan buang itu semua" peringat Bintang dan keluar dari kamar.
Kia mengangguk saja dan langsung membuka laci makanannya yang sebenernya sudah penuh.
•••
Dua hari berikutnya, Bintang mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya.
Dengan malas Bintang berjalan untuk membukakan pintu.
"D-Darel?" Kaget Bintang saat Darel dengan wajah polosnya berdiri dan tersenyum.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Bintang langsung.
"Kata Adzkia aku harus nemuin kamu dulu kalau mau kasih jajan, ini sekarang aku disini, malah ditanya ngapain" gerutu Darel.
"Eh" Bintang menggaruk tengkuknya canggung, bisa-bisanya Kia langsung mengatakan kepada bapaknya ini.
"Aku minta izin buat kasih jajan ke Kia, boleh?" Tanya Darel to the point, sebenarnya Darel sedikit kecewa saat ia tak dipersilahkan masuk kedalam rumah, ia juga sangat rindu dengan sang anak, tapi apalah daya.
"Boleh sih... tapi jangan keseringan" jawab Bintang yang masih ragu.
"Tapi aku kasih Kia jajan setiap hari karena aku ingin bertemu dengannya" hati Bintang mencelos saat Darel berucap seakan ia sangat merindukan sang anak tanpa batas waktu.
"Tapi gak gini caranya! Aku gak mau kamu terlalu dekat dengan Kia! Aku tau Kia anak kita, tapi bukannya kamu gak sudi untuk mengakuinya!?" Tanya Bintang yang mulai kehabisan kesabaran.
Dia sangat takut jika Darel mengambil Kia dari hidupnya, dari sini saja dia sudah tidak bisa membayangkan.
Sebelum menjawab, Darel menarik nafasnya sejenak dan mengeluarkan sambil tersenyum tipis.
"Itu dulu Bintang, sekarang beda. Aku tau, mau bagaimanapun aku meminta kamu kembali, pasti kamu gak akan mau kan? Apa salah jika aku ingin dekat dengan anakku? Setidaknya izinkan dia mengenalku sebagai ayah kandung tang, aku mohon" ucap Darel dengan tatapan menyendu membuat Bintang mengalihkan wajahnya.
"Om Dalel papa Kia?"
DEG.
•••
900 vote + 100 komen langsung lanjutz, buruan tuntasin biar gak digantung lama-lama hehe.
SPAM KOMEN!!!!!
kawal sampai 1 juta pembaca yuk.
Bantu promosi di akun media sosial ya. Nanti spill nama akun nya aja.
Cmiwiw<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Teen FictionBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...