27

47.3K 3.7K 1K
                                    

Happy Reading<3

•••

"O-om ini... udah ah ayo, katanya mau ajak ngobrol?" Ucap Bintang mengalihkan jawaban untuk baby Kia.

Darel tersenyum dan hendak mengambil kantong belanjaan Bintang tapi langsung disembunyikan oleh Bintang begitu saja.

"Mau apa?" Gertak Bintang.

Lagi, lagi dan lagi Darel tersenyum palsu.

"Aku cuman mau bantuin kamu bawa belanjaan itu biar gak berat" jelas Darel.

Bintang langsung menelisik mata Darel untuk mencari kebohongan tapi terhenti oleh ucapan Darel yang membuat Bintang jadi merasa bersalah.

"Aku tau, aku gak punya uang karena baru kena musibah, aku sendiri juga gak ada niatan mencuri atau berbuat jahat sama kamu. Tapi mungkin, luka yang aku torehkan ke kamu terlalu lebar hingga kamu seperti ini. Gapapa, kalau emang kamu masih gak yakin buat ngobrol sama aku gapapa. Aku tunggu lain waktu, sebelumnya makasih atas waktunya" ucap Darel dan pergi tanpa menunggu jawaban dari Bintang yang masih terdiam.

Bintang menatap nanar punggung lebar milik Darel, punggung yang selalu tegas tapi sekarang tidak.

"Buna ayo pulang" ucap baby Kia tiba-tiba dan langsung menggandeng tangan Bintang meninggalkan miniarket.

Bintang dan baby Kia pun pulang menaiki taksi yang jarak tempuhnya sendiri sedikit jauh dari rumah.

Tapi mata Bintang langsung tertuju pada seseorang yang sedang menutup wajahnya disebuah halte bus sepi sambil menunduk.

Ya, dia Darel. Bintang sangat yakin jika itu adalah Darel.

Sementara itu Bintang memerintahkan supir taksi agar melajukan cepat mobilnya dan segera sampai rumah lalu meletakkan baby Kia dikarenakan baby Kia tertidur akibat kelelahan.

Bintang juga memerintahkan supir taxi agar menunggu dan mengantarkannya ke halte bus tadi dengan kecepatan sedang.

Sesampai disana, dia dapat melihat Darel yang sepertinya baru saja berjalan menjauh tak tau kemana.

"Ini ya pak ongkosnya, makasih" ucap Bintang buru-buru dan langsung pergi mengejar Darel.

"Darel!" Teriak Bintang keras hingga beberapa orang menatapnya heran dan membuat langkah Darel berhenti sejenak.

Bak dalam sebuah action film, Darel memutar tubuhnya pelan dan menatap Bintang yang berada jauh didepannya.

Tanpa menunggu Darel berjalan, Bintang langsung berjalan cepat untuk mendekat tanpa adanya pelukan seperti dalam drama biasanya.

"Maaf soal tadi" ucap Bintang pelan dan menundukkan kepala tidak enak.

Darel tersenyum tipis dan menjawab

"Gapapa, lupain aja. Sekarang kamu angkat dagu kamu dan biacara biasa saja. Orang sepertiku tidak pantas disegani oleh kamu dan lainnya"

Bintang mengangkat dagunya pelan dan langsung melihat Darel yang melaluinya yang ternyata memilih duduk ditempat halte tadi.

"Kok kamu-

"Kenapa masih disini?" Tanya Darel membuat Bintang diam.

"Kamu cuman mau minta maaf masalah tadi kan? Iya udah aku maafin. Sekarang kamu pulang aja, kasian Kia" lanjut Darel memandang sebentar wajah Bintang yang entah menunjukkan ekspresi apa.

"Kamu usir aku? Darel kamu sadar gak sih apa yang kamu omongin? Aku aja ngiranya kamu nyesel karena-

"Aku nyesel Tang! Tapi aku harus gimana? Kamu mau aku berjuang? Berjuang lewat apa? Sedangkan kamu sendiri lebih memilih membuka hati untuk orang lain. Terus kamu mau aku apa? Ngemis ke kamu?" Tanya Darel sedikit marah. Tapi tak lama dia langsung mengusap wajahnya kasar lalu menunduk lagi.

"Sekarang kamu pulang. Hati dan pikiranku lagi kacau. Aku takut omongan dan perbuatan aku melukai kamu lebih" peringat Darel.

Bintang hanya bisa menghela nafasnya dalam.

"Yaudah kalo gitu, aku balik dulu" pamit Bintang kesal dan langsung pergi.

"Agrhrrrrr" teriak Darel kencang dan mengacak rambutnya lalu berdiri memukul kencang tiang halte itu hingga tangannya berdarah. Tak itu juga Darel membenturkan sekali kepalanya hingga pusing mulai melanda.

Tapi dengan tekadnya pun dia tetap memilih pulang dengan berjalan sempoyongan bak orang yang sudah mabuk kepayang.

•••

Kalian pikir Bintang pulang setelah diusir oleh Darel? Tentu tidak, Bintang menunggu sedikit jauh dari Darel dan dia juga sangat terkejut atas tindakan Darel saat memukul dan membenturkan kepalanya pada tiang hingga berdarah.

Begitu pula saat Darel hendak pulang, Bintang mengikuti dan selalu memberi jarak agar tidak ketahuan oleh Darel tentunya.

Bintang termenung saat melihat Darel pulang ke sebuah kost yang dekat dengannya. 

Dia terus memastikan Darel masuk kedalam kamar kost yang terlihat sederhana. 

Setelah memastikan, Bintang langsung kembali ke rumahnya untuk berisitirahat. Besok dia akan mengirimkan Darel makanan untuk sarapan karena dia tau jika Darel sudah tidak memiliki uang lebih.

•••

Keesokannya, Bintang berjalan santai dengan baby Kia yang berdiri disampingnya sambil menunjukkan senyum manisnya membuat semua orang terpana dan menahan kegemasan.

Sesampai di kost, Bintang langsung mengetuk pintu kost tersebut.

"Halo selamat pagi, ada apa ya?" Tanya pemilik kost yang keluar dari kamar milik Darel membuat Bintang heran.

"Loh, ini bukannya kostan Darel?" Tanya Bintang langsung.

"Atas nama siapa? Maaf"

"Darel Bagas Prayoga"

"Ow, maksud kamu Darel? Darel baru saja meninggalkan kost beberapa jam yang lalu" ucap pemilik kost membuat Bintang lagi-lagi mengernyitkan keningnya bingung.

"Maksudnya gimana?" Tanya Bintang cepat.

"Pak Darel sudah keluar dari kost saya nak. Kemarin dia sudah menghubungi saya untuk keluar kost pagi hari karena ada keperluan mendesak" jelas pemilik tersebut membuat Bintang sedikit menurunkan senyumnya tanda kecewa.

"Yaudah makasih ya" jawab Bintang dan sedikit berlari sambil menggendong baby Kia dan menenteng paper bag tadi berharap masih bisa dipertemukan dengan Darel.

Berlari tak tentu arah, mencari sekelilingi sambil membawa beratnya tubuh baby Kia tanpa memperdulikan tatanannya yang sudah acak-acakan, air mata yang mulai menggenang, tali paper bag yang hampir putus dan...

Bruk..

Benar, kini paper bag itu terjatuh dan membuat isi makanan didalamnya bercecer, baby Kia menggerakkan kakinya pertanda ingin turun dan membersihkan paper bag itu. Sedangkan Bintang masih terus diam, tapi tidak dengan pikirannya yang berkecamuk tentang Darel.

'Kenapa kamu pergi Darel?' Batin Bintang menatap lurus jalanan dan trotoar padat akan manusia.

•••

Makin bosen gak sih? Hahaha, maaf yaaa, lama up karena draf lagi nipisss pwollll..

Semoga kalian masih setia nunggu ceritaku yaa. Doain biar cepet ngelarin naskah dan cepet up nya.

JANGAN LUPA VOTE KOMEN!!!!!

SPAM komen>>>

1k komen bisa gak sih :) kalo bisa aku langsung up deh wkwk.

Cmiwiw<3

Imperfect Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang