Happy Reading<3
•••
Sesampai di rumah sakit, Darel langsung menuju ke ruang operasi dikarenakan sang ayah yang telah memberitahukan lewat chatting tadi.
Dia mengernyit bingung saat melihat sang ayah yang tiba-tiba akrab dengan bayi cacat itu. Bukankah ayahnya juga benci dengan bayi cacat itu?.
"Dari mana kamu?" Tanya Andre datar.
Kamilla yang tau jika sang suami dan sang anak dalam metode serius pun, menggendong baby Adzkia dan pergi ke kantin untuk membeli makanan.
"Kenapa?" Tanya Darel balik.
"Kamu apakan Bintang? Kamu tau Bintang sedang apa didalam? BINTANG HARUS OPERASI KEPALA DAREL!! KEPALA BINTANG BOCOR AKIBAT BENTURAN KERAS!! BINTANG JUGA KEGUGURAN!! KALAU KAMU TIDAK MAU TANGGUNG JAWAB, KENAPA DULU KAMU NIKAHIN BINTANG DAREL!?" Bentak Andre dengan nafas yang bergemuruh.
"Ayah tidak pernah mengajarkan kamu bermain wanita, apalagi sampai wanita itu mengandung anak kamu. Jangan kira selama ini ayah tidak tau sifat kamu Darel. Ayah kecewa. Apalagi mama kamu yang di surga" ucap Andre dengan nada yang mulai melemah.
"Ayah juga tau kenapa Bintang tidak memilih pergi dari kamu yang memprilakukan dirinya layaknya hewan. Dia tidak mempunyai biaya yang banyak Darel, ayah juga sering melihat Bintang kerja sambil bawa anak kamu. Dimana kamu Darel? Bahkan saat kamu sakit, Bintang selalu menyempatkan diri untuk menjenguk kamu tanpa masuk kedalam kamar. Tapi apa? Waktu sadarpun, yang kamu temui pertama adalah Farah"
"Ayah peringatkan sama kamu, kalau sampai Bintang dan anak kamu benci dan pergi dari kamu. Jangan pernah marah, itu bukan karena Bintang yang tiba-tiba pergi. Tapi kamu yang mempersilahkan mereka pergi" ucap Andre sambil menepuk bahu Darel yang hanya diam dan pergi mencari sang istri.
Ceklek.
Lamunan Darel buyar begitu saja saat mendengar pintu ruang operasi dibuka.
"Dokter" sapa Darel cepat dan langsung mendekat.
"Iya mas?"
"Bagaimana kondisi Bintang?" Tanya Darel.
"Kalau boleh tau, mas ini siapanya?"
"S-saya... saya temannya" jawab Darel gugup yang hanya diangguki oleh dokter.
"Operasi berjalan lancar, mungkin kita harus menunggu beberapa saat agar pasien sadar dari pingsannya" jelas dokter dan pamit meninggalkan Darel.
Darel mengintip Bintang dari kaca, dia dapat melihat Bintang yang memejamkan mata tenang seakan meluapkan beban hidupnya.
Entah datangnya dari mana, tiba-tiba perasaan Darel gundah, dia jadi memikirkan omongan papanya tadi. Darel memang belum bisa menerima dan mencintai Bintang dan baby Adzkia. Tapi saat diingat-ingat betapa banyaknya kekerasan yang ia berikan kepada keduanya membuat dirinya sadar jika itu kelewatan. Tapi pada dasarnya Darel adalah seorang pria yang datar dan dingin, membuat dirinya susah mengutarakan dan mengeluarkan segala perasaan terpukulnya dulu hingga membuat dirinya menjelma seperti ini.
Pusing memikirkan keadaan Bintang, akhirnya Darel memilih pergi mencari hiburan.
Beberapa menit kemudian Andre, Kamilla, dan baby Adzkia datang sambil membawa kantong makanan yang mereka beli dari kantin.
"Kemana lagi si Darel?" Tanya Andre.
"Mungkin dia didalam mas" jawab Kamilla berusaha menenangkan.
Mereka bertiga masuk kedalam ruangan dan bertepatan dengan Bintang yang meringis pelan.
"Bintang" ucap Kamilla mendekat sambil membawa baby Adzkia di gendongannya.
Perlahan-lahan mata cantik itu mengerjap, berusaha menyamai sinar lampu yang cukup terang.
"Anak?" Tanya Bintang menatap baby Adzkia langsung sambil memegang kepalanya yang masih berdenyut.
Bintang mengernyit bingung saat merasakan adanya banyak kain yang memutari kepalanya.
"K-kepala Bintang, kenapa?" Tanya Bintang lugu.
"K-kamu, kepala kamu baru selesai di operasi sayang" jawab Kamilla gugup.
"Operasi? Operasi apa? Bintang kenapa? Bintang gak sakit apa-apa bu, Bintang cuman pusing, kok sampai di operasi?" Kaget Bintang sampai memberikan banyak pertanyaan.
"Kepala kamu bocor, jadi harus di jahit" jawab Andre tiba-tiba.
Deg.
"B-bocor? Bocor kenapa bu? GAK MUNGKIN BU, KEPALA BINTANG GAK MUNGKIN BOCOR BU!!!! BINTANG GAK SAKIT BU!!! BINTANG GAPAPA BU!! Hiks" teriak Bintang sambil menangis.
Bintang mengambil sebuah kaca kecil diatas meja dan melihat bagian kepalanya.
"R-rambut B-Bintang hiks" gumam Bintang dan menangis lagi.
"Sayangg" sebelum memeluk Bintang, Kamilla memberikan baby Adzkia kepada Andre dan langsung membawa tubuh Bintang kedalam dekapannya.
"B-Bintang kenapa bu? Hikss"
Andre memilih keluar dari kamar dan mengajak baby Adzkia bermain.
"Bintang yang sabar ya, Bintang harus kuat, mama yakin suatu saat nanti Bintang bisa bahagia. Yang penting... saat ini Bintang harus banyak-banyak berdoa dan memohon ampun sama Tuhan. Mama tau kondisi Bintang bagaimana. Mama tau bagaimana Darel memprilakukan kamu di rumah. Mama sendiri kalau jadi Bintang, mama gak akan kuat, mungkin mama sudah pergi dari dulu. Tapi mama yakin, yang Bintang pikirkan bukan Bintang seorang, melainkan anak Bintang yang pastinya membutuhkan figur seorang ayah" jelas Kamilla dan mengelus punggung Bintang yang bergetar hebat.
Kamilla jadi ikut menangis, saat ini saja Bintang hanya tau jika dirinya di operasi, belum lagi Bintang tau jika dirinya keguguran anak kedua.
HALOO...HAI...HAIII...HAIIIIII..
pakabarss??
Gak kerasa hari ini atau kemarin adalah hari pertama liburan 😃 kalian butuh cerita ini disaat liburan gak? Kalau enggak ya gapapa sih hehe...
BTW, jangan panggil Author yaa, panggil FAK aja biar akrab💘💫
Absen dong kalian naik ke kelas berapa >>>>
TIM SAD ENDING 💘 >>>>
TIM HAPPY ENDING 💔 >>>>
TIM GANTUNG DIRI 😃 >>>
aku mau lihat kehebatan kalian semua, 1k vote langsung upload chapter berikutnya, spam vote komen kalo aku kelupaan 😃😏🧚♀️
Cmiwiwww <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Fiksi RemajaBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...