Happy Reading<3
•••
Keesokannya, Darel memegang kepalanya karena merasa sangat pusing. Menatap sekeliling, dia langsung terduduk saat menyadari jika ini bukanlah kamar pribadinya.
Melihat dibalik selimut, Darel melotot kaget saat melihat badannya yang full naked. Dia termenung untuk mengingat seluruhnya. Tapi dia bertambah pusing karena tidak bisa mengingat apa-apa.
Membuka selimut, dan mengambil celana panjangnya, dia segera keluar dari kamar Bintang tanpa menggunakan atasan.
Setelah mandi dan berganti baju, Darel turun kebawah lagi untuk mencari Bintang. Berjalan kearah dapur, Bintang tidak ada. Berjalan kearah halaman rumah, Bintang juga tidak ada. Darel menggeram kesal karena Bintang pergi diam-diam tanpa memberitahu kepadanya.
Dengan segera, Darel mengambil kunci motornya, dan ikut pergi meninggalkan rumah.
Sedangkan ditempat lain. Bintang sedang tertidur sebuah mushallah. Tadi dia memang sudah terbangun untuk melakukan sholat shubuh berjamaah, dan tertidur lagi dengan baby Adzkia yang tidur ditumpukan sajadah agar tidak masuk angin.
Bintang mengerjapkan matanya lelah. Melihat sekitar, ternyata dirinya masih berada di mushola. Bintang jadi teringat aksi Darel yang ingin membunuh baby Adzkia membuat Bintang langsung menatap baby Adzkia dalam. Tiba-tiba air matanya menetes dan langsung membawa baby Adzkia kedalam pelukannya. Membanjiri baby Adzkia dengan kecupan ringan dan mengumamkan beribu maaf, atas kelalaiaannya yang bisa membuat dirinya dan baby Adzkia berbeda dunia.
Baby Adzkia masih tertidur tenang. Bintang langsung menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan langsung menggendong baby Adzkia lagi untuk kembali ke rumah. Dia sangat amat takut jika Darel melukai baby Adzkia lagi. Tapi dia juga tidak membawa uang dan baju saat ini, untuk menyewa sebuah kamar kost demi melindungi dan menjauhkan baby Adzkia dari Darel.
•••
Bintang mengintip diam-diam kearah halaman rumah Darel, memastikan keberadaan motor dan orangnya.
Melihat halaman rumah yang kosong, Bintang langsung masuk dan menuju kamarnya.
Dia melihat kamarnya yang sangat berantakan, bantal sofa yang berserakan, seprei yang sudah lepas dari kasurnya. Bintang menghela nafasnya pelan. Dia meletekkan baby Adzkia di kasur tipis untuk lantai, dan mulai membersihkan seluruh isi kamarnya. Setelah selesai, dia menidurkan baby Adzkia di tengah ranjang dengan melindunginya dengan bantal guling disamping kanan dan kiri, dan langsung mengambil baju ganti untuk mandi terlebih dahulu sambil menyiapkan alat mandi untuk baby Adzkia pastinya.
•••
Hari-hari berlalu, sudah 5 hari Darel tidak pulang ke rumah membuat Bintang heran sendiri. Tapi disamping itu, Bintang juga senang jika Darel tidak pulang, setidaknya, keselamatan baby Adzkia dan dirinya tidak ternacam.
Setelah menyusui baby Adzkia, Bintang berniat untuk menyapu halaman. Dia meletakkan baby Adzkia di sebuah gantungan kasur untuk berjemur, sedangkan Bintang lanjut menyapu halaman rumah.
Brum..brumm...
Suara motor dari kejauhan terdengar, Bintang sedikit menyipitkan matanya untuk melihat. Seketika Bintang melotot kaget saat melihat Darel masuk ke halaman rumah dan memarkirkan motornya di sebelah ayunan kasur milik baby Adzkia.
Bintang langsung menjatuhkan sapunya, dan berlari untuk mengambil baby Adzkia sebelum di ulti oleh papa kandungnya ini.
"D-Darel" gugup Bintang sambil membenarkan letak bedongan milik baby Adzkia.
Darel hanya memutar bola matanya malas, dan masuk ke dalam rumah begitu saja.
•••
5 bulan sudah, kehidupan rumah tangga Bintang dan Darel berjalan layaknya eskalator. Darel yang biasanya marah karena baby Adzkia yang selalu menangis tengah malam. Dan Bintang yang sedikit kesusahan karena harus bekerja sambil menggendong dan merawat baby Adzkia. Jika kalian tanya, bagaimana kehidupan keduanya. Maka jawabannya, Darel tetap kasar dan selalu melakukan hubungan badan dengan Bintang tanpa persetujuan Bintang, membuat Bintang sedih dan berpikir jika dirinya adalah hewan yang selalu dipakai, dan dibuang jika selesai.
Darel? Dia tidak pernah melakukan tugas seorang ayah secuil pun. Untuk apa mereka terus bersama? Karena Bintang yang tidak memiliki rumah dan saudara membuat Bintang harus diam di rumah Darel.
Seperti saat ini. Malam sudah sangat larut. Sedari tadi, baby Adzkia menangis keras karena demam. Bintang juga sudah menyusi baby Adzkia dan mencoba memberikan bubur bayi agar baby Adzkia tenang, tapi nyatanya?.
Oeekk....oek....oek.....
"Anak bunda kenapa sayangg?" Gumam Bintang menimang baby Adzkia dengan wajah sendunya.
Sebenarnya dia sangat ingin memeriksakan baby Adzkia ke dokter, tapi dia juga harus berhemat untuk besok dan kemudian hari. Belum lagi dia membelikan baby Adzkia bubur bayi, belum belanja bulanan, belum juga membeli kebutuhan pribadinya.
Brak!!!
Pintu kamar Bintang di dobrak oleh Darel dengan wajah murkanya.
Bintang memundurkan langkahnya ketakutan.
"LO BISA JADI IBU YANG BENER GAK SIH!? ANAK NANGIS ITU DIEMIN! LO KIRA GUE BESOK GAK KERJA!? UDAH MALEM. NYUSAHIN BANGET PUNYA ANAK! KALO GAK BISA NGERAWAT, MENDING KIRIM AJA KE PANTI!!" Bentak Darel murka. Bintang hanya bisa menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya sambil sedikit menutup telinga baby Adzkia.
"Maaf ya, nanti aku usahain anak aku gak ganggu kamu kok" jawab Bintang menatap mata Darel dengan wajah sendunya.
Darel memalingkan wajahnya saat mata indah itu menatap dirinya dengan banyaknya kesedihan di dalamnya.
•••
Hallo semua!!!!Maaf kalau cerita ini banyak di skip, banyak kurangnya, karena memang cerita ini full mimpi aku. Jangan letakkan harapan lebih, doakan yang terbaik saja.
Bantu vote komen biar makin semangat. Share juga ke temen / ke medsos kalian.
Draf nya lagi nipis bettttt. Jadi ga bisa double up. Maaf yaaa🧚♀️
BTW OPEN PO NOVEL MY PERFECT SUAMI MASIH DIBUKA yaw!!!
tyms<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Teen FictionBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...