Happy Reading<3
•••
"Ap- LOH? KOK DIA BISA DISINI!?" Tanya Andre dengan nada yang tidak suka.
"Udah mas gak usah banyak tanya, sekarang mas gendong Bintang dan bawa ke mobil. Aku bakal gantiin baju Kia dulu. Ayo mas cepeettt!!!" Seru Kamilla panik.
Andre menggendong Bintang dengan bibir yang menggerutu tidak jelas dan dengusan malas.
Setelah Bintang keluar dari kamar. Kamilla langsung mengganti baju baby Adzkia dan membuatkan susu terlebih dahulu untuk nantinya. Dia juga membawa beberapa baju Bintang dan makanan sejenis bubur untuk baby Adzkia.
•••
Sesampainya di rumah sakit, Bintang langsung diletakkan di brankar rumah sakit dan di dorong ke UGD.
Masuk kedalam UGD, Kamilla, baby Adzkia, dan Andre diperintahkan untuk menunggunya diluar.
Baby Adzkia yang merasa sedikit terusik, mulai bergerak gelisah dan menangis. Kamilla dengan sigap memberikan susu formula yang ia buat tadi sambil menimang baby Adzkia agar berhenti menangis.
"Sini duduk dulu" ajak Andre kepada Kamilla yang masih setia berdiri di depan pintu UGD.
Kamilla duduk dengan pikiran yang melayang-layang, memikirkan bagaimana bisa kepala Bintang mengeluarkan darah sebanyak itu.
Ceklek.
Dokter keluar dengan wajah sedihnya.
"Pihak keluarga?" Tanya dokter langsung kepada Andre dan Kamilla.
"Iya, saya ibunya" jawab Kamilla cepat.
"Dari penglihatan yang saya lihat, pasien mengalami kekerasan. Banyaknya luka memar pada sebagian tubuh, pasien sendiri juga mengalami keguguran di usia kandungannya yang rentan"
Deg.
"Keguguran? Bagaimana bisa?" Tanya Kamilla kaget.
"Salah satunya, akibat kekerasan. Dan.. kita juga harus melakukan operasi jahit kepala pasien, tapi demi mempermudah operasi penjahitan, kita harus memangkas habis rambut pasien" imbuh dokter itu lagi membuat kaki Kamilla melemas.
Andre yang melihat istrinya hampir terjatuh, langsung menahan pinggang sang istri dan mengajaknya duduk.
"Operasi akan dilaksankan jika keluarga telah membayar biaya administrasi pasien. Kalau begitu saya permisi" ucap dokter dan pergi meninggalkan Kamilla yang menyandarkan kepalanya di bahu sang suami dan menangis histeris.
Sungguh, dia tidak bisa membayangkan betapa dahsyatnya ujian yang dimiliki Bintang tanpa penyemangat satupun.
Mungkin Bintang juga akan sangat sedih nantinya saat mendengar anak keduanya harus pergi ke pangkuan Tuhan sebelum lahir ke dunia.
•••
Dilain tempat, Darel sedang merenung dan merokok sambil menatap padatnya jalan dari ketinggian rumah.
Sebenarnya tadi Farah mengajaknya untuk berbelanja, tapi dikarenakan malas, akhirnya Darel menolak dan memilih untuk menyendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Novela JuvenilBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...