Happy Reading<3
•••
Sesampai didepan ruangan, Bintang langsung masuk membuat seisi ruangan cukup terkejut.
"Bintang?" Kaget papa mertuanya.
"Ada perlu apa kamu kesini?" Tanya papa mertuanya dengan nada datarnya.
"S-saya, emm, s-saya mau menjenguk Darel pak" jawab Bintang sambil menundukkan kepalanya.
"Huh, kau ini bodoh atau bagaimana? Darel saja tidak sudi menganggap dirimu istri, jadi untuk apa kau repot-repot menjenguknya?" Tanya papa mertuanya sinis.
Bintang menundukkan kepalanya bingung, situasi seperti ini membuat dirinya semakin hancur.
"Saya hanya ingin melihat keadaan Darel pak, tapi kalau bapak tidak berkenan, saya pergi saja" jelas Bintang membalikkan badannya dankeluar dari ruang inap.
"Mas, kamu kok gitu? Dia menantu kamu. Bagaimanapun keadaannya, disini anak kamu yang menghamilinya, setidaknya kamu bisa bersikap baik kepadanya" ucap istrinya sambil mengelus lengan sang suami.
Sebelumnya perkenalkan, Andre Prayoga. Seorang CEO besar yang cukup terkenal, dan notabenya ayah kandung Darel. Dan istri barunya, Kamilla Intan Permatasari, seorang guru biasa yang saat ini menjadi ibu tiri untuk Darel.
"Sayang, aku gak sudi punya menantu seperti dia, apalagi anaknya cacat. Aku gak bisa bayangin betapa banyaknya hujatan yang aku dapat saat para pekerja tinggi mendengarnya" jawab Andre sambil memijat kepalanya. Sedangkan Kamila hanya menghela nafasnya kasihan dengan sang menantu dan cucunya itu.
•••
"Bagaimana kita mencari donor darahnya? Sedangkan stok rumah sakit saja sudah habis. Kita tidak membutuhkan waktu lama" ucap dokter kepada rekan kerjanya yang dapat di dengar oleh Bintang.
"Permisi" para dokter dan suster langsung menoleh saat Bintang memotong ucapannya.
"K-kalau boleh tau, pasien atas nama Darel m-membutuhkan golongan darah apa?" Tanya Bintang.
"Pasien atas nama Darel membutuhkan golongan darah O, tapi stok rumah sakit sedang habis, kita harus segera mencari donor darah sebelum operasi dilakukan" jawab dokter tersebut.
"Saya bersedia untuk donor darah" ucap Bintang langsung membuat para dokter bingung.
"Kamu? Yakin?" Bintang mengangguk.
"Baik, mari ikut saya" ajak suster untuk memeriksa kesehatan Bintang, sedangkan baby Adzkia di titipkan ke dokter sementara.
•••
"Mas, ini gimana? Kita masih belum nemu pendonor darah" ucap Kamila memperingati sang suami yang hanya diam.
"Ya mau gim-
"Permisi" jawaban dari Andre terpotong saat dokter mendekat.
"Kita sudah menemukan pendonor darah, kita bisa melakukannya sekarang karena dokter bagian operasi juga sudah siap" ucap dokter tersebut.
"Kalau boleh tau, siapa dan darimana donor darah itu diperoleh?" Tanya Kamila penasaran.
"Tadi kami dapat sedikit info bahwa seseorang yang mendonorkan darahnya adalah teman pasien" jawab dokter yang hanya diangguki oleh sepasang suami istri ini.
"Tolong bawa pasien ke ruang operasi!" Perintah dokter itu kepada rekannya.
•••
Bintang duduk jauh dari ruangan dimana Darel sedang operasi, dia duduk sambil menimang baby Adzkia yang terlihat mengantuk.
Tadi, Bintang dengan sengaja berkata kepada dokter untuk tidak memberi tahu siapapun tentang siapa pendonor darahnya. Dia tidak mau mertua dan Darel jijik jika menerima darah dari dirinya.
Hampir 4 jam, ruangan operasi itu masih tertutup rapat. Bintang sempat bingung saat tidak melihat mertuanya di depan ruangan.
"Bintang" suara seseorang mengejutkan lamunan Bintang, dia menoleh ke samping mendapati ibu mertuanya yang tersenyum tipis kepadanya.
"Kamu nunggu Darel ya?" Tanya Kamilla.
Jika pada umumnya ibu tiri akan jahat, apalagi kepada menantunya. Tapi tidak bagi Kamilla yang perhatian melebihi anak kandung sendiri.
"Maafin suami saya ya? Mama yakin suatu saat nanti, suami saya dan Darel bisa menerima kamu dengan baik dan menjadikan kamu layaknya ratu" ucap Kamilla.
"Iya bu, Bintang gak punya harapan apa-apa untuk mereka. Bintang hanya ingin mereka menerima anak Bintang apapun keadaannya" jawab Bintang sambil mengelus kepala baby Adzkia.
Bintang selalu menghormati mertuanya, dia memang dengan sengaja memanggil ayah mertuanya dengan sebutan pak, karena perintah Andre tentunya. Dia ingin sekali memanggil ibu mertuanya mama, tapi dia tidak enak dan takut kepada Andre.
"Semangat ya Bintang, kamu harus bisa ambil hati Darel, urusan ayah mertua kamu, itu urusan mama. Kamu harus perbanyak ikhtiar juga" peringat Kamila yang diangguki oleh Bintang.
"M-mama boleh peluk kamu?" Izin Kamilla.
Tanpa diperintah, Bintang langsung menubruk pelan tubuh Kamilla dengan baby Adzkia di tengahnya. Dia menangis tersedu-sedu menguapkan isi hati dan perasaannya.
Tidak ada wanita sekuat Bintang, Naya saja ujiannya tidak sebesar dan seberat ini.
Kamilla hanya bisa mengelus punggung Bintang dan bergumam meminta maaf.
Bintang melepaskan pelukannya dan menatap mata Kamilla dengan tatapan sendunya.
"I-ibu gak perlu minta maaf sama Bintang, ini kesalahan Bintang. Seharusnya Bintang gak minta Darel buat tanggung jawab. Dulu Bintang pikir, kalau Darel bisa tanggung jawab, kehidupan Bintang bisa semakin bahagia, apalagi hadirnya Adzkia diantara kita. Tapi apa? Hahaha" Bintang langsung menelungkupkan wajahnya di lengan. Sebanyak apapun usaha agar dirinya bisa menjelaskan, nyatanya tidak akan pernah bisa. Dia tidak kuat melihat kehidupan belakangnya yang penuh dengan ujian.
•••
HALLO SEMUAAAAAAA
maaf baru update, di part sebelumnya, aku gak nentuin target loh, tapi kalian spam semua :(
BTW aku bakal slow up.. jujur keadaan aku lagi ga enak, lagi di situasi yang banyak masalah dan gak ada habisnya. Tapi aku bakalan berusaha buat selalu update. Makasih.
Aku juga mau tanya, kalian tipe part yang panjangg, tapi 1 minggu sekali up, atau sedang aja tapi 2 kali seminggu? Jawab ya>>>>
SPAM KOMEN KALAU MAU>>>
GAK SABAR MELUK NOVEL MY PERFECT SUAMI💘🧚♀️💫
tysm<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Teen FictionBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...