11

55.2K 4.2K 190
                                    

Happy Reading<3

•••

Waktu demi waktu berlalu. 3 bulan Darel terbaring kaku di brankar rumah sakit dengan banyaknya infus yang menancap di sebagian tubuh.

Bintang setia menunggu di balik pintu tanpa masuk. Selalu datang sebelum dan setelah bekerja dengan baby Adzkia di gendongan nya.

Baby Adzkia sudah berumur 1 tahun, dia sudah mulai berjalan dengan cara memegang tembok dan merangkak.

Walaupun memiliki keterbatasan, itu tak pernah menyurutkan semangat baby Adzkia dan Bintang.

Saat ini, baby Adzkia dan Bintang duduk di depan ruang inap Darel.

Baby Adzkia menggoyangkan badannya gelisah. Dia mengamuk seakan ingin turun dari gendongan Bintang.

"Mau turuuun yaa? Sabar sayangg"

Bintang menurunkan baby Adzkia di lantai, dengan segera baby Adzkia merangkak cepat kearah kamar inap Darel.

"Eh, mau ngapain" kaget Bintang.

"Huwaaaa, hiks" baby Adzkia menangis lagi saat Bintang menggendong dan membawa jauh dirinya dari ruang inap sang ayah.

Entahlah, mungkin itu hanyalah perasaan baby Adzkia, tidak mungkin bukan, jika baby Adzkia tiba-tiba kearah sana tanpa adanya gerakan batin dari dalam diri.

"Shuuuttt, jangan nangis yaa nakk, ini di rumah sakit.. shutttt...shuttt"

"Hiks, p-paaaapaaanaa... hiks" baby Adzkia meracau mengadahkan tangannya ke udara.

Bintang meneteskan air matanya. Mungkin baby Adzkia merindukan dan menginginkan kasih sayang seorang ayah.

"Nanti yaa, nanti ketemu papa kok" ucap Bintang menenangkan sang anak dengan cara mengelus punggungnya.

•••

Keesokan harinya, Bintang mendengar kabar dari mama mertuanya jika Darel sudah sadar tadi malam.

Dengan segera, Bintang membawa rantang makanan dan buah sambil membawa tas untuk keperluan baby Adzkia di pundaknya. Ia sedikit mempercepat langkahnya di loby rumah sakit untuk menemui Darel pastinya.

Saat didepan ruang inap, dia dapat melihat dari pintu kaca, dimana Farah sudah duduk manis disamping Darel, menyuapi Darel makan dengan senyum mengembang.

Bintang melengkungkan bibirnya kecewa. Padahal jika kalian tau, Farah tidak pernah menjenguk Darel sama sekali. Hanya pada saat awal Darel masuk rumah sakit, dan Darel bangun saat ini.

Saat hendak berbalik, suara seseorang menghentikan langkah Bintang.

"Bintang?"

Bintang menoleh mendapati mama mertuanya yang tersenyum dan membuka tangannya seakan ingin memeluk.

Mama mertuanya mendekat dan memeluk tubuh rapuh Bintang, dia mencium kening menantunya dan cucunya sayang.

Mama Kamilla melihat kearah pintu ruang inap Darel dan tersenyum tipis.

"Maaf yaa" ucap mama Kamilla membuat Bintang bertanya-tanya.

"Maaf kenapa bu?" Tanya Bintang tidak enak.

"Harusnya kamu yang jenguk duluan. Eh keduluan sama Farah" jelas mama Kamilla yang hanya di jawab dengan senyum tipis oleh Bintang.

"Gapapa bu. Ini ya, Bintang nitip buat Darel, tapi kalau Darel gak mau makan, ibu bisa makan kok, kalau ibu gak mau, ibu bisa buang" ucap Bintang menyerahkan rantang makanannya.

Percayalah, hati Kamilla tercubit begitu saja saat melihat kebaikan dan ketulusan hati menantunya ini.

"K-kamu

"Bintang gak bisa lama-lama disini bu, Bintang harus kerja. Bintang nitip salam ya buat Darel sama pak Andre. Kalau begitu Bintang pergi dulu. Assalamualaikum" pamit Bintang sambil mencium punggung tangan Kamilla dan pergi.

•••

"Aku kangen banget sama kamu" ucap Farah manja dan memeluk tubuh Darel.

Sedangkan Darel hanya diam tanpa berekspresi apapun.

Ceklek.

Andre dan Kamilla masuk dengan rantang di genggaman nya.

"Farah?" Kaget Andre.

"Om Andre, tante Milla" Farah langsung mendekat kearah kedua orang tua Darel dan bersalaman.

Sebelum mencium punggung tangan Kamilla, Kamilla langsung menarik tangannya dan tersenyum tipis.

Farah menggeram tertahan saat melihat tingkah laku mama tiri dari pacarnya ini.

"Darel udah makan?" Tanya Kamilla mendekat. Kamilla hendak mengelus rambut sang anak, tapi Kamilla langsung melengkungkan bibirnya saat Darel menepis kasar tangannya.

Andre yang melihat itu hanya bisa menghela nafasnya kasar.

"Farah, saya harap, kamu bisa memberikan waktu kami bertiga untuk berbicara" ucap Andre dengan nada3 mengusir.

Farah hanya mengangguk malu dan menghentakkan kakinya kesal. Kenapa seluruh keluarga Darel sangat susah menerima dirinya.

Setelah Farah keluar, Andre langsung berjalan mendekat kearah sang istri dan merangkulnya mesra sambil menatap lekat mata Darel.

"Kamu bisa bertindak seenaknya dengan istri kamu. Tapi kamu harus bisa menghormati mama kamu. Bagaimanapun keadaannya, mama Kamilla adalah mama kamu" jelas Andre yang membuat Darel memutar bola matanya malas.

"Udah gapapa mas, mungkin Darel butuh waktu lagi" ucap Kamilla berusaha mencairkan suasana.

Andre yang mendengar suara halus sang istri langsung memeluknya dan keluar dari kamar.

Darel menatap dirinya dari pantulan HP, dia mengernyitkan keningnya bingung saat tidak melihat Bintang di rumah sakit ini. Biasanya cewek itu selalu cepat tanggap tentang dirinya.

Ah masa bodoh. Untuk apa juga dirinya memikirkan wanita itu.

Dia membuka aplikasi Instagram. Tiba-tiba terdapat salah satu saran pengikut yang membuat dirinya penasaran.

Dia membulatkan matanya kaget saat melihat nama Instagram itu. Saat membuka isi postingannya, dia juga dibuat ingin munta saat melihat banyaknya foto baby Adzkia yang sangat lucu jika kalian yang melihat, tapi tidak dengan Darel.

•••

JUJURLY KENAPA AKU GAK BISA NAHAN DIRI BUAT GAK UP!? KENAPA KEK, NGERASA KASIAN GITUU KALAU NGEGANTUNGIN TERLALU LAMA :) ini keknya gak bakal jadi 2 minggu sekali deh, random aja ya up nya, POKOK UP🧚‍♀️💘💫

Mau double up gak?

Kalo mau, follow instagram @wp_kepomululo 100 followers, aku bakal double up.

Oh ya, part 9 aja bisa nembus seribu (1k) vote, masa part lainnya gak bisa :(

Maaf ya kalau ceritanya sedikittt sksjs, semoga kalian bisa tetap stay nunggu cerita ini sampai end, dan karya lain aku.

Cmiwiww<3

Imperfect Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang