Happy Reading<3
•••
"Kia masuk" potong Bintang dengan nada dan wajah yang datar dan dingin.
"Maksud buna?" Heran Kia memudarkan senyum manisnya.
Darel sontak menajamkan penglihatannya saat dengan gampangnya Bintang memerintah Kia kembali masuk kerumah.
"Bintang-
"Darel tolong pulang, aku gak enak sama warga sekitar, tolong posisikan dan kondisikan siapa dirimu"
"Maksud kam-
Bintang menghiraukan ucapan Darek dan langsung masuk kedalam rumah meninghalkan sisa donat, susu, beserta jajanan milik Bintang diteras.
Darel menatap sejenak pintu rumah yang baru ditutup dengan mata buram akibat genangan air dan langsung berbalik pulang.
Hari ini ia sudah menyempatkan libur bekerja untuk bermain bersama sang anak, tapi kenapa berakhir seperti ini? Bahkan Bintang seperti menolak akan pemberiaanya.
•••
Sampai malam, Kia mogok makan dan berbicara dengan Bintang, dia terlalu kesal dan kecewa kepada Bintang karena menghancurkan kegiatannya dengan sang papa.
Dia menatap jendela rumahnya yang basah. Hujan mengguyur bumi dengan derasnya, beruntungnya Kia ini bisa disebut cewek air karena sangat suka bermain air hingga lupa waktu.
Bintang sendiri hanya bisa menghela nafasnya dalam. Memang jika dijelaskan kepada sang anak pun, Kia tidak akan mengerti kejadian dulu bahkan rasa trauma dan takutnya Bintang saat bersama Darel. Jadi yang ia lakukan hanya bisa pasrah dan berusaha membujuk Kia agar kembali ceria lagi.
"Kia masih belum mau makan?" Tanya Bintang membawa piring berisi nasi goreng dengan tempe yang masih hangat.
Kia mengacuhkan Bintang dengan menggambar astrak sebuah rumah besar, disamping rumah itu juga terdapat keluarga kecil bahagia. Dari sini Bintang sudah bisa menebak makna isi gambar milik Kia.
"Dulu perasaan gak ada tuh yang namanya mogok makan dan bicara sama buna. Adem ayem aja tuh dulu, kok sekarang lain? Yakij buna diginiin terus? Gak inget sama Tuhan dan dosanya?" Pencing Bintang.
Dan benar saja Kia langsung menatap wajah Bintang dengan mata yang berkaca-kaca lalu menangis keras.
"Huwaaa buuuunaaaa!!!!!! B-buna Kia kan cuman mau main cama papaa, lagian Kia juga pinin liat cekolah Kia nanti" ucap Kia sesegukan dengan wajah yang merengut kesal.
"Iya buna tau, buna paham sayang. Hari ini Kia gak boleh main dulu, papa kan harus kerja. Nanti kalau papa gak kerja, papa gak bisa ajak Kia main lagi, emang mau?" Jelas Bintang asal.
Kia menggelengkan kepalanya dan menghapus air mata lalu merentangkan tangannya meminta pelukan hangat dari Bintang.
"Maapin Kia buna" gumam Kia dipelukan Bintang.
"Iya sayangg, buna juga minta maaf kalau melarang Kia tadi untuk pergi" jawab Bintang tulus dan mencium kening sang anak.
"Yaudah sekarang kita makan yuk?" Ajak Bintang menuntun Kia sambil membawa piring tadi agar makan diruang keluarga.
•••
Sekitar 1 minggu ini Darel tidak berkunjung kerumah Bintang. Darel merasa ia harus sukses terlebih dahulu agar lebih muda membahagiakan keduanya.
Kalian pasti banyak bertanya tentang bagaimana bisa Darel jatuh miskin? Karena pada saat setelah Darel kemalingan, ia menggunakan uang tabungannya untuk membeli mobil hingga sisa saldonya tinggal sedikit.
Ia juga menggunakan uang sisa itu untuk menyewa kost-kost an dan memenuhi hariannya, dia juga langsung pergi mencari pekerjaan.
Kehidupan Darel ini tidak luput dari kesedihan dan kesengsaraan. Darel memang memiliki ayah, tapi saat ini ayahnya pergi bersama istri baru dan meninggalkannya. Apalagi istri baru dari ayahnya ini sedang mengandung dari buah cinta ayahnya. Bagaimana ia bisa mengambil hati ayahnya lagi!? Bahkan ayahnya sudah menggaris bawahi jika 80% harta warisan ayahnya jatuh ditangan anak tirinya kelak.
Hahaha, Darel hanya bisa tertawa sumbang dan berusaha lebih keras lagi dan menyadarkan jika ia tidak membutuhkan itu semua. Yang ia butuhkan hanya Bintang dan Kia. Hanya itu!.
"Hayolooo" kaget seseorang yang dikenal dengan nama Fahri sambil menepuk bahu Darel hingga Darel terkejut sebentar.
"Anjin*" desis Darel menatap tajam Fahri yang hanya menyengir lebar.
"Ngelamunin apaan bro?" Tanya Fahri sambil membantu Darel meletakkan piring di rak.
"Gue bingung sama hidup gue yang monokrom ini" jawab Darel sambil tersenyum.
"Monokrom? Bukannya lo bilang anak lo udah bisa kenal sama lo?" Tanya Fahri lagi. Pertemanan mereka memang cukup dekat, Darel sengaja membuka lembar kehidupannya kepada Fahri karena menganggap Fahri adalah orang yang tepat menampung semua keluh kesahnya.
"Gue juga bingung, kemarin sifat Bintang bikin gue makin overthinking lagi"
"Kenapa?"
"Gue dari awal udah merasa kalau Bintang selalu berusaha ngasih jarak buat gue dan Kia, tapi gue juga berusaha nepiin pikiran negatif itu. Tapi kemarin rasanya sakit banget waktu Bintang secara terang-terangan ngasih jarak antara gue sama Kia" jelas Darel memandang kosong ventilasi dapur.
"Dijalani ajaa, disayang dan berusaha lagi biar mereka beneran nerima lo lagi" tanggap Fahri dan menepuk bahu Darel menguatkan.
"Kalau gue nyerah se-
"Kalo lo nyerah sekarang, kenapa lo harus berjuang kemarin? Buat apa Rel? Lo nyerah cuman gara-gara itu aja? Segitu doang kemampuan lo?" Tanya Fahri sedikit meremehkan agar semangat Darel bisa kembali lagi.
"Ok, gue bakal berusaha lagi buat dapetin merek" tegas Darel menatap serius ventilasi tadi.
"Yaudah thanks ya Ri, gue mau lanjut dulu" pamit Darel dan langsung pergi melanjutkan pekerjaannya.
Fahri hanya terkekeh kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sedikit tak tega dengan kehidupan temannya itu.
•••
"Buna, kenapa papa ndak pelnah kecini lagi?" Tanya Kia menatap dalam manik mata Bintang yang sedang memasak.
"Kan papa sibuk bekerja sayang..." jawab Bintang dengan helaan nafas panjang akibat Kia yang sudah satu minggu ini merengek ingin bertemu Darel.
"Tapi kan papa bisa kecini dulu" ucap Kia mempoutkan bibirnya sebal.
"Kia kangen ya sama papa?" Tanya Bintang asal dan tersenyum tipis saat Kia menjawab dengan anggukan antusias.
"Kia cangaaaatttt lindu dengan papa" jawab Kia tiba-tiba mengubah raut wajahnya menjadi sedih.
"Katanya papa cayang cama Kia, kenapa papa ndak peluk Kia!?!??!!?!?" Teriakan beserta rengekan Kia menggema dalam rumah hingga Bintang hanya bisa menutup telinga dan menghela nafas lagi dan lagi.
"Buna ayo antelin Kia ketemu papa""Hah?"
•••
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA.
AYO DONG VOTENYA, AKU JUGA MALES BANGET MAU UP KALO KALIAN PELIT VOTE :)
Spam komen>>>
MAU END DIPART BERAPA?
Doain selalu aku biar dilancarin idenya, dilancarin segala hal. Aamiin...
Aku juga lagi nabung part buat cerita baruu hehe, doain ya
Cmiwi<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Fiksi RemajaBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...