Happy Reading<3
•••
Baru saja menenangkan Bintang, tiba-tiba dokter masuk dan membawa sebuah kendi kecil.
"Ini janin yang sudah tidak bisa kami selamatkan. Semoga mbak Bintang bisa mengikhlaskan kepergian anaknya ya"
Deg.
Jantung Bintang bergemuruh parah saat mendengar janin yang tidak bisa diselamatkan.
"M-maksud dokter?" Tanya Bintang dengan mata yang berkaca-kaca.
"Itu anak Bintang? Anak kandung Bintang? Kenapa? Kenapa anak kandung Bintang meninggal? Bu, anak Bintang gapapa kan? Bilang sama Bintang kalau itu bukan anak Bintang bu" ucap Bintang mengguncang keras lengan Kamilla.
"Ikhlasin ya nak..." jawab Kamilla dan mengelus punggung Bintang.
Bintang semakin tak kuasa menahan tangisnya, di usianya yang masih terbilang mudah, ia sudah diberi kepercayaan beserta dengan ujiannya oleh Tuhan. Kamilla hanya bisa mengelus dan membisikkan kalimat-kalimat penenang dan doa-doa agar Bintang bisa kembali tenang.
Bintang sendiri tidak percaya jika dirinya diberikan amanat lagi oleh Tuhan, tapi kenapa Tuhan menitipkannya sebentar saja?.
"Anak B-Bintang hiks... Bintang hikss... gagal bu, Bintang gak bisa j-jadi bunda yang baik b-buat anak Bintang" ucap Bintang sesegukan.
"Usia janinnya masih sangat kecil yaitu 2 bulan, jadi kami tidak bisa membukusnya dengan kain kafan" ucap dokter dan menyerahkan kendi itu yang diterima Bintang dengan tangan yang sedikit bergemetar.
Bintang menangis histeris sambil menempelkan keningnya pada kendi. Dokter yang sudah tidak tega lagi melihat kondisi Bintang pun memilih keluar.
"A-anak B-Bintang hiks" gumam Bintang menjunjung tinggi kendi sang anak.
Kamilla yang takut jika kendi itu pecah segara menarik pelan tangan Bintang agar menurunkannya.
"Sabar nakk, Istighfar. Gak boleh gini, nanti Tuhan marah" ucap Kamilla berusaha memberi nasihat kepada Bintang.
'Bintang capek Ya Allah, engkau memberikan hamba dengan ujian bertubi-tubi. Bahu dan raga ini tidak sekuat yang engkau lihat, hamba lelah, hamba ingin pulang, tapi kasian anak hamba. Ya Allah, jika memang perceraian adalah hal yang paling engkau benci dan tidak menginginkan semua manusia melakukannya, maka Bintang harus melanggar, Bintang sudah tidak sanggup lagi. Semoga engkau mempermudah dan memaafkan kesalahan hamba' batin Bintang tertawa pedih mengingat banyaknya ujian ataupun masalah yang hadir kepadanya tanpa seorang pendamping.
•••
Darel menghentikan motornya di sebuah taman kota, menatap sekeliling banyaknya anak remaja yang sedang di mabuk asmara.
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung duduk di bangku taman.
Sekelebat bayangan menghantuinya, tentang dirinya yang dengan kasar memperkosa Bintang. Tentang dirinya yang memperlakukan Bintang layaknya hewan. Tentang dirinya yang selalu menutup mata dan telinga tentang kehadiran anak kandungnya.
Darel mengusap wajahnya kasar dan menundukkan wajah sambil menutup wajahnya.
Suara dan nasihat Andre tadi berputar memenuhi otaknya. Seakan dia harus meminta maaf kepada Bintang dan anaknya.
Anak? Hahaha, layak-kah Darel menyebut baby Adzkia seorang anak?.
Bahkan saat baby Adzkia hadir ke dunia pun, Darel tidak menemani dan menyemangati Bintang. Mana lagi harus selalu menggunjing baby Adzkia yang cacat ataupun buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Teen FictionBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...