30

39.3K 2.7K 142
                                    

Happy Reading<3

•••

Lima belas menit lebih Ken dan Kia menunggu dengan helaan nafas akibat kelelahan setelah bermain.

"Papa, napa buna lama ya?" Tanya Kia menatap Ken yang berjongkok dibawah Kia yang duduk manja di ayunan.

"Mungkin tempatnya ramai"

"Tapi Kia ausss!!!" Kesal Kia dan mengayun-ayunkan kakinya.

"Gak boleh gitu, nanti kena ke papa, sekarang mending kita cek kesana aja" usul Kia dan menahan kaki Kia yang diayun-ayunkan tadi.

"Gendong?" Tanya Kia polos dengan binaran mata polos membuat Ken tersenyum lalu menasehatinya.

"Jalan sendiri ya? Papa juga lumayan capek" dan Kia pun mengangguk lalu menuntun Ken menggunakan tangan mungilnya membuat Ken tertawa.

•••

Ken mengernyitkan keningnya heran saat tidak melihat keberadaan Bintang di toko tersebut, yang ada toko itu terlihat sangat sepi.

"Permisi bu, ibu tidak melihat cewek yang seusia saya terus pakai dress selutut, rambutnya dikuncir dan digerai dikit kesini?" Tanya Ken kepada sosok penjual toko.

"Ow itu ada mas, tapi tadi banget, sekarang dia ya udah pulang mungkin" jawab ibu itu membuat Ken lagi-lagi bingung.

Ken langsung berterimakasih kepada ibu tersebut, dan berjalan cepat melihat sekitar taman.

Dia menelpon nomor milik Bintang yang ternyata hanya memanggil membuat Ken semakin frustasi.

"Papa, buna dimana?" Tanya Kia mulai sadar jika sang buna menghilang. Ken berjongkok menatap Kia sekilas yang ternyata matanya sudah mulai berkaca-kaca dengan bibir melengkung kebawah.

"Shuttttt, buna ada kok, tenang yaa...." ucap Ken membawa Kia kedalam dekapannya dan menggendongnya untuk mempercepat waktu saat mencari Bintang.

•••


Di tempat lain...

Bintang meringis sakit dan membuka matanya pelan. Didepan sana, dia dapat melihat sesosok pria yang membelakanginya dengan tangan yang berisi rokok dan pisau.

"Selamat datang Bintang" gumam pria tersebut dan membalikkan badannya.

Deg.

Jantung Bintang berpacu sangat cepat saat melihat Darel sebagai pelaku tersebut.

'Darel' batin Bintang karena mulutnya ditutup kain rapat, kaki dan tangannya ditali kencang membuat ia kesakitan.

"Lama kita tidak berjumpa" ucap Darel dengan kata formalnya dan memutar-mutar pisau itu bak gantungan kunci.

"Dari dulu gue selalu peringatin lo buat balik ke gue bareng anak lo itu. Tapi apa? Lo malah dengan gampangnya dapetin cowok yang lebih dari gue, gue akui gue gak sekaya dan sehebat dia, tapi apa semudah itu buat lo lupain gue?" Tanya Darel dengan wajah yang ia tahan untuk tidak terlalu merendah dihadapan Bintang.

Darel yang merasa jika Bintang ingin menjawab pertanyaan nya pun mulai mendekat dan membuka kain penutup mulut itu. Dan Bintang langsung mengatur nafasnya yang tidak teratur lalu menarik nafasnya panjang.

"Bukankah dari dulu kamu tidak menginginkan aku dan anak ku?" Jawab Bintang membuat Darel terdiam sejenak lalu mengeluarkan tawanya.

"Jadi lo angap semua ucapan itu nyata?" Tanya Darel dan tertawa lagi bak orang kesetanan.

Imperfect Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang