9

56.9K 4.4K 271
                                    

Happy Reading<3

•••

Saat ini sudah tepat pukul 21.00. Kafe sudah mulai di tutup beberapa menit yang lalu.

Setelah berberes, Bintang langsung menggantungkan celemeknya dan pergi untuk mencari baby Adzkia.

Terlihat baby Adzkia yang sedang duduk dan bertumpu pada lututnya. Bintang tertawa kecil melihatnya.

"Hayoo anak bunda lagi apaaa" baby Adzkia yang mendengar suara sang bunda, langsung bertepuk tangan gembira.

"Ndaaa..ndaa..ndaaa" gumam baby Adzkia tanpa melihat.

Bintang mendekat ke arah baby Adzkia dan mencium pipi serta keningnya lama.

"Maaf ya bunda tinggal tadi" ucap Bintang yang hanya di beri senyum oleh baby Adzkia.

"Sekaranggg, kita pulang. Let's go" seru Bintang mengangkat tubuh gembul baby Adzkia ke udara membuat baby Adzkia bersorak.

•••

Di tempat lain, Darel di hajar habis-habisan karena telah melakukan hal tak senonoh dengan pacar orang lain. Meskipun Darel berada di club yang pastinya bebas memilih jalang. Tapi kali ini, Darel sedang tidak beruntung karena memilih seorang wanita yang memiliki pacar. Jadi disini, siapa yang harus disalahkan? Memikirkan itu membuat kepala Darel pusing, belum lagi dirinya masih di pukul oleh cowok di depannya ini.

Banyaknya darah keluar dari hidungnya, Darel berjalan sempoyongan untuk menuju parkiran dan segera pulang.

Membawa motornya dengan kecepatan tak terbatas, hingga....

Tiiinn.......

BRAKKKK.....

Dikarenakan Darel yang masih terpengaruhi alkohol dan pusing karena dihajar, dia tidak bisa melihat jelas jalan di depannya. Hingga menabrak sebuah pohon besar dikarenakan menghindari truk yang berlawanan arah.

Berbondong-bondong orang mulai mendekat untuk membantunya. Ada juga orang yang mulai mencari identitas lengkap Darel dari HP dan dompetnya.

•••

Sedari tadi Bintang tidak bisa tidur. Setelah menyusui baby Adzkia, Bintang berjalan mondar mandir mengkhawatirkan Darel.

Berjalan ke sisi ranjang untuk mengambil HP nya. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul  00.44 yang berarti tengah malam.

Menguap tiada henti, akhirnya Bintang memutuskan untuk tidur memeluk sang anak tanpa menunggu Darel lagi.

•••

Farah berlari ke rumah sakit saat mendapat telepon dari Darel yang  ternyata suara orang lain dan mengatakan bahwa pemilik HP tersebut mengalami kecelakaan.

Bagaimana bisa Farah yang di telepon? Haha, tentu saja, Farah adalah pacarnya, yang tentunya nomornya di sematkan.

Dari kejauhan, Farah dapat melihat banyaknya dokter dan suster serta beberapa warga yang mendorong brankar milik Darel kedalam IGD.

"Pak, bagaimana keadaan pacar saya?" Tanya Farah dengan nafas yang terengah-engah.

"Owww, mbak pacarnya ya? Syukur deh kalau udah datang. Kami semua gak tau mbak keadaan pastinya. Pokok waktu kecelakaan, si mas nya tadi nabrak pohon besar" jelas salah satu warga.

"Yaudah, sebelumnya makasih ya mas-mas dan bapak-bapak yang udah nganterin pacar saya kesini" ucap Farah yang hanya diangguki oleh para warga.

"Kalau begitu, kami pamit dulu mbak" pamit warga dan pergi dari rumah sakit.

•••

Beberapa menit sudah, Farah menunggu di luar ruangan sambil bermain HP nya.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka, dengan segera, Farah berdiri menghadap.

"Keluarganya?" Tanya dokter itu langsung.

"Bukan, saya pacarnya" jawab Farah yang hanya diangguki oleh dokternya.

"Kondisinya cukup parah, pasien mengeluarkan banyak darah, golongan darahnya O, dan di rumah sakit ini sedang kehabisan stok darah O, kita harus segera mencari donor darahnya sebelum jam 10 pagi, karena operasi dilaksanakan jam sekian. Jika tidak, mungkin pasien tidak bisa diselamatkan" jelas dokter membuat kaki Farah melemas.

Bagaimana Farah bisa mendapatkan darah O, sedangkan darahnya saja AB.

Tanpa basa-basi, Farah langsung pergi meninggalkan dokter membuat dokter mengernyikan keningnya bingung.

•••

Sedangkan di kediaman rumah Darel. Bintang sedang memakaikan baju kepada baby Adzkia.

Dia berniat mengajak baby Adzkia control dan mengganti perbannya.

Saat sampai di klinik, dia menepuk keningnya lupa, hari Sabtu begini, pasti klinik desa akan tutup, menghela nafasnya dalam, akhirnya Bintang memilih naik angkot untuk pergi ke rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit, dia membawa baby Adzkia ke UGD. Dan setelah selesai mengganti perban, Bintang keluar dari UGD sambil mengajak baby Adzkia bergurau.

Tiba-tiba datang dari berlawanan arah, dua orang saling berbicara dan membuat tubuh Bintang menegang.

"Kok bisa ya, Darel kecelakaan sampe kek gitu. Mana belum nemu donor darah, ckckck kasian banget" ucap orang tersebut dan berlalu.

Bintang membenarkan gendongan baby Adzkia yang sedikit merosot, dan pergi ke resepsionis.

"Dokter, apa ada pasien atas nama Darel Bagas Prayoga?" Tanya Bintang cepat, seketika jantung Bintang berdetak kencang. Semoga dua orang tadi tidak membicarakan suaminya, berharap hanya kesamaan nama saja. Bintang menggigit bibirnya dalam, semoga dokter di depannya ini mengatakan tidak ada. Please Bintang tidak mau Darel hancur sebelum dekat dengan anaknya.

"Di ruang Edelweiss nomor 4 ya mbak"

Deg.

Tanpa di perintah, air mata Bintang langsung menetes begitu saja.

Tanpa mengucapkan terimakasih, Bintang langsung berjalan cepat ke arah lift. Di dalam lift, air mata Bintang tak kunjung berhenti hingga mengenai kening baby Adzkia.

Baby Adzkia mendongak sambil bergumam pelan, dia dapat merasakan betapa sedihnya sang bunda. Tapi entah kenapa.

•••

HE YA ALLAH😭🙏💘🧚‍♀️ BISA-BISANYA LANGSUNG TUNTAS DALAM HITUNGAN JAM😭😭😭😭😭

seneng dan sedikit sedih karena draft lagi tipis.

bisa yuk setiap part nya 300 vote😃

Gak mau nentuin lagi karena nanti bakal dikejar lagii huhuhuuu.

Pokok besok gak up yaa.. hehehe ganti sekarang aja up nya.

Maaf dan terimakasih🧚‍♀️

FOLLOW DONG AKUN WP AKUUUUU @wp_kepomululo

tysm<3

Imperfect Young PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang