Happy Reading<3
•••
Satu minggu sudah kehidupan ini dilalui bersama. Saat ini Kamilla, Bintang, beserta baby Kia pergi mengunjungi rumah sakit untuk melepas perban mata milik baby Kia.
Begitupun dengan keadaan Darel beserta Farah. Farah dengan liciknya pun pergi meninggalkan rumah Darel tanpa sepengetahuan hingga detik ini pun ia belum kembali.
Darel memeriksa laporan dari tangan kanannya, dimana sebuah foto yang menunjukkan keberadaan Bintang sekeluarga. Dia memang bisa dianggap sebagai laki-laki pengecut. Sampai sekarang pun, Darel benar-benar tidak berani menemui Bintang beserta anaknya yang pastinya tidak membutuhkannya.
Sekarang, baby Adzkia dengan tenang duduk dan memegang erat tangan Kamilla beserta Bintang karena takut.
"Gapapa sayang, nanti kalo perbannya udah lepas, Kia bisa lihat indahnya dunia kok" ucap Bintang mengelus poni baby Kia yang menutupi dahinya.
"Dunia itu indah?" Tanya Kia polos.
"Iya, indahhhh banget" jawab Bintang dengan senyum tipisnya.
'Saking indahnya, bunda jadi dipertemukan sama papa kamu' batin Bintang tersenyum sendu.
"Permisi" ucap suster tiba-tiba.
"Kia udah siap?" Tanya suster tersebut dan tertawa kecil daat melihat gelengan keras dari Kia hingga poninya bergerak bebas.
"No!!! Kia ndak ciap, tapi kata buna, cetelah itunya lepas, Kia bica lihat dunia, bica liat buna, nenek, kakek, papa, cama cemua-cemuanya" seru baby Kia membuat seluruh orang yang berada didalam ruangan tertawa geli.
"Yaudah, Bismillah yaa" ucap suster yang diangguki oleh baby Kia.
Satu perban sudah terlepas, tapi anehnya baby Kia masih memejamkan matanya rapat.
"Loh kok matanya masih ditutup?" Tanya suster itu bingung.
"Bial bica liat kalian dengan cempulna. Kia ndak mau liat cetengah-cetengah" jawab Kia dengan nada cadelnya yang membuat semua menggelengkan kepala dan terkekeh kecil.
"Alhamdulillah selesai" ucap suster tersebut sambil meletakkan bekas perban ke sebuah wadah kecil.
"Kia cudah boleh buka mata?" Tanya Kia sambil memejamkan matanya rapat.
"Iya boleh" jawab suster.
Perlahan-lahan, mata cantik itu terbuka dengan indahnya. Pancaran sebuah kebahagiaan tertera pada titik mata bewarna hazel tersebut.
"Wahhhh, buna cantikkk banett" pekik baby Kia membuat Bintang meneskan matanya terharu. Dengan segera, Bintang langsung menarik tubuh kecil baby Kia agar masuk kedalam pelukannya dan menguhajani ciuman ringan pada rambut sang anak.
"Anak bunaaa" gumam Bintang tertawa hambar dengan tetesan air mata yang mengiringinya.
Karena terlalu sering dipanggil "buna", Bintang jadi ikut terbiasa dan mengikutinya saja.
"Kia bisa lihat wajah buna?" Tanya Bintang sambil menangkup wajah baby Kia dan menghimpit pipi baby Kia yang tembam itu hingga bibir baby Kia mengerucut sebal.
"Ishh, bica buna!!! Kia bica liat wajah buna, wajah sustel, dan wajah nenek" jelas baby Kia dan berusaha melepaskan tangkupan tangan Bintang dari wajahnya.
Kamilla pun ikut tersenyum haru dan langsung mengambil alih tubuh baby Kia untuk dipeluk.
"Masyaallah, Tabarakallah. Akhirnya Kia bisa lihat juga ya nak?" Tanya Kamilla yang diangguki semangat oleh baby Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Young Papa
Novela JuvenilBintang terkejut sesaat, tetapi langsung tersenyum hangat saat melihat Darel pelakunya. Darel dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Bintang sambil sesekali melihat masakan Bintang dan menghirup aroma masakan Bintang yang menggunggah selera. "J...