~"Bang! Jangan lupa besok pulang sekolah. Maaf gue ngga bisa nemenin lagi, ada urusan sama Jaya. Gue bilang sekarang, takut besok gue lupa." Ucap Raina sebelum masuk kedalam kelas.
Dua bersaudara itu berangkat bersama tadi. Dan seperti biasa mereka berangkat paling pagi.
"Oke!" Jawab Reyhan singkat. Ia kemudian melanjutkan langkahnya, dengan hembusan nafas lelah.
"Pagi Rey!" Seseorang yang muncul secara tiba-tiba didepan pintu kelas membuatnya terkejut. Reyhan sampai mundur beberapa langkah. Ia mengelus dadanya yang berdetak kencang. Untung saja Ia tidak punya riwayat penyakit jantung.
Sedang si pelaku malah tertawa terbahak-bahak.
Reyhan hanya bisa tersenyum. Ia tidak mungkin marah pada gadis pujaannya ini.
"Muka lo kalo kaget lucu banget Rey!" Ucap Tasa masih dengan sisa tawanya. Ia mengusap ujung matanya yang mengeluarkan air.
"Lo juga", balas Reyhan. Ia menatap Tasa dalam. Dengan bibir yang tersenyum tulus.
"Ha?" Tasa yang tak mengerti langsung menghentikan tawanya. Ia balas menatap Reyhan dengan penuh tanya.
"Lucu kalo ketawa".
Tasa terpaku. Ia diam seribu bahasa. Tiga kata terakhir Reyhan membuat jantungnya tidak baik-baik saja.
Reyhan semakin melebarkan senyumnya melihat Tasa yang diam tak berkutik dengan rona merah dipipinya.
Reyhan maju beberapa langkah untuk mempertipis jarak keduanya. Ia membalik tubuh Tasa, dan dirangkulnya masuk kedalam kelas.
Karena perbuatan itu lah Tasa sadar dari lamunannya. Begitu Ia sadar, Ia langsung menyikut perut Reyhan yang merangkulnya.
"Akh! Hana!" Reyhan segera melepas rangkulannya. Sikutan Tasa tidak main-main. Itu sungguh sakit.
"Sialan!" Tasa kemudian berjalan cepat kearah bangkunya. Dan menelungkupkan wajahnya disana, menahan malu.
Reyhan tertawa karenanya. Rasa lemas, dan sakitnya hilang seketika hanya karena Tasa salah tingkah. Yang tadinya Ia sangat lelah, kini tidak. Ia sangat bahagia. Hanya karena satu manusia itu.
Tasa Magdelia Hana.
~
"Bekal?" Fendi bertanya. Ia menatap tak suka dua insan yang sedang mengeluarkan kotak bekal nya masing-masing.
"Iya, biar hemat. Ya kan Rey?" Tasa menyenggol pelan tangan Reyhan.
"Iya!" Reyhan tersenyum penuh kemenangan, Ia menatap Fendi yang menatapnya tajam.
Fendi semakin tak suka melihat dua insan itu. Tangannya mengepal dibawah sana.
Haja yang sadar akan suasana panas yang dirasakan Fendi segera mengajaknya untuk keluar kelas. "Yaudah, kita duluan ya!"
"Iya!" Balas Tasa tanpa menoleh kearah keduanya. Ia masih fokus pada kotak bekalnya.
Mata Reyhan tak lepas dari Fendi, sampai cowok itu hilang dibalik pintu. Ia tidak peduli Fendi yang tak suka padanya. Untuk kali ini saja, biar kan Ia egois. Untuk kebahagiaannya yang mungkin tidak akan lama lagi.
"Nanti pulang sekolah jadi bareng?" Tanya Reyhan membuka pembicaraan.
Tasa menelan makanannya dulu sebelum menjawab. "Jadi!" Jawabnya penuh semangat.
Reyhan tersenyum. Karena Tasa yang menjawab dengan antusias.
"Tapi nanti jangan langsung pulang kerumah ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Not
Ficção AdolescenteTidak ada yang mudah didunia ini, semuanya sangat sulit. Jika ingin yang mudah dan menyenangkan, maka kamu harus berjuang dulu. -Sun, Jun 26-22 -6.36 End -Mon, Oct 24-22 -8.10