~"Tada~" Ucap Tasa riang. Ia mengeluarkan satu kotak bekal dari dalam lacinya.
Bel istirahat baru saja berbunyi tadi.
"Lo, ngga kekantin Sa?" Tanya Haja yang sudah berdiri bersiap kekantin.
"Hari ini engga, gue mau makan dikelas aja sama temen sebangku gue", ucap Tasa seraya melirik Reyhan.
Reyhan menggeleng sambil tersenyum. Ia juga mengeluarkan kotak bekal nya.
"Yaudah gue duluan ya!" Ucap Haja, kemudian keluar kelas.
"Nih mau ngga? Ikan salmon. Gue sama pembantu gue yang masak", tawar Tasa dengan menyerahkan kotak bekalnya.
Reyhan melihatnya sejenak. Kemudian Ia mengambil satu potong. "Gue coba ya."
Tasa mengangguk dengan senyuman lebar. Hatinya berdebar, ingin melihat reaksi apa yang diberikan Reyhan. "Enak?"
Reyhan diam sejenak. Ia menatap Tasa lama. Yang semakin membuat hati Tasa was was. Lalu Reyhan mengangguk mengiyakan. Ia kemudian memberi Ibu jari.
Tasa tersenyum senang. Ia dengan cepat menyatukan Ibu jari nya dengan Ibu jari Reyhan.
Reyhan tersenyum gemas. Hanya perbuatan kecil padahal, tapi hatinya sudah sangat senang menerimanya.
"Gue bagi dua ya!" Ucapan Tasa membuyarkan lamunannya. Reyhan mengerjap beberapa kali.
"Iya, terimakasih", Reyhan mendekatkan kotak bekalnya.
Detik berikutnya dua orang itu fokus pada makanannya.
"Hana", panggil Reyhan memecah keheningan. Kini dikelas hanya tinggal mereka berdua.
"Apa?" Jawab Tasa sambil meminum air dalam botol yang Ia bawa.
"Pulang sekolah ada acara?" Reyhan berkata ragu. Ia takut jawaban Tasa tak sesuai ekspetasinya.
Tasa tampak berfikir sebentar. Kemudian Ia menggeleng. "Kenapa?"
Reyhan lega mendengarnya. "Ikut gue mau?"
Tasa mengerutkan alisnya. Ia menatap penuh tanya. "Kemana?"
"Jawab aja, mau ngga?" Reyhan tersenyum misterius.
Tasa diam. Tatapannya menatap, Reyhan penuh selidik. Ingin menebak apa yang Reyhan pikirkan. Tapi sayang, Ia bukan Tuhan ataupun Iblis.
Reyhan memundurkan wajahnya, kala Tasa menatapnya sangat dekat.
"Oke!" Karena penasaran, maka Tasa mengiyakan saja.
~
"Abang!"
Seru seorang gadis dari belakang membuat atensi dua orang itu terarah padanya.
Raina berlari kencang, sampai sulit menghentikannya. Setelah jarak mereka sedikit dekat, Raina segera membentangkan tangannya, dan dibalas dengan Reyhan yang dengan sigap menangkapnya.
"Lo ngapain si Rai?" Reyhan melepaskan pelukan Raina.
"Itu, Jaya", jawab Raina dengan nafas tersengal, akibat berlarian.
"Bang!" Tak lama Jaya menyusul. Ia berhenti di samping Raina dengan tangan yang bertumpu pada lutut.
"Gue menang!" Ucap Raina yang nafasnya mulai stabil.
Reyhan dan Tasa yang memang sudah berada ditempat sejak tadi hanya menyaksikan dua remaja yang setahun lebih muda didepannya.
"Curang!" Adu Jaya. Ia kemudian menegakkan kembali badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Not
Novela JuvenilTidak ada yang mudah didunia ini, semuanya sangat sulit. Jika ingin yang mudah dan menyenangkan, maka kamu harus berjuang dulu. -Sun, Jun 26-22 -6.36 End -Mon, Oct 24-22 -8.10